Please dont expect much I will try to get better

INGIN MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE JENJANG YANG LEBIH TINGGI/INGIN MENDAFTAR PEKERJAN NAMUN NILAINYA BURUK/BELUM MEMENUHI STANDAR...
KAMI PUNYA SOLUSINYA 

Hubungi Admin Pelayanan Jasa kami
WhatsApp : 081240132927
WhatsApp  +682-282-981-386
GMAIL  Jasaijazahindonesia@gmail.com

Gue udah mulai berani bertanya soal miras ke Rafa

"Yank loe pernah minum miras ya?" Tanya gue ke Rafa di messenger

Entah kenapa dari situ rasanya hati gue mengatakan kalau jika Rafa bilang iya bakal aku putusin walaupun hanya pacaran 3 hari

"Nggak lah" kata Rafa

"Ah yang bener?" Kata gue

"Beneran gue nggak pernah sekalipun nyobain miras" kata Rafa

"Beneran loh ya. Gue semestinya nggak bakalan suka sama orang yang minum miras" kata gue

"Beneran gue nggak pernah nyoba" kata Rafa

"Yaudah deh gue percaya" kata gue

Keesokan harinya

Hari ini gue bicara sama Tisa dan teman-teman nya

Tissa adalah teman perempuan satu kelas gue yang pacarnya itu playboy.

Gue tau pacar Tisa playboy karena hampir setiap hari Tisa bercerita sama temannya

Tentang pacarnya yang mempermainkan beberapa cewek

Tisa bilang sebenarnya dia marah sama pacarnya kalau dia mempermainkan cewek dan sering putus

Tapi diajak balikan Tisa mau karena Tisa nggak mau kehilangan pacarnya.

Tisa bercerita kepada gue tentang perlakuan pacarnya ke gue dan teman-teman nya

Di situlah gue ingin bantu Tisa tapi gimana caranya.

Dan pada saat itu gue merasa bersyukur karena gue punya Rafa

Walaupun nggak ganteng setidaknya bukan playboy yang mempermainkan cewek

Di rumah

Saat pulang sekolah selesai ganti baju dan makan gue buka laptop

Jaringan Wifi yang biasanya gue pakai trouble

Gue panik karena pasti Rafa bingung kenapa gue di hubungi di messenger nggak bisa.

Tapi di WhatsApp masih aktif

Petang sekitar jam 7 gue terus mencoba tapi Wifi nya nggak nyambung.

Di dalam hati gue marah banget karena nggak bisa chattingan sama Rafa

Pada saat genting nyokap gue datang dan beliin gue Android

"Nih Android biar bisa lihat Google nggak hanya dari laptop" kata nyokap gue

"Wah beneran nih? Makasih banyak" kata gue
"Sekarang maunya WhatsApp nya sendiri atau masih barengan?" Tanya nyokap gue

Nah saat ini kesempatan buat gue biar bisa komunikasi lewat WhatsApp juga

"Sendiri ajalah masa barengan mulu" kata gue

"Nih Android nya udah dikasih WhatsApp" kata nyokap gue

"Makasih" Kata gue

Pada saat itu gue pertama kali langsung buka aplikasi messenger dan nulis kata sandi

Pas banget Rafa chat dari pulang sekolah tadi

"Yank loe dimana?" Kata Rafa di messenger dengan banyak pesan

"Ya maaf tadi kuota ku habis" kata gue dengan bohong

"Yaelah panik gue" kata Rafa

Rafa emang nggak punya WhatsApp karena mungkin malas download aja

Rafa cuma punya facebook messenger dan Instagram

Tiba-tiba Rafa spam chat ke gue "yank" ada banyak banget

Gue cuma jawab "kenapa?"

Ada pesan lagi "jangan di jawab pesan ini"

Ada spam chat lagi "yank"

Ada lagi "Facebook gue yang ini nggak aman jangan di balas.

Facebook gue di sadap Bara sama Fadi teman gila. Pakai facebook gue yang satunya aja"

Rafa bikin Facebook baru lagi dengan poto profilnya gue lalu minta pertemanan ke Facebook gue

Langsung gue chat Facebook baru Rafa di messenger

"Jangan pakai poto profil gue dong. Ntar dikira nya gue pemilik Facebook nya" Kata gue

"Yaudah deh" kata Rafa

Rafa mengganti poto profilnya yang sebelumnya foto gue menjadi fotonya Rafa Bara dan Fadi

Fadi dan Bara chat di messenger gue dari sadapan facebook Rafa tapi cuma gue baca dan nggak gue balas

"Udah aman kalau chat dari Facebook lama gue" kata Rafa

Gue udah mulai chattingan sama Rafa di messenger facebook nya yang lama

Gue udah punya WhatsApp sendiri sekarang

Gue minta save ke nomor teman-teman gue yang punya WhatsApp

Gue minta save ke WhatsApp Zalora

Zalora langsung save nomor gue dan ternyata Zalora sudah tahu kalau gue udah jadian sama Rafa

Apa reaksi Zalora?

/maaf bila ada kesalahan kata-kata🙏😇/

iis subaningsih seorang gadis yang di awal masa lalunya tidak mengerti apa itu suka? Dan apa itu teman tapi mesra? Apa arti cinta? Dan menurutnya kisah cinta hanya ada di film drama. 

iis berteman dengan Hiro yang membuat dia merasakan kenyamanan yang sangat bahagia. Tapi iis tidak mengