Some people say that he is a young genius, and some people say that he is an arrogant fool. Some people say that he is a playboy, and some people say that he is a peerless man... The 
    film critics love him, the fans are crazy for him, the female stars want to approach him, the theater owners are more like him as God... look at his The list of works, both Oscar-level literary classics and phenomena-level commercial writing, he always leads the trend of the film. 
    A Chinese-American devotee who studied in Harvard West Lake Middle School, wakes up in time and embarks on a glorious thorn road to save his family and pursue his dreams. 
    Ye Wei, a film master is on the rise.

The first warlock was born. Never in history there is a warlock in the world. Standing in spotlight, watch how this warlock lives his life. Never expect his life is dull.

Ilusi yang muncul tersebut berwujud seorang wanita muda yang sangat cantik. Rambut wanita itu terlihat seperti sebuah lautan berwarna hijau zamrud dan sedikit ikal. Rambut tersebut melayang bersama angin, seolah-olah rambut itu memiliki kehidupannya sendiri.
Wanita tersebut memiliki sepasang mata yang terlihat memesona. Selain itu, wajah wanita tersebut juga memiliki sebuah pesona yang halus namun membingungkan di wajahnya. Leylin merasa terkejut karena wanita tersebut memberinya sebuah kesan akrab yang tidak bisa dia pahami.
Kesan akrab yang ditimbulkan itu terutama muncul setelah ilusi tersebut telah terbentuk secara lengkap. Leylin merasakan garis keturunan di dalam pembuluh darahnya mengeluarkan reaksi ketakutan seolah saat itu Leylin sedang bertemu dengan seorang musuh alaminya. Namun, Leylin dapat merasakan sebuah kebaikan yang terdapat di dalam diri wanita tersebut yang membuatnya tergoda untuk menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan wanita tersebut, tanpa mempedulikan resikonya.
"Lamia?" Terdapat penderitaan dan kepahitan yang terdengar di dalam nada suara Leylin tersebut. Dari bagaimana cara Leylin menyebut sosok wanita itu, dia berhasil menebak beberapa hal.
Kesamaan dalam temperamen dan penampilan diantara Lamia dan Snake Dowager sangat terlihat jelas.
Lamia berbagi garis keturunan yang sama dengan Snake Dowager. Dibandingkan dengan Giant Kemoyin Serpent, Lamia memiliki sebuah garis keturunan yang lebih dekat dengan Snake Dowager. Oleh karena itu, pada dasarnya Lamia dan Snake Dowager dapat dianggap saudara kandung yang berhubungan darah.
"Saudaraku! Katakan kepadaku, mengapa kamu ada di sini, apa yang sedang kamu cari?" Lamia yang memiliki rambut berwarna hijau itu bertanya dengan suaranya anehnya yang memesona, dan memaksa Leylin untuk menjawab.
[Peringatan! Peringatan! Ketidakstabilan terdeteksi pada garis keturunan tuan, kemungkinan terjadinya ledakan emosi!] A.I. Chip membunyikan peringatan dan menyadarkan Leylin dari kebingungannya.
Peringatan dari A.I. Chip ini membuat Leylin tidak mau memandang ke arah lawannya itu lagi, terutama ke arah mata Lamia tersebut.
"Kabarnya Lamia kuno memiliki kemampuan untuk memanipulasi segala jenis ular yang dia inginkan. Sepertinya kabar itu memang benar..."
Lamia yang saat ini dihadapi oleh Leylin itu tidak lebih dari sebuah jiwa yang tersisa, namun jiwa itu hampir berhasil mempengaruhi Leylin. Jika Lamia itu memiliki kekuatan Morning Star, Leylin merasa khawatir jika dia mungkin harus tunduk kepada Lamia itu.
"Garis keturunanmu tampaknya sangat murni, dan kamu memiliki kekuatan khusus yang menyelimuti seluruh tubuhmu...." Bayangan Lamia itu menggigit jarinya.
"Siapa kamu sebenarnya?" Leylin berbicara dengan nada yang terdengar dalam.
"Aku pernah menjadi seorang manusia, dan aku memiliki beberapa nama, tetapi aku sudah lupa semua namaku itu..." Bayangan Lamia itu tersenyum, seolah dia sedang menceritakan sebuah kisah yang tidak ada hubungannya dengan dirinya sendiri.
"Apakah kamu adalah jiwa dari Lamia sang Warlock kuno?" Tebak Leylin.
Menurut informasi yang didapatkan oleh Leylin, Organisasi Quicksand pernah memiliki seorang Warlock Lamia. Dan tampaknya setelah melakukan atavisme, Warlock Lamia tersebut berubah menjadi seekor Lamia sejati dengan kekuatan mengerikan yang bahkan tidak mampu ditandingi oleh Magus Radiant Moon biasa.
"Tidak! Warlock Lamia itu sudah benar-benar mati. Aku hanyalah sebuah bayangan yang terbentuk dari potongan ingatan yang tersebar dan berevolusi setelah waktu yang sangat lama...." Sebuah perasaan kesepian bisa dirasakan dari wajah wanita berambut hijau itu.
"Meskipun begitu, karena jiwamu memiliki wujud yang sangat nyata, aku yakin ada sebuah sumber radiasi di dekat sini!" Mata Leylin menyala dan dia mengulurkan tangannya untuk meraih sebuah bantal bulu.
Cakar-cakar besar berwarna hitam muncul dan membelah bulu serta logam yang terdapat di dalam bantal bulu tersebut, memperlihatkan apa yang ada di bawah permukaan bantal tersebut.
Di bawah permukaan bantal tersebut terdapat sebuah lapisan bulu berwarna putih. Ketika lapisan bulu itu disingkirkan, tidak lama kemudian sebuah bau yang menyengat dari gelombang kekuatan garis keturunan tersebut menyebar keluar.
"Kamu bahkan dapat menahan gelombang radiasi dan aura dari garis keturunan!" Leylin seketika itu juga menyimpan bulu-bulu putih tersebut dan kemudian mengamati daerah yang berlubang itu dengan cermat.
Di dalamnya terdapat bagian dari tulang yang telah patah. Tulang itu pasti merupakan sebuah bagian dari makhluk dengan garis keturunan.
Meskipun mungkin usianya belum terlalu tua, namun ancaman dan gelombang energi mengerikan dari tulang tersebut membuat Leylin mendapatkan dorongan untuk berlutut.
"Kamu benar-benar adalah makhluk garis keturunan peringkat 5 tahap dewasa. Meskipun barang ini hanyalah bagian dari tulang yang patah, namun bahkan setelah kematianmu, tulang ini masih mampu memancar energi. Selain itu kamu dapat menciptakan hal seperti itu!'' Leylin menatap ke arah bayangan Lamia berambut hijau tersebut dengan perasaan takjub.
Bagi Blood Vulture, sisa-sisa dari makhluk garis keturunan peringkat 5 merupakan sebuah barang yang sangat berharga bagi mereka. Tidak heran jika para Blood Vulture tersebut telah menjaga barang itu menggunakan di bawah begitu banyak lapisan pelindung, bahkan bertindak berlebihan dengan cara menutupi energi yang dikeluarkan dari barang itu dengan menggunakan bulu.
"Apa yang ingin kamu lakukan di sini, saudaraku?" Tanya bayangan Lamia itu lagi.
Leylin bergumam pelan dan akhirnya menjawab, "Aku ingin mendapatkan sesuatu seperti Rambut Lamia dan barang-barang semacam itu yang bisa digunakan untuk membuat garis keturunanku menjadi lebih cepat dewasa."
"Dibandingkan dengan Rambut Lamia, barang ini akan lebih berguna untukmu!" Wanita ular tersebut tersenyum dan tulang yang patah itu dilemparkan, kemudian mendarat di tangan Leylin.
"Kamu…. Mengapa kamu membantuku?"
Leylin mengetahui bahwa patahan tulang Lamia yang berada di tangannya itu adalah sebuah barang yang sangat hebat ketika dia merasakan kegembiraan luar biasa mendidih di dalam garis keturunannya. Dia bahkan sudah mulai merasakan perubahan pada garis keturunannya.
Namun Leylin tidak segera menerima patahan tulang itu dan justru mengajukan beberapa pertanyaan.
"Aku sudah berada di sini untuk waktu yang terlalu lama... Mungkin dalam beberapa ratus atau bahkan ribuan tahun lagi. Aku tidak akan pernah bisa meninggalkan wilayah radiasi tulang jari yang sudah ditentukan ini... "
Lamia melirik ke arah Leylin, "Apakah kamu tahu bagaimana rasanya?"
Leylin terdiam. Rasa sakit seperti itu memang memiliki kemampuan untuk membuat seorang Magus menjadi gila hingga memilih untuk mencari kematian.
"Jika kamu mengambil tulang jari ini, maka akan terjadi sebuah pengurangan radiasi pada lingkungan ini, dan aku akan berangsur-angsur menghilang..." Bayangan wanita muda itu menjadi terlihat semakin kabur dengan senyum lega yang terlihat di wajah tersebut.
