Baixar aplicativo
53.65% [BL] Hanya 24 Jam Saja / Chapter 22: Menemukan Resa

Capítulo 22: Menemukan Resa

BAB 21. Zhu Zheng 10 Tahun Yang Lalu (3)

______________________________________________

Pada saat kerja kelompok di taman kampus. Zhu Zheng menatap khawatir Resa yang membereskan buku-bukunya, seakan ada sesuatu yang sangat mendesaknya.

Saat Resa berlari sekitar enam langkah dari taman, Zhu Zheng yang terlihat sangat khawatir memanggilnya,

"Resa apa yang terjadi?"

Namun teriakan Zhu Zheng di abaikan oleh Resa.

Zhu Zheng menatap punggung Resa sampai menghilang dari taman. Entah kenapa hati dan pikiran Zhu Zheng ingin mengejar Resa dan menggapai tangannya.

Zhu Zheng merasa tidak ingin membiarkan Resa pergi.

An, "Sepertinya Resa memiliki masalah!"

Lili, "Hmm. Sepertinya."

Hampir memasuki minggu kedua, Resa tidak lagi menampakan wajahnya di kampus.

Dan itu membuat Zhu Zheng semakin khawatir. Rasa khawatir Zhu Zheng sampai membuatnya selalu bermimpi buruk tentang Resa.

Di dalam mimpinya tepat di pasar Lampion, dia melihat Resa tersenyum padanya dan berkata, "Tian, bolehkah aku memegang tanganmu?? Tidak boleh?! Maafkan aku." Resa mengucapkan kata maaf dengan wajah sendu.

Tiba-tiba suasana di pasar Lampion berubah menjadi sebuah tebing tinggi yang sangat curam.

Zhu Zheng menatap punggung belakang Resa yang berdiri di ujung tebing. Suara tangisan terdengar dari arah Resa, tangisan itu sangat memilukan, seperti tangisan putus asa.

Resa membalikan tubuhnya ke arah belakang, dan menatap penuh air mata seseorang yang tengah berdiri di belakangnya.

Resa merentangkan kedua tangannya ke depan dada dan berkata, "Tian, tolong aku." Sehabis mengatakan itu, Resa pun tumbang dan terjatuh ke jurang.

Mimpi itu selalu berulang-ulang bagaikan kaset rusak, sampai membuat Zhu Zheng ketakutan dan tidak berani untuk menutup matanya sendiri.

Saat lima belas hari sebelum pernikahan Zhu Zheng.

Zhu Zheng mengatakan pada para keluarga dan para tetua saat makan malam bahwa dirinya ingin membatalkan pernikahan antara Anita dengannya.

Mendengar ucapan itu membuaat para keluarga dan Anita seketika syok.

Anita, "Zhu Zheng, pernikahan kita tinggal menghitung hari. Bagaimana bisa kamu membatalkannya?!"

"Maafkan aku."

"Tidak Zhu Zheng, pikirkan dulu baik-baik. Jika kamu belum siap menikah tahun ini, kita bisa menundanya tahun depan atau lima tahun depan." Tutur Anita.

Di ruang makan sudah di penuhi dengan keributan.

Kakek, "Tenang dulu. Kita akan membicarakan ini setelah makan malam."

Sehabis makan malam, Keluarga Zhu Zheng dan Anita kini sudah berkumpul di ruang keluarga untuk mebahas perihal ucapan Zhu Zheng di meja makan tadi.

Zhu Yiran, "Berikan alasan yang pas buat ibu. Mengapa kamu ingin membatalkan pernikahanmu?!"

"Aku mencintai teman kelasku... Dan dia seorang pria." Ucap Zhu Zheng tanpa basa basi.

Semua orang yang berada di ruang keluarga tertegun termaksud Anita.

Anita menatap lekat Zhu Zheng, kedua matannya sudah mulai memerah karena mendengar pengakuan pria yang lima belas hari lagi akan menjadi suaminya, pendamping hidupnya.

"Apa pria itu Resa?" Tanya Anita, "Apa dia Resa?" Tanya Anita dengan suara yang semakin meninggi.

"Hmm." Guman Zhu Zheng pelan.

"Bagaimana kamu bisa jatuh cinta dengannya? Apa yang terlihat bagus dari pria itu?! Apa karena wajahnya! Atau karena kamu menyukai masakan buatannya!! Aku juga bisa memasak Zhu Zheng!! Masakan seperti apa, aku akan membuatkannya untukmu sekarang."

"Anita, tenanglah." Kata Ayahnya.

"Anita tidak bisa tenang Ayah." Ucap Anita dengan berlinangan air mata.

Kakek Zhu Zheng, "Bawa pria itu ... Kakek ingin melihatnya."

Anita, "Kakek."

Zhu Zheng menatap kakeknya dan menggeleng kepala, "Zhu Zheng tidak tahu di mana dia! Beberapa minggu ini dia tidak pernah lagi terlihat di kampus, bahkan ponselnya tidak lagi aktif."

Kakek Zhu Zheng menghembuskan napasnya.

Zhu Yiran mengangkat sedikit kacamata miliknya, "Ibu akan melacak keberadaannya. Jadi berhenti membuat wajah menjijikan seperti itu."

Sebenarnya Anita ingin sekali mengamuk, tapi pernikahan ini atas inisiatifnya sendiri, bahkan kedua orangtuannya tidak mengizinkannya menikah muda. Dan kedua orangtua Anita juga tidak bisa melakukan apa-apa, karena mereka sangat tahu bagaimana watak Zhu Zheng dan kakeknya, sangat keras dan tidak terbantagkan.

Ayah Anita juga tahu, bahwa Zhu Zheng tidak mencintai anaknya. Bahkan itu dapat tergambar dengan sangat jelas di mata Zhu Zheng.

.....

Kurang lebih sepuluh tahun kemudian. Ibu Zhu Zheng menikah dengan cinta pertamannya, pria yang sangat tergila-gila padanya sejak mereka duduk di bangku SMA.

Tapi karena perjodohan orangtua, keduannyapun berpisah, dan kemudian bertemu kembali beberapa tahun kemudian dalam ikatan pernikahan.

Zhu Zheng juga tidak keberatan mengenai pernikahan ibunya.

Kebahagiaan terpancar di hati semua orang. Tapi tidak dengan Zhu Zheng. Pria itu berdiri di depan jendela kamarnya sambil menatap bulan yang menjulang indah di langit malam.

"Resa ... Kamu di mana sekarang??"

Zhu Zheng merasa sangat putus asa. Selama sepuluh tahun dia mencari Resa, bahkan menyebarkan semua koneksinya untuk mencari keberadaan Resa, tapi hasilnya tetap saja sama.

Resa tidak di temukan di manapun.

Zhu Zheng bahkan berpikir, bahwa Resa sudah pergi meninggalkannya untuk selamannya.

'Tuhan, temukan aku dengannya, walaupun hanya mayatnya sekalipun.' Ucap Zhu Zheng dalam hati.

Beberapa bulan kemudian, saat Zhu Zheng sedang dalam perjalanan pulang dari kantor. Ibunya tiba-tiba saja mengirim foto seseorang yang terbaring sekarat di rumah sakit.

Ibunya berkata di Chat, 'Apa ini orangnya? Pria ini bernama Resa dan memiliki tanggal lahir yang sama.'

Zhu Zheng menatap pesan masuk yang di berikan ibunya, dan dengan cepat membukannya.

Belum sempat Zhu Zheng membuka pesan dari ibunya. Ibunya kini sudah menelponnya.

Zhu Zheng menekan tombol yang berada di telinga kanannya dan panggilanpun tersambung.

"Halo..."

"Nak, datang ke rumah sakit ZHU sekarang!!" Perintah ibunya tegas.

Zhu Zheng melajukan mobilnya. Yang seharusnya sampai di rumah sakit satu jam kemudian, namun Zhu Zheng hanya menempuhnya dengan waktu kurang dari tiga puluh menit.

Selama ini, keluarga Zhu Zheng belum ada yang pernah melihat bagaimana wajah spesifik Resa.

Saat mereka mencari keberadaan alamat Resa melalui biodatanya di kampus, data yang di miliki Resa tidak terlalu lengkap, bahkan foto yang terpasang di biodata kampuspun tidak terlalu jelas rupa Resa.

Dan pencarian Resa hanya berbekali foto dan biodata Resa yang berada di kampus

.....

Sesampai di rumah sakit dan memarkirkan mobil, Zhu Zheng berlari seperti orang kesetanan menuju pintu masuk. Pintu masuk yang jaraknya hanya beberapa meter saja dari Zhu Zheng, terasa sangat jauh baginya (Zhu Zheng).

Saat memasuki pintu UGD, Zhu Zheng di sambut oleh An, yang terlihat berwajah sendu dan tidak berdaya.

Zhu Zheng memegang bahu An dan berkata, "Di mana Resa!"

An menggeleng kepalanya, dan menunjuk ke arah seorang ibu yang sedang menangis gila di lantai rumah sakit.

(Info : Ibu yang menangis itu adalah ibu Resa).

Jujur saja, melihat situasi seperti itu membuat Zhu Zheng tidak berani untuk maju melihat.

Zhu Zheng maju perlahan ke depan. Jantungnya memompa sangat cepat, kedua tangannya ia kepal dengan sangat erat, rasa ketakutan mengenai mimpi buruknya setiap malam mulai menghantuinya.

Dan setiap langkah yang di ambil Zhu Zheng ke depan, ia selalu mengucapkan dan pertegaskan dalam hatinya bahwa semoga itu bukanlah Resa yang dia cari. Kata-kata itu selalu ia ulangi sampai wajah yang ia kenal terlihat jelas di depan matanya.

Zhu Zheng membeku, kuci motor beserta ponsel yang berada di tangannya terlepas begitu saja.

Pria yang terbaring tidak bernyawa di tempat tidur adalah pria yang ia cari selama sepuluh tahun.

Resa, sudah menutup matanya untuk selamanya.

Zhu Yiran, "Zheng."

Zhu Zheng menyentuh kedua pipi Resa dengan kedua tangannya yang gemetaran.

Pipi Resa terasa sangat dingin di tangan Zhu Zheng yang hangat.

Zhu Zheng ingin mengatakan sesuatu, tapi dirinya tidak sanggup berbicara, pikirannya menjadi kosong, bingung, dan tidak bisa melakukan apa-apa, semuanya menjadi campur aduk.

"Resa..." Panggil Zhu Zheng pelan, "Resa, ini aku Tian." Zhu Zheng mengalihkan pandangannya ke arah Ayah dan Ibunya dan kemudian melihat ke dokter keluarga Zhu yang berada di samping Ayah tirinya.

"dr. Isfan, coba, coba anda lihat dulu Resa...?!" Kata Zhu Zheng sambil memegang kepalanya karena masih merasa bingung. Zhu Zheng mengarahkan pandangannya lagi ke arah Resa dan membelai lembut rambut Resa yang basah karena air danau dan tangannya yang lain di simpan di bawa hidung Resa, untuk memastikan Resa masih bernapas atau tidak, "Kenap... kenapa Resa tidak lagi bernapas?"

Cairan bening mulai turun dari kedua bola matanya, yang awalnya hanya menetes perlahan, kemudian berubah menjadi banjir besar.

Zhu Zheng menangis luar biasa sambil memeluk Resa erat dalam pelukannya, dan memanggil-manggil namanya (Resa). Citra dan kewibawaan yang Zhu Zheng jaga selama ini di depan publik kini telah menghilang sudah.

"AAAAAAAA!!! RESA!! RESA!! RESA!! Jangan pergi!!!"

Zhu Zheng menggila bahkan tidak mau mendengar ucapan siapapun, mendengar kata-kata tenang dari keluarganya hanya membuat dirinya semakin gila.

Andai saja Zhu Zheng bisa meruntuhkan gedung rumah sakit ini dengan tangannya, mungkin sudah ia lakukan hanya untuk melampiaskan amarahnya, kekecewaannya, dan penyesalannya karena mengabaikan Resa, penyesalannya karena tidak bisa menemukan Resa dalam keadaan hidup.

"Aku sangat tidak berguna."

Saat ini Zhu Zheng lebih terlihat seperti seorang predator ganas yang akan menyerang siapapun yang memasuki wilayah dan menyentuh miliknya.

An yang berdiri tidak jauh dari Zhu Zheng bahkan terkejut dengan kepribadian Zhu Zheng saat ini.

Sifat Zhu Zheng yang malas tahu, jarang terlihat marah, dan cenderung pendiam kini berubah drastis.

Di sinilah An menyadari dan menyaksikan, betapa Zhu Zheng benar-benar jatuh cinta pada Resa. Bahkan itu semua bukan hanya sekedar ucapan atau omongkosong belakang. Rasa cinta Zhu Zheng bahkan tidak pernah pudar selama bertahun-tahun.

Jujur saja, An sangat marah pada saat Zhu Zheng membatalkan pernikahannya sepihak dengan Anita, alasannya sangat tidak bisa di percaya, katanya dirinya jatuh cinta pada Resa.

An sangat marah pada saat itu, dan langsung memukul Zhu Zheng.

"Omongkosong. Alasan macam apa itu?!!!" Marah An, "Jika dari awal kamu tidak mencintai Anita, seharusnya kamu tidak memberi harapan padanya... Anita bahkan begitu antusias menantikan pernikahannya denganmu." An menyentuh dahinya dan berkata, "Astaga Zhu Zheng, aku bahkan tidak tau mau berbicara apa lagi sekarang...!!"

.

.

.

Bersambung ...

Selesai pengetikan pada hari–

Kamis, 02 – 07 – 2020

Pulul, 11.17 Wita


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C22
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login