"Tunggu. Bagaimana aku bisa mengatasi belenggu pada garis keturunan Warlock Giant Kemoyin Serpent?
Leylin dengan cepat mengeluarkan pertanyaan itu ketika dia melihat bayangan ilusi dari wanita muda tersebut mulai memudar secara bertahap hingga dinding yang berada di belakang bayangan tersebut bisa dilihat..
"Masalah ini, hanya bisa diselesaikan oleh sang Grand Matriarch....."
Seiring dengan bayangan yang semakin memudar, wanita ular tersebut menjadi terlihat semakin kabur sampai bayangan itu akhirnya menghilang ke udara.
"Grand Matriarch? Snake Dowager?'' Leylin membelai tulang jari yang dia pegang di tangannya itu dengan ekspresi wajah yang terlihat sangat suram.
"Bagaimanapun juga, lebih baik aku segera pergi dengan cepat!"
Leylin dalam waktu singkat telah menyimpan tulang jari dengan baik, memperhatikan keadaan di sekelilingnya dan mengeluarkan Dark Elven Crown.
Kegelapan yang hitam dan tebal telah sepenuhnya menyelimuti tubuh Leylin, dan setelah mendapatkan tambahan dari kekuatan sihirnya. Leylin akhirnya mampu melewati gerbang yang dijaga oleh dua ekor Blood Vulture tersebut tanpa terluka sedikitpun.
Setelah Leylin berhasil mencapai kaki gunung, dia melihat kembali ke arah gunung besar berwarna hitam gunung dan gua-gua yang tak terhitung banyaknya itu dengan ekspresi wajah yang terlihat ragu-ragu.
Tempat ini sebenarnya adalah sebuah harta karun untuk Warlock, tapi tanpa bantuan dari kekuatan tingkat Morning Star, tidak mungkin keseluruhan Blood Vulture bisa ditundukkan.
"Lima menit adalah waktu maksimal yang kumiliki sebelum King Blood Vulture itu kembali dari patroli. Ketika makhluk itu menyadari bahwa tulang jari Lamia itu hilang, aku yakin makhluk itu pasti akan melakukan penyelidikan terhadap masalah ini..."
Leylin mengelus dagunya. Dia telah bersembunyi di dalam sarang itu dalam waktu yang begitu lama, maka rencana cadangan seharusnya lebih dari sekedar kabur dan meninggalkan barang-barang garis keturunan lainnya. Tapi sekarang, barang bernilai paling tinggi sudah ada di tangannya. Sehingga Leylin belum memutuskan apakah dia akan melanjutkan upayanya untuk mengambil barang-barang garis keturunan atau tidak.
Sejak zaman kuno, sudah menjadi hal yang umum bagi seseorang untuk menempatkan dirinya dalam bahaya demi mendapatkan keuntungan pribadi. Tetapi Leylin tidak ingin menjadi salah satu dari mereka.
"Lupakan! Ayo pergi!"
Dengan sedikit perasaan menyesal, Leylin berbalik dan meninggalkan tempat itu.
...
"Hah?! kamu akhirnya keluar."
Dari tempat yang tidak terlalu jauh, sebuah gua bawah tanah sementara sedang dibuka. Seorang Magus perempuan yang sedang melakukan pengejaran berlari sambil membawa sebuah bola kristal di tangannya. Di permukaan bola kristal itu terdapat sebuah lapisan berwarna merah darah yang terlihat menjadi semakin terang.
"Jika kau terus bersembunyi di sarang Blood Vulture itu, maka kemungkinan aku tidak akan bisa menemukanmu. Tapi bagaimana dengan sekarang?"
Magus perempuan itu tersenyum.
Magus perempuan tersebut telah mengejar Leylin sejak tadi dan dia bahkan membuat sebuah benda pelacak dengan menggunakan sebuah jejak energi yang ditinggalkan oleh Leylin. Tapi setelah mencapai tempat ini, Magus perempuan itu menyadari bahwa Leylin telah bersembunyi di sarang para Blood Vulture!
King Blood Vulture merupakan makhluk yang berada di puncak Fase Kristal! Selain itu, di sarang para Blood Vulture tersebut terdapat sebuah kelompok besar dari para Blood Vulture peringkat 3. Jika Magus perempuan itu mengejar Leylin dan membuat sebuah keributan, maka keributan tersebut pasti akan memancing banyak Blood Vulture untuk bergabung dan melakukan pembunuhan dalam keributan itu.
Oleh karena itu, Magus perempuan ini memilih untuk diam dan menunggu. Menurut Magus perempuan ini, Leylin akan datang ke sarang para Blood Vulture tersebut untuk mengumpulkan sumber daya, sehingga kemunculan Leylin tidak lebih dari sekedar masalah waktu. Terlepas dari keberhasilan atau kegagalan, selama Magus perempuan itu bersedia untuk menunggu dengan sabar, maka Leylin pada akhirnya akan meninggalkan sarang para Blood Vulture tersebut dan sebuah kesempatan bagi Magus perempuan itu akan muncul dengan sendirinya.
"Semua berkat kamu, sehingga aku bisa menemukan tempat harta karun ini. Sebagai imbalannya, aku akan memberikan kamu sebuah kematian yang cepat..." Magus perempuan itu mengguncangkan jubahnya dan segera menghilang di bawah tanah.
[Beep! Peringatan! Peringatan! Gelombang medan kekuatan energi tinggi terdeteksi. Jarak 15 kilometer jauhnya. Mendekat dengan cepat!]
A.I. Chip memberikan peringatan mendadak dan membuat Leylin merasa terkejut.
Ini adalah keuntungan memiliki A.I. Chip. A.I Chip tidak hanya membuat Leylin memiliki kemampuan khusus para Magus untuk melakukan pemindaian kesadaran, namun dia juga menggunakan A.I. Chip untuk melakukan eksplorasi, penyelidikan dan memberikan peringatan yang diperlukan.
Selain itu, tingkat penyelidikan yang dapat dilakukan oleh A.I. Chip jauh lebih luas dibandingkan dengan kemampuan Leylin sendiri.
"Memulai pencitraan!" Leylin segera memberikan perintah. Beberapa saat kemudian, sebuah film berwarna merah dikirimkan dan diputar di depan mata Leylin.
Film itu menampilkan sebuah gambar dari sesosok makhluk hidup. Film itu hanya menampilkan suhu panas dan radiasi dari makhluk tersebut tanpa menunjukkan jenis kelamin dari sosok tersebut, namun sosok tersebut mengeluarkan warna-warna yang terlihat cerah di dalam film tersebut. Sosok itu ternyata adalah seorang Magus peringkat 3 yang telah mencapai Fase Kristal.
"Ah, para pengejar itu akhirnya tiba di sini!" Leylin telah mengharapkan hal ini akan terjadi.
*Hoot!* Pada saat ini, dari kejauhan, sebuah suara bernada tinggi terdengar dan mengubah ekspresi wajah Leylin menjadi terlihat pucat pasi.
"King Blood Vulture telah kembali! Jika aku kembali sekarang, maka yang menungguku hanyalah kematian!" Seperti saat ini, Leylin tersenyum masam dan memberikan perintah kepada A.I. Chip, "A.I. Chip! Bersiaplah untuk mengaktifkan semua program!"
[Perintah diterima! Diaktifkan!] A.I. Chip memberikan peringatan tanpa emosi.
*Hoot!* Sesaat setelah King Blood Vulture itu memasuki guanya yang berada di gunung, sebuah teriakan keras terdengar.
Dua Blood Vulture Fase Cair ditancapkan ke atas tanah dengan menggunakan kuku-kuku King Blood Vulture tersebut. Bulu dan darah berceceran di seluruh permukaan tanah. King Blood Vulture itu menggeram, dan membuat kegemparan yang besar di pegunungan Blood Vulture tersebut.
Tapi kegemparan itu belum semuanya.
*Bang! Bang! Bang!* Mengikuti perintah yang diberikan oleh Leylin kepada A.I. Chip, di sebuah sudut rahasia di pegunungan Blood Vultures tersebut, mantra-mantra tersembunyi diaktifkan secara beruntun.
Satu demi satu, pelayan bayangan menampakkan dirinya dalam kecepatan yang sangat luar biasa sehingga mereka muncul tepat di depan sarang para Blood Vulture tersebut. Para pelayan bayangan itu kemudian mengambil banyak barang berharga garis keturunan, dan beberapa dari mereka bahkan berhasil mendapatkan telur-telur raksasa milik para Blood Vulture tersebut sebelum akhirnya mereka semua melarikan diri.
Pada dasarnya, kecuali untuk daerah di sekitar gua King Blood Vulture tersebut, seluruh pegunungan tersebut mendapatkan serangan secara menyeluruh. Setidaknya ada lima puluh mantra semacam itu yang ditempatkan di seluruh titik di pegunungan tersebut!
Bersamaan dengan terdengarnya suara geraman keras yang berasal dari King Blood Vulture tersebut, banyak bayangan kegelapan menembus ke pusat datangnya suara itu dan dalam waktu singkat seluruh pegunungan Blood Vulture ini menjadi sebuah medan kekacauan yang besar.


Apa yang terjadi ketika seorang ilmuwan dari dunia masa depan be-reinkarnasi di Dunia Magic dan Knight?
Seorang Tokoh Utama yang luar biasa - itulah yang terjadi!
Sebuah tujuan dari seorang ilmuwan adalah untuk mengeksplorasi rahasia tentang alam semesta, dan inilah yang dilakukan Leylin ketika dia be-reinkarnasi. Gelap, dingin dan penuh perhitungan, ia memanfaatkan semua sumber dayanya saat ia memulai petualangannya untuk mencapai tujuannya.
Menghadapinya? Aku takkan melakukan itu ... Hmmm ... orang itu kelihatannya terlalu kuat untuk aku lawan sekarang ... Aku lebih baik tetap bersikap sederhana untuk saat ini.
Kamu ingin aku membantumu? Tentu saja ... tapi manfaat apa yang bisa aku dapatkan dari itu? Tidak ada? Bye.
Hmmm ... pria itu sepertinya akan menimbulkan bisa masalah untukku di masa depan. Haruskah aku membiarkan dia pergi untuk saat ini dan membiarkan dia tumbuh menjadi seseorang yang dapat mengancamku... .. Nahhh.. *bunuh*


Gua itu gelap gulita. Namun, ketika Mata Warlock mendekat, ia mulai bergetar. Itu seperti perahu kecil yang berlayar di tengah angin gila dan badai hebat. Mata Warlock tidak bisa menahan kehadiran gelombang sihir yang kuat.
Namun, gelombang sihir itu tidak ada hubungannya dengan Piton Kirmizi.
Setelah bertarung dengan Piton Kirmizi di Kota Bukit Hitam, Lin Li secara alami lebih akrab dengannya. Seperti nyala api, gelombang panas yang dipancarkan oleh Piton Kirmizi akan mengubah apa pun di dekatnya menjadi abu.
Namun, kekuatan yang dipancarkan di dalam gua adalah tekanan besar yang bisa menyebabkan Mata Warlock kehilangan kendali.
Mata Warlock membelok melewati pintu masuk gua. Meskipun gemetar yang tidak biasa tidak lama, hal itu memberitahu Lin Li tentang kematian Piton Kirmizi...
Lin Li tidak bisa merasakan kehadiran Piton Kirmizi di gua. Terlepas dari tekanan yang kuat dan menakutkan, hanya ada keheningan yang mematikan...
Lin Li tidak terkejut dengan itu. Meskipun Piton Kirmizi yang bermutasi bisa mencapai di atas level-20, lagipula itu bukan makhluk Legendaris. Seharusnya ada kekurangan alami dalam kekuatan dan kecerdasannya. Dibandingkan dengan binatang ajaib Legendaris sejati, Energi Tempur Piton Kirmizi setidaknya satu bidang ke belakang.
Jika sudah pernah sebelumnya, perbedaannya tidak akan banyak. Namun, kekuatan gabungan dari 1000 Petualang dari Keluarga Malfa serta 10 Archmage dari kelompok Pedang Hitam di Pegunungan Batu Hitam tidak bisa ditembus. Seekor binatang ajaib Legendaris biasanya akan menyadari kurangnya kekuatan dan melarikan diri dari mereka. Apa bedanya dengan Piton Kirmizi yang bermutasi?
Lin Li tahu bahwa dirinya terlambat...
Tapi, Lin Li tidak menyesal.
Di dunia ini, ada banyak orang dengan kemampuan untuk mengalahkan Piton Kirmizi, namun hanya beberapa Apoteker yang bisa mengenali Lidah Naga. Selama Lidah Naga masih ada di sana, kehilangan kristal sihir Legendaris itu bukan masalah besar.
Bagaimanapun, Lidah Naga adalah motif utama Lin Li untuk datang ke Pegunungan Batu Hitam.
Meskipun Lin Li tidak tampak serius ketika ia menyebutkannya kepada Gerian, itu adalah masalah yang telah Lin Li renungkan sejak ia memenangkan final dan tahu bahwa ia akan dikirim ke Dataran Semilir untuk mengambil alih Serikat Sihir yang belum didirikan.
Pada saat itu, Lin Li sudah punya ide untuk membuat sejumlah Ramuan Rune...
Dataran Semilir tidak memiliki sistem politik tunggal yang mapan. Tidak ada seorang pun—bahkan Dewan Tertinggi, Kuil Kecemerlangan, atau bangsawan Kerajaan Felan—yang bisa mendapatkan kendali penuh atas wilayah itu. Bagaimana mungkin bagi sebuah Serikat Sihir yang tidak memiliki reputasi untuk bertahan di sana dengan mudah?
Meskipun Lin Li memang dihargai di bidang sihir, sudah menjadi Archmage pada usia 20, dan memiliki potensi untuk mencapai kalangan Legendaris dalam waktu 10 tahun, pengaruh Lin Li memiliki batas. Kecuali dirinya sekuat Geresco, Lin Li tidak akan pernah bisa bahkan bermain dengan pasukan seperti Keluarga Malfa dan kelompok Pedang Hitam, yang telah ada selama berabad-abad.
Agar Menara Senja bertahan di Dataran Semilir, satu-satunya cara adalah membuat organisasinya lebih kuat.
Jumlah Penembak Sihir saat ini di Menara Senja tidak akan cukup.
Menara Senja hampir kalah dari 50 orang lebih dari kelompok Pedang Hitam pada pertempuran sebelumnya. Jika Sendros dan Lin Li tidak tiba tepat waktu, konsekuensinya akan mengerikan...
Ramuan Rune adalah solusi terbaik.
Meskipun Ramuan Rune akan menyebabkan keterampilan para Penembak Sihir mandek selama sisa hidup mereka, itu sebenarnya menggoda bagi mereka untuk meningkatkan diri melalui ramuan itu. Lagipula, apa peluang mereka semua untuk mencapai kalangan Archmage dalam kehidupan mereka? Tidak berlebihan, itu adalah fakta bahwa 90% dari Penembak Sihir di dunia tidak akan pernah bisa maju ke kalangan Archmage. Kehilangan kemampuan untuk maju lebih jauh tidak masalah bagi mereka.
Kehidupan Lin Li akan jauh lebih mudah dengan 10 Archmages di Menara Senja, karena mereka akan memiliki kemampuan untuk menghalangi pasukan seperti Bandit Syer. Selanjutnya, dengan berbagai sistem pertahanan sihir yang ada, seperti karangan bunga-ahli sihir Susunan Mematikan, Meriam Kristal, dan Pemecah Langit, hanya untuk menyebutkan beberapa, bahkan tokoh level Legendaris perlu berpikir dua kali sebelum menyerang organisasi tersebut...
Selanjutnya, itu baru permulaan.
Manfaat memiliki 10 Archmage adalah untuk membeli waktu untuk Menara Senja.
Tidak perlu lama—setahun sudah cukup.
Jika tidak ada halangan dari kekuatan eksternal, Lin Li memiliki kepercayaan diri untuk membawa Serikat Sihir ke tempat yang lebih tinggi dalam waktu satu tahun. Jika ia cukup beruntung, mereka akan sekuat Serikat Dagang Glittergold dan kelompok Pedang Hitam!
Waktu adalah satu-satunya faktor yang paling kurang mereka miliki. Selama mereka pertama kali memiliki beberapa bulan yang damai, Lin Li memiliki kepercayaan diri untuk mendapatkan cukup keuntungan dari kemitraannya dengan toki Mawar Emas dan Serikat Dagang Glittergold untuk bisnis peralatan dan farmasi masing-masing. Selain itu, bisnis yang dipercayakan Lin Li kepada Kaman juga akan memastikan aliran uang yang besar untuk Menara Senja...
Dukungan keuangan yang memadai akan memungkinkan laju pengembangan Menara Senja untuk mempercepat seratus kali lipat. Ahli sihir mana yang akan menolak suatu serikat dengan peraturan yang santai, pengetahuan luas dalam sihir untuk diakses, dukungan yang murah hati dalam sumber daya, serta ahli sihir Legendaris seperti Basel sebagai penasihatnya?
Lin Li juga tidak perlu berbuat banyak. Selama ia bisa menarik 20 Archmage, membuat 10 Archmage lagi dengan Ramuan Rune, dan mempekerjakan tujuh hingga delapan orang yang berpotensi melampaui level-15 yang dikirim oleh Basel, ia akan memiliki tim 40 Archmage. Dengan bantuan dari dua ahli sihir Legendaris—Ujfalusi, yang mendapatkan kembali posisinya sebagai Lich, serta Basel, yang tiba di Dataran Semilir—belum lagi Bandit Syer yang tidak penting, pengacau seperti kelompok Pedang Hitam juga tidak akan berani main-main dengan Menara Senja...
Semua ini hanya mungkin terjadi jika ia bisa mendapatkan 10 botol Ramuan Rune. Lidah Naga di gua itu adalah tujuan Lin Li yang sebenarnya.
Pada saat yang sama, pertempuran kedua kekuatan telah berakhir. 10 Archmage dari kelompok Pedang Hitam menjadi unggul, membuat 1000 orang dan para Petualang dibawah Keluarga Malfa tak berdaya.
Setelah kehilangan sekitar 200 Petualang, orang-orang dari Keluarga Malfa mulai mundur.
Tepat ketika Lin Li berpikir pemenang telah muncul, sesuatu yang aneh terjadi di medan perang. Memang benar Keluarga Malfa mundur. Namun, mereka masih beberapa ratus meter dari gua.
"Sial, ada apa sekarang?" Lin Li tersentak setelah melihat 1000 pria berkumpul bersama. Apakah orang-orang ini bercanda? Bagaimana mereka berani berkumpul dalam jarak yang begitu dekat dari musuh mereka? Betapa berbedanya mereka dengan seorang wanita yang memutuskan untuk melakukan strip dance di depan seorang cabul di malam hari?
Lin Li menggosok hidungnya dan menundukkan kepalanya. Ia tidak tahan untuk menyaksikan adegan sesat itu, brutal, dan cabul...
"Hah?" Namun, ia mengangkat kepalanya dengan sangat cepat lagi. Itu karena Lin Li yakin bahwa ia melihat kelompok Pedang Hitam mundur juga.
"Sialan, apakah kamu tidak tahu bagaimana menjadi cabul??" Lin Li berteriak.
Itu bukan kesalahan Lin Li bahwa ia merasa gelisah. Jika itu laki-laki lain, mereka juga akan mengamuk jika film menarik yang mereka harapkan hanya menjadi kisah cinta yang umum.
Bagaimana memutarnya?
Lin Li tidak bisa menahan untuk menyumpahi ketika ia melihat dua kelompok bajingan saling menatap. Sekarang karena kedua tim lawan saling menatap mata dengan penuh semangat, Lin Li tahu ia tidak memiliki kesempatan untuk memanfaatkan keributan untuk menyelinap ke dalam gua...
"Rencanaku hancur..." seru Lin Li dengan kecewa.
Itu tidak akan berhasil jika ia menyelinap ke gua di bawah mata 1000 pria. Bahkan jika Lin Li berubah menjadi lalat, ia akan dihancurkan oleh kelompok bajingan itu.
Haruskah aku mencoba juga? Lin menggosok hidungnya dengan gelisah. Ia berada dalam dilema.
"Kamu bisa memanggil Humerus Wyrm..." kata Sendros.
"Hah?" Lin Li membeku. Kemudian, ia mengangguk, dan mengeluarkan lampu sihir dari sakunya...
Ketika Humerus Wyrm dipanggil, semua orang dari Menara Senja, termasuk Gerian, terperangah. Tubuh pucat dan raksasa, dan kristal naga yang memancarkan cahaya biru dingin mengkonfirmasi bahwa itu adalah binatang yang mengerikan di atas level-20...
Humerus Wyrm adalah keberadaan yang sangat kuat. Menjadi reinkarnasi dari kejahatan dan kematian, kemampuan bertarungnya setara dengan Lich, dan sebanding dengan Ksatria Retribusi. Dengan itu membintangi banyak legenda cerita rakyat Anril, bahkan seorang pria yang berpengetahuan luas seperti Gerian tidak akan pernah menyangka bahwa ia bisa menyaksikan Humerus Wyrm, apalagi bagaimana binatang itu dipanggil.
Selama seseorang bisa memanggil Humerus Wyrm, tidak masalah jika ia seorang ahli sihir atau seorang magang. Secara teori, ia sudah memiliki Energi Tempur level Legendaris...
Lebih jauh lagi, orang itu yang baru saja memanggil Humerus Wyrm bukanlah orang yang lemah. Ia tidak hanya kuat, tetapi juga menakutkan. Itu adalah fakta bahwa Gerian telah melihat orang ini berkembang dari ahli sihir level-8 ke level-19 dalam waktu kurang dari setahun. Itu bukanlah sesuatu yang bisa dicapai kebanyakan ahli sihir dalam durasi hidup mereka. Pikiran itu cukup mengerikan.
Sekarang, orang ini membawa Humerus Wyrm bersamanya...
Melihat makhluk itu setinggi setidaknya 10 meter menyebabkan Gerian kehilangan kata-kata. Untungnya, Gerian sudah terbiasa dengan kejutan seperti itu.
Tidak seperti dirinya, ahli sihir lain dari Menara Senja tercengang. Mereka berdiri terpaku di tanah, dan semuanya linglung, tatapan mereka tertuju pada Humerus Wyrm itu. Jika bukan karena kenyataan bahwa itu adalah hari yang cerah dan terang, mereka akan berpikir bahwa mereka semua dalam mimpi...
"Keberuntunganmu benar-benar hebat..." kata Sendros sambil menatap Humerus Wyrm.
Memang ada cara untuk memanggil Humerus Wyrm melalui Necromagic. Bahkan, setiap Ahli Nujum di kalangan Legendaris akan mampu melakukannya. Namun, hanya satu dari 10 Ahli Nujum yang bersedia membayar harga yang lumayan untuk memanggil Humerus Wyrm. Ia harus menggunakan jumlah besar mana untuk membawa Humerus Wyrm dari dimensi alternatif ke Dunia Anril. Bahkan Sendros tidak akan pernah menerima kehilangan satu level hanya untuk memanggil Humerus Wyrm...
Alasan mengapa Ujfalusi bisa memanggil binatang Kirmizi adalah murni karena kebetulan—ia meninggalkan bekas di api jiwa binatang Kirmizi tersebut. Alasan mengapa Lich di area Parut Maut bisa memanggil Humerus Wyrm adalah karena ia menghubungkan kotak hidupnya dengan kekuatan Gelap Suram untuk memanfaatkan jumlah mana yang tidak terbatas. Kalau tidak, bagaimana mungkin Ahli Nujum lainnya diberkahi dengan kemampuan seperti itu?
Tentu saja, Lin Li memiliki keberuntungan terbaik.
Humerus Wyrm yang disegelnya di lampu sihir datang secara gratis. Terlepas dari kristal ajaib level-15, ia tidak harus kehilangan apapun.
"Apakah ini terlalu berisiko...?" Lin Li bertanya dengan ragu-ragu bahkan setelah ia memanggil Humerus Wyrm. Sejujurnya, jika bukan karena Sendros, ia lebih suka untuk tidak memanggil Humerus Wyrm dalam situasi seperti itu.
Lin Li berpikir bahwa itu sangat berisiko. Ia tahu bahwa Humerus Wyrm akan menjadi salah satu senjata terkuatnya di masa depan dengan Energi Tempur level Legendarisnya. Ia harus bergantung pada Humerus Wyrm untuk melindungi Menara Senja. Jika sesuatu terjadi pada Humerus Wyrm, semua rencananya akan dihancurkan sepenuhnya.
Lin Li tidak akan keberatan jika itu adalah pertempuran biasa. Namun, musuh-musuhnya sekarang adalah dua kekuatan besar—​​Keluarga Malfa dan kelompok Pedang Hitam. Yang Lin Li khawatirkan adalah Archmage level-18 itu. Para Archmage adalah orang yang benar-benar memiliki kemampuan untuk melukai Humerus Wyrm, atau bahkan menghancurkan kristal sihir dan memadamkan api jiwa Humerus Wyrm!
"Yakinlah," kata Sendros kepada Lin Li yang peduli dengan singkat. Setelah itu, ia mengeluarkan kotak halus dari sakunya.
Kotak itu seukuran kepalan tangan, dan tampaknya diukir dari kayu. Kotak itu memiliki desain yang halus, aneh, dan anggun, dan memiliki dua garis karangan bunga-ahli sihir yang diukir dengan tinta pasir biru tua. Tepat ketika Lin Li merasa ragu mengapa kotak itu memiliki karangan bunga-ahli sihir yang bisa menahan mana, pria tua itu menekan tombol pada kotak dengan lembut.
Kemudian, tutupnya terbuka...
"Apa... Apa ini?!" Lin Li berseru saat kotak itu terbuka.
Ada permata hitam yang berada di dalam kotak. Permata itu memancarkan cahaya misterius dan mendalam di bawah matahari sore. Namun, yang mengejutkan Lin Li adalah gelombang sihir yang dipancarkan oleh batu permata hitam itu. Itu adalah aura kematian murni yang dapat menyebabkan orang merusak Humerus Wyrm raksasa...
"Ini adalah permata Jantung Gugur, harta yang bisa membuat semua makhluk Mayat Hidup tergila-gila—termasuk diriku sendiri. Aku hanya pernah melihat enam permata Jantung Gugur sepanjang hidupku sebelumnya. Tiga dari mereka berada di tubuh tiga Raja Mayat Hidup, sementara tiga lainnya berada di Kuil Kegelapan. Hanya Imam Besar yang mempraktekkan Necromagic yang berhak menggunakannya..."
"Apakah permata itu sangat kuat?"
"Itu benar... Untuk makhluk Mayat Hidup, mendapatkan permata Jantung Gugur setara dengan menelan api jiwa dari jutaan makhluk Mayat Hidup lainnya. Permata Jantung Gugur dapat mengubah makhluk Mayat Hidup apa pun..." jelas Sendros. "Tapi, nilai permata Jantung Gugur bukan dalam peningkatan kemampuan, tetapi dalam memberikan makhluk Mayat Hidup kehidupan yang baru..."
"Kamu pasti bercanda!" seru Lin Li. Ia hampir menggigit lidahnya.
Syukurlah, kata-kata itu dari Sendros. Jika Sendros pria lain, Lin Li akan menyerangnya.
"Hehe, bagaimana mungkin sesuatu yang Gugur punya jantung? Kata 'jantung' di sini berarti memiliki kehidupan..."
Lin Li menatap Sendros untuk saat yang baik. Kemudian, ia memutuskan bahwa pria tua itu tampaknya tidak bercanda. "Apa yang akan terjadi jika makhluk Mayat Hidup diberi kehidupan?" tanya Lin Li dengan khawatir saat ia menelan ludahnya.
"Aku hanya bertemu tiga makhluk Mayat Hidup yang memiliki permata Jantung Gugur. Mereka adalah tiga Raja Mayat Hidup di Lembah Bayangan. Kamu mungkin tidak percaya padaku, tapi tiga Raja Mayat Hidup sama baiknya dengan yang hidup. Jika mereka menyembunyikan identitas mereka darimu, kamu tidak akan bisa mengenalinya bahkan dalam jarak dekat..."
"Brengsek..."
"Oh, ya. Aku lupa memberitahumu bahwa kekuatan masing-masing dari tiga Raja Mayat Hidup setidaknya level-25..."
"Itu tidak mungkin..." komentar Lin Li skeptis. "Menurut Tuan Macklin, kemampuan ketiga Raja Mayat Hidup seharusnya berada di level-23..."
"Apakah kamu mengacu pada si Macklin itu dari Serikat Sihir Alanna? Bagaimana ia tahu betapa mengerikannya ketiga Raja Mayat Hidup ketika ia bahkan belum pernah bertemu mereka sebelumnya? 'Level-23' hanyalah prediksi oleh Serikat Sihir Alanna. Aku yakin bahwa tidak lebih dari lima orang di seluruh Anril akan melihat tiga Raja Mayat Hidup..."


Lin Li secara tidak sengaja masuk ke dunia lain saat dia sedang memainkan akun smurf ahli sihirnya yang segala macam skil kerajinannya baru saja dimaksimalkan, dimana dia juga membawa berbagai macam material tingkat-atas. Walaupun karakternya pada dasarnya tidak memiliki kekuatan, apa yang di dapatnya sebagai gantinya adalah talenta sihir yang tidak pernah ada sebelumnya! Dapatkah dia bertahan seorang diri setelah dilemparkan ke dunia lain?

Anyhorr. The game is based on the horrors and nightmares of thousands of players. Players enter the game suddenly, not of their own free will. They can't leave the game. They have no choice. Play or die. Who will be the winner of this game? What's the price of winning? To defeat a monster, you must become a monster...

“Duke Gilbert has already told me in detail about the dangers related to the  astral gate!” Leylin had a smile on his face, but his expression was as  resolute as ever. 

“But if we don’t communicate with other worlds and obtain their unique  knowledge and resources, how can we improve? In the pursuit of knowledge, I’m  willing to do anything!” Magi desired truth more than any other being did. 

Having seen Leylin’s expressions, Robin let out a long sigh, “In that case,  prepare the designated protective gear and memorise the escape spell…” 

Gilbert’s basement laboratory, the core of the region. 

Scribbles of detailed and complex runes and graphics dotted the four walls.  Leylin need only slightly take a glance to discover that there were quite a few  high-level runes he himself had yet to see. 

“High-level air isolation rune! And this flawed rune pattern! It seems like I  have seen this previously in the ancient records of Twilight Zone…” Leylin let  out a gasp of surprise, and at the same time ordered the A.I. Chip to record  all of the runes down. 

At that point in time, a layer of black film appeared atop him. Like a  protective suit, it enveloped his entire body, not leaving the smallest part  uncovered. 

Moreover, after having entered the area, he had experienced at least three 

This biochemical clothing could effectively isolate any pollution that would  be passed on from other worlds through the astral gate. Hence, it was an  essential piece of equipment for experiments on it. 

“Just based on the meticulous preparation, one would be able to tell the  complex and terrifying nature of astral gate experiments…” Leylin sighed once  again. His eyes could not help but once again gaze at the center of the  laboratory. 

At the center, a large area of starlight was giving off bright rays. The  interior seemed to contain something, but Leylin was unable to see clearly  given his current eyesight. 

“That is the physical state of a astral gate. Just opening one would exhaust  my resources greatly, maybe even making me bankrupt…” 

Leylin silently contemplated in his heart. The energy consumption of a astral  gate was just too terrifying. After giving it some thought, he realised that  even he, with his vast funds, could not endure such a thing. It was no wonder  that some Morning Star Magi would become bankrupt after studying astral gates. 

“Quick! Prepare the experiment!” 

Robin had a layer of protective film around his body as well, and was going  about his preparations at a table in the corner. 

In reality, they were still some distance away from the real gate to the Star  Realm. Duke Gilbert was at the center of it all, where a circle of magic runes  was radiating a golden glow. 

The students, including an old man, whose spiritual force had reached the  Crystal Phase, could only wait outside this circle, unable to advance further. 

“The running time of a astral gate is very precious. Currently, it is at its  lowest limit and can only allow the passage of spiritual force coordinate  markers! All of you, come try one by one!” Duke Gilbert’s voice echoed. 

“Leylin, it’s the first time you’re taking part in experiments like these! You  can just observe what I do first!” Robin said from beside him. 

“Yes!” Leylin’s eyes radiated a sparkling blue glow, and he stared at Robin’s  movements attentively. 

Duke Gilbert took out a piece of golden crystal, and threw it towards the  centremost blue flame. 

*Boom!* The golden crystal collided with the blue flames, and instantly a  violent reaction occurred. A large amount of golden light was radiated, which  was immediately absorbed by the blue flames. 

Blue rays of energy extended towards the loops of the spells before finally  arriving before the few rank 3 Warlocks and forming a mercuric mirror that  caved in slightly, one that had at its center a black ripple. 

“This feeling! It’s quite similar to that of the ancient teleportation spell  formation, but it possesses a greater degree of disorder and violence…” Leylin  compared the two in his mind. 

A bright silver ray of spiritual force emerged from Robin’s head, and rapidly  formed a flower bud in the air. Runes were formed on the surface which quickly  went into the mirror. 

“This spacetime positioning experiment is extremely simple. With the repeated  casting of coordinates into astral gates, we might stumble upon a different  world, or it might be picked up by an intelligent being. Generally speaking the  probability is extremely low, and there may not even be a single case of  success within ten thousand tries!” 

“Then isn’t this just trying our luck?” Leylin rolled his eyes in his heart,  and was somewhat speechless. However seeing Robin’s pale face, he knew that  things were not as easy as what he had said. 

“In the past, it was impossible for me to use my spiritual force to sense  movements in the Twilight Zone through teleportation spell formations but now I  have to use my spiritual force to explore the world! The difficulty level is  incomparable! Even though I have already reached rank 3, and have the support  and help of other Magi, I’m afraid the difficulty levels have not decreased  much…” 

*Boom!* Suddenly, an explosion sounded from Robin and he immediately took a  few steps back, face pale. 

“We have failed! My spiritual force coordinate marker met with spatial  dysfunction, and has been completely extinguished!” 

What they were doing now was sending the coordinate marker made from spiritual  force to the astral plane between the various worlds to float in between, and  they could only hope for good luck for the spiritual force to land in another  world. 

But the gaps between the worlds were fraught with dangers. The most  fundamental was that of spatial interference, and there could even be a few  strange beings that specifically stay within this space, who would not only  destroy the spiritual force markers but even follow the markers back upstream,  retaliating by launching an attack on the Magi who had sent out the markers! 

As a result, Duke Gilbert would have to be watching on the side. 

The destruction of the spiritual force marker was a common occurrence. Robin  failed twice after, which caused his face to become as pale as a corpse. 

‘With the amount of spiritual force that he exhausted in this experiment,  Robin will have to rest up for a few days and spend time meditating to recover  completely!’ Leylin thought to himself. 

Like Robin, many other students in the laboratory had failed many times, and  not one of them had successfully found an alternate world. 

But there were still many differences between them. A female Warlock who  possess a Vapour Phase spiritual force managed five attempts before she had to  retreat to a corner to recover. Meanwhile, Robin was at his seventh attempt,  while the white-haired old man, the strongest of the bunch, had made more than  ten attempts. 

“The disparity within rank 3 Warlocks is simply too huge!” Leylin let out a  sigh in his heart after having seen this scenario. 

“Phew! I can’t do this anymore! It’s your turn!” After having failed once  again, Robin’s face was so pale that the blood vessels below were visible. He  immediately retreated, and Leylin took over his position. 

“You must have understood what was happening from your observations before  this, right? It’s very easy, just simple usage of your spiritual force!” Robin  retreated to the side, and swallowed a purple capsule which made him look  better instantly. 

“Alright! Let me do it!” Leylin eagerly walked forward, and large amounts of  bright silver spiritual force were condensed into silvery-white seed-shaped  substance. 

Constructing a coordinate marker from spiritual force only required a simple  usage of spiritual force, and any ordinary rank 1 Magus could do this easily. 

Under Leylin’s control, the silvery-white seed slowly floated beyond him, and  touched the indentation in the mirror. 

*Bloop!* As if falling through a layer of water, the silvery white seed  instantly penetrated the mirror. 

However, instantly, Leylin’s face registered a change. He immediately felt his  connection to the marker weakening. It took a large amount of spiritual force  to maintain the connection. 

Rays of silvery-white spiritual force repeatedly disseminated from his sea of  consciousness, and he managed to maintain a faint connection to the marker. 

‘No wonder only those at rank 3 or above can participate in this experiment!  Just one attempt could drain the life out of most rank 2 Magi!’ Leylin sighed  in his mind. Suddenly, he could feel the spiritual force seed he’d scattered  coming under the control of a frantic tsunami, only able to float and sink with  the waves. He was unable to pick a path to advance. 

‘If it’s like this, everything depends on luck!’ Leylin smiled grimly; if he  could not even control his spiritual force, of what use would anything be? The  only option was to pray that he was lucky.  “Hmmm? Not good!” At this instant, two large air tides collided in the silver  space, wedging his marker in between them. 

Leylin tried to move the marker away, but it was to no avail. He could only  watch as the two air tides collided, giving rise to a huge storm and  extinguishing his seed. 

‘Does this mean that I can only condense these coordinate marking seeds and  try my luck for three times at most in a single session?’ Leylin was rendered  speechless. With the experiment being completely dependent on pure luck, and no  way to increase the success rate, his seniors had a huge advantage when  compared to him. 

It was no wonder that Duke Gilbert had solicited the help of so many students.  The greater the number of attempts made, the greater the hope to succeed.  However, the chances were still low and completely dependent on luck. 

Leylin subconsciously reached for his waist pouch, before quickly withdrawing  his hands. 

The Coin of Destiny could only make predictions about matters beneath the  Morning Star realm. Once the matter involved the crossover of various worlds,  no matter how slight the contact, the coin would be completely destroyed  without being able to make a single prediction. 

Leylin took a glance at Robin, and once again condensed a spiritual force  marker, sending it through the lens. 



Leylin is transported from an advanced technological era into a medieval world— except there’s magic. Equipped with only his quick wits and an A.I. chip fused to his soul, he sets out to become the most powerful magus the world has ever known. In a land divided into the Light and Dark Magi, the weak can either be cattle or disposable slaves. Only the strong can determine their lives, and only they have the luxury for virtue. Yet strength is only a tool for Leylin, like any other. His goal, in the end, is his own.

Translator’s desc:
What happens when a scientist from a futuristic world reincarnates in a World of Magic and Knights?

An awesome MC — that’s what happens!

A scientist’s goal is to explore the secrets of the universe, and this is exactly what Leylin sets out to do when he is reincarnated. Dark, cold and calculating, he makes use of all his resources as he sets off on his adventures to meet his goal.

Face? Who needs that… Hmmm… that guy seems too powerful for me to take on now… I better keep a low profile for now.

You want me to help you? Sure… but what benefit can I get out of it? Nothing? Bye. 

Hmmm… that guy looks like he might cause me problems in the future. Should I let him off for now and let him grow into someone that can threaten me….. Nahhh. *kill*

"Woah!"

"That is… awesome!"

"OMG! This is my first time seeing the Warrior's Toukon!"

"Only you? It's my first time seeing it as well. It's a skill that can be acquired only when a Martial Arts user turns level 350… and we get to see that? A level 350 of the hidden class martial arts is a deadly one and a rare class."

"Hmm…there aren't more than three users with level more than 350 of the martial arts class on the server."

A huge screen in front of the computer room. 

The golden brilliance of the 'Warrior's Toukon' skill filled the big screen. 

The virtual reality students who were watching Ian's battle wowed in excitement. 

"Wow! So Jin noona your control on those crystal balls are no Joke huh."

"Yeah, well, I'm not the exclusive editor for Jinsung senior for nothing."

The students were awed by the series of scenes that they saw. The ranker's movements were being captured very neatly.

So Jin was concentrating so much on the computer that she started to sweat and not hear her surroundings. 

She was moving the mouse like a pro-gamer who never let their hands stay free. 

'Phew, this really still feels a bit raw…'

In the beginning, to film a video while controlling the crystal balls was more difficult than one would think of.

Not too long ago, a company that shot personal videos and photos of individual users was created. 

Of course, it was possible for anyone to just shoot their own content, but it was difficult to use multiple crystal balls at once like So Jin. 

Besides, the one being captured was Ian. 

And when recording the video footage of Ian's battle, editors weren't just going to have one or two concerns because unpredictable things occur constantly. 

They needed a high level of observation and focus. 

The same situation happened today. 

'Uh, what is this now? The Warrior's Toukon skill has been triggered, won't he connect it with some other high-impact skills?'

So Jin constantly edited the videos of Ian so she gained considerable knowledge about Kailan. 

And yet the Warrior's Toukon, one of the most famous skills in the Martial Arts class, was something she wasn't aware of.

In addition, when one wants to shoot the video of Ian, an understanding of the game was fairly necessary. 

So, So Jin had an understanding of the game to the level of a few commentators. 

However, she didn't seem to fully comprehend the situation that was currently happening. 

'The timing was spot-on, why are they staying still?'

So Jin expected a wide-area skill to destroy the Undead, which was why she took the crystal balls high up the sky. 

A wide-area skill that could annihilate all the enemies at once filled the screen. 

However, all the Undead who were affected by the Warrior's Toukon immediately rushed back to avoid getting any more damage. So Jin's prediction of them dying went sideways. 

'What? What are you trying to do?'

So Jin's eyes were scanning the whole battlefield.

It was because a perfect scene could only be captured when one could predict where the crystal balls should go next. 

Suddenly, a familiar system message was heard from the loudspeaker in the computer lab.

[Darkness… will set upon.]


*                 *               *


All the Warlocks, including the hidden classes, had a skill that they could learn once they reach level 300. 

The skill was 'Animate Dead'. 

Of course, if one was a high-level hidden class Warlock like Hoonie, then one could learn it at a faster pace, but most warlocks gain the skill 'Animate Dead' at level 300.

The skill was a special skill that was enough to not divide the 'Warlock' class before reaching level 300. 

It was a skill that could resurrect all units that died in battle. A skill that could reverse the flow of the battle. 

In particular, when a large number of monsters were concentrated like what was currently happening now, the more powerful Animate Dead would be. 

The units who would be revived by Animate Dead would become an Undead within 10 seconds of their death. 

The skill was best used in battles that were happening in a vast area.

'To wipe them all at once… we need to start with Breath and then pour out all our remaining attacks. Once we are out of skills, that's when we will use Animate Dead…'

There was nothing more troublesome than having their enemies survive even after they use all of their high-level skills.

That would've been nothing less than an embarrassing situation. 

However, if one wasn't familiar with the concept of Animate Dead, then one might think like this. 


'Shouldn't Hoonie activate the Animate Dead and pre-empt the bodies?'


However, it wasn't that easy. 

Animate Dead was a high ranked black magic skill that had to be cast from the sidelines. Its casting time decreases as its level got higher. 

The Lich Mage was almost 100 level higher than Hoonie who hadn't reached 400 yet, and it was a difference that couldn't be overcome by good control alone. 

The Undead kept reviving because of that terrible monster called the Lich Mage. 

So in order to win the battle, the first thing they had to do was to get rid of the Lich Mage. 

Otherwise, Ian wouldn't be victorious today.

"Levya, provide Elcarix with a light shield!"

Levya immediately cast the spell as Ian requested. 


"Okay!"

Levya didn't understand why Ian would choose to have her cast that skill.

[Party member 'Levya' used 'Guardian of Light' on familiar 'Elcarix'.]

[The defense of 'Elcarix' has increased by 78% for 60 seconds.]


The Guardian of Light was a low tier buff skill that a Priest class could learn before the level of 100. 

Its coefficient was very high. However, it lasted for only a minute and could only buff just one target. It was a skill that was rarely used.

But in the present situation, the Guardian of Light skill, was the best choice. 

Elcarix's defense would increase tremendously after she used the Dragonic Barrier as well.

The defense buff that was given to Elcarix would be connected to all the party members. 

As soon as the two skills combined, the short duration of the Guardian of Light skill would be extended once the Dragonic Barrier's effects had been triggered.

The single target defense buff 'Guardian of Light' became a wide-area buff due to Ian's amazing skill application. 

Ian issued an order once again, 

"Levya, get ready to cast an offensive skill!"

Again, Levya was confused as to why Ian would ask her to do that. 

"Huh? How about the heal?"

"You won't have to heal for the next 10 minutes."

"…?"

Levya nodded her head even though she was still surprised. 

As soon as Ian was done, Kaka's low voice resonated in the dungeon. 

[Darkness… fall upon us.]

Kwoo-!

A thick black fog began to fill the battlefield. 

System messages appeared in front of Ian's party members at the same time. 

Tring-!



[Slave of the party member Ian, 'Kaka' unique ability 'Dreaming Devil' has been activated.]

[During the shadow control, all the party members' damage is increased by 5% and all incoming dark attribute damage will be reduced by 50%. In addition, all the stealth enemies within the radius will be visible.]

Ian's voice rose once again at the same time. 

"Karceus, Bbookbbook, block their retreat!"

"Okay, master."

"Kay, Bbook."

"The rest, attack the Lich mage with everything you've got!"

Levya once again confirmed the order that Ian gave her awhile ago.

"Do you really want me to switch to a damage dealer position, too?"

Ian nodded without a second thought. 

"Yeah, please do that play, Levya."

Levya nodded giving him an assuring smile.

"Nice. I'll use the magic skills I haven't used for a long time."

Swooah-!

The white wings on Levya's back fluttered and rose high into the sky immediately. 

The same went for Ian's other party members. 

As the orders of Ian fell into place, the battle to frighten the Lich Mage began. 

It wasn't that hard to move to the place where the Lich Mage was. 

The Undead were all in front of them with no place to retreat, so the front of the Lich Mage was wide open. 

The Lich Mage who grasped what was about to happen burst out. 

"You played a furious trick!"

"You pathetic humans!"

"You think you can stand up to us!"

Kuoo-!

The Lich Mages raised their hands and swung their staff. 

Dark spheres quickly moved in the direction of Ian and his party. 

And right behind them in that time, the Undead seemed to have come right behind Ian's party. 

They looked like they were in trouble at first glance, and it seemed like their doomed.

However, Ian didn't panic since everything was going according to his plan.

Ian's loud voice rang through the dungeon. 

"El, Dragonic Barrier!"

"Okay!"

A shield was created around the party. 

A truly invincible shield with insane defense. 


*               *              *


"WOW…"

A short exclamation came out of So Jin's mouth. 

She was controlling the crystal balls in the air for quite some time. 

But for a while, she was under the impression that she no longer had to control the sphere.

Her current angle could see the entire battlefield.

'To think that the Dragonic Barrier and the Dark Control could be used together…'

Ordinary users couldn't see the extent of decisions that the party of Ian made. 

The Dark Control effect that came along with Kaka's 'Dreaming Devil' skill was already known to many, but very few knew about any kind of information about the Dragonic Barrier. 

As a result, the present situation on the battlefield would be perceived as suicide by other users. 

Which was why apart from So Jin, the other viewers with her were bursting out in shock. 

"What? They were doing well, then why did they turn it into something like this?"

"Uh… Jinsung senior is also like this."

"Well, no matter how much one like to take risks, getting themselves buried among the Undead is just... there's no escaping that now…"

"Hmm. Let's watch first. Did you ever see Jinsung senior make a mistake?"

"Even so, this is a bit…"

It didn't take much time for those doubts to turn into amazement.

Ian's party members ran towards the Lich Mages. Even though they were getting attacked, the durability of the shield buff on them didn't go down. 

They were all attacking head-on and totally neglecting defense. 

"Oh, Wow! What is that?"

"That's crazy, dude. What is that shield? How is it still active after being hit? How strong is that shield?"

In the meantime, Semi who was listening to their conversation gulped and opened her mouth,

"It looks like the Dragonic Barrier. I think maybe a unique ability of Elcarix."

"Oh shit… isn't that ridiculous? That is so broken!"

"Not sure. Something else should have been there. There hasn't been such a skill in Kailan so far"

"Well, the first time Breath came out, everyone considered it to be a flawless one."

So Jin who knew exactly what was happening out there smiled. 

Though she wanted to talk to those uneducated lambs, she didn't have the luxury of time. 

Ian was on Pin and was flying in the air. He then leaped onto the Lich Mage.

She now had to take control of the crystal ball and get a close up on one of Ian's battle scene. 

'You're overlapping crazy defenses and reducing the damage… if someone with no knowledge saw this, they would assume you were invincible.'

So Jin felt goosebumps all over her while watching the video. 

While neglecting defense, Ian was going to attack at a very high speed.

The world’s largest scale virtual reality game, ‘Kailan’.

A well-known gamer in the virtual reality game community, Ian.

He reset his lv 93 character to obtain a hidden class… but the class he chose was the most useless class in Kailan, the summoner? On top of that, a call from his professor leads to a mental breakdown! To avoid academic probation, he must level up to the same level as his reset character in two months!

As dusk fell, the sun was going to sink below the horizon. 
A golden light projected on a large house at King's Road, London.

This was a classic British style villa. It was spacious, bright and stylish. The wall was covered with clawed climbers. The roof was covered with beautiful brown tiles. The grass and flowers in the courtyard were neatly cropped. A luxurious Bentley car was quietly stopping outside the garage.

What's a beautiful and peaceful scene!

Except for a weird view, a boy with black hair and an owl remained deadlocked at the balcony. They gazed each other with speechless dismay.

Irwin Mason stared at the owl in front of him with curiosity. Owls were unusual to be seen in the homes of local residents. 

Especially it was not a normal owl. Have you ever seen an owl clutching a yellowish envelope made of thick parchment paper?

Irwin had a feeling that the letter was for him. However, he was not sure how to get it. The owl wanted to get some rewards from him, didn't it?

"Hello!" Irwin greeted and tried to communicate with the owl, although that made him look silly.

"Wo~"

The owl hooted softly and tilted its head. Its brown pupil was full of alertness.

"Don't be nervous. I have no offense!"

Irwin tried his best to make his voice gentle, and he slowly extended his right hand. "Does the letter under your claw belong to me? I think..."

While he was talking to the owl, a loud cry downstairs interrupted him. "My dear, are you ready? We are going to leave!"

It just followed the voice of someone going upstairs.

"Oops, it's my mother. I can't let her see you!"

Irwin could not further communicate with the owl in front of him, 
and he tried to drive it away.

"Wo!" The offended owl tried to hide.

"Sorry, my mother is allergic to birds. She cannot get along with any kinds of birds." Irwin waved and explained in a hurry. "You must leave here now!" "

It seemed to be a rude action to the owl. It finally found that the boy would not give it anything. A second later, it pecked the boy. It waved its wings and flew away, leaving the letter to Irwin's feet.

"Ouch!!"

Irwin shouted and he watched the owl flew out of the balcony like a whirlwind and disappeared.

Before his mother came in, Irwin bowed his head and picked up the envelope. It was written in emerald-green ink: 

Mr. I. Mason

3/F Bedroom,

6 King Road

Little Whinging

Surrey

"The letter, and the owl just now..."
Irwin squinted his eyes and found that those gave him a familiar feeling.

"Irwin, speed up! Your father has already waited for us in the car." A well-dressed middle-aged woman walked in and said in a serious tone. "It will be absolutely rude if we are late when visiting somebody for the first time."

"I know, Mom!"
Irwin had no time to think about what happened just now. He put the envelope into a pocket of his trousers when his mother was not paying attention.

Their family was going to have a party that evening. The guest was his father's business partner. Exactly speaking, his father's construction company was going to purchase a large number of drills from that partner.

For Irwin, he did not need to participate in that kind of dinner party originally, but the guest had a child who was one year older than him and he was also studied at Smeltings Academy.

Irwin was 11 years old. One month later, he would go to Smeltings Academy. His parents thought it was necessary to let him know more about the school life.

"Mom,  haven't you told me what's that senior brother's name?"

Along the road, Evan felt that he had to do something to disperse his attention from the letter. Before he read the letter, he was not sure whether he should tell his parents about the matter.

Maybe it was just a joke. His mother wouldn't worry about that. 

"My dear, I told you last week that he was Dudley." Mrs. Mason replied.

"Dudley Dursleys, I dare say you will become good friends," Mr. Mason added while he was driving.

"Dudley Dursleys, this is really a good name!" Irwin bowed and lost in thought.

In fact, he did know one person also called that name.

If he didn't make any mistake, Dudley Dursleys should be one of the characters in the Harry Potter series in his past life. In the book, Dudley was an overbearing child who was petted from childhood, bringing Harry a miserable childhood.

Irwin had a deep impression of that guy, but it was not a good image.

However, it was only a character in the novel. Although he was reborn in England in the 1990s, there was no evidence that this is Harry Potter's magical world.

"Relax, it should just be the same name."

Irwin tried to persuade himself, but when he thought of seeing the owl just now, he was slightly uneasy.

While his parents were paying no attention, Irwin took out the letter from his trousers. He flipped over it quickly. 

Turning the envelope over, Irwin saw a purple wax
seal bearing a coat of arms; a lion, an eagle, a badger, and a snake surrounding a large letter H.

Irwin's eyes moved open and his hands were trembling. He pulled out the letter and read:

HOGWARTS SCHOOL of WITCHCRAFT and WIZARDRY
Headmaster: ALBUS DUMBLEDORE

(Order of Merlin, First Class, Grand Sorc., Chf. Warlock, Supreme
Mugwump, International Confed. of Wizards)

Dear Mr. Mason,
We are pleased to inform you that you have been accepted at Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry. Please find enclosed a list of all necessary books and equipment. Term begins on September 1. We await your owl by no later than July 31.

Yours sincerely,
Minerva McGonagall,
Deputy Headmistress

Oh, My God!  

That was an admission letter from Hogwarts. He should have thought of that, no one who would use an owl to send letter except that magic school.

"My dear, you look so nervous." Noticing Irwin's unusual, Madame Mason tried to comfort him."I have heard from your father that the Dursleys are very friendly and Dudley is also a courteous person. My son, you will love this new friend."

"Yes, Mom!" Irwin replied subconsciously. "I'm not nervous, I'm just excited."

Over the past eleven years, he was preparing for the future according to the familiar reality world. Someone suddenly told him that he was going to contact with an unfamiliar magic world. Are you kidding

Fortunately, he was really into Harry Potter's film beforelife. Even if he couldn't remember all the events, he still had some superiorities over the other. He was a bit relieved.

The question now was how to explain to his parents.

Also, he would most likely see the famous Harry Potter.

While Irwin was losing in thought, his father slowly stopped the car and said gently, "Dear, we have already arrived 4 Privet Drive."

warlock film

Film master

Film God

Journey of the Warlock

Penyihir kegelapan di dunia magus

Pengrajin Ulung Serbabisa dari Dunia Lain

Any horror Any fall Any winner takes it all

Warlock of the Magus World

Taming Master

Harry Potter and the Secret Treasure

Mixed Novel Haha

People search warlock film also like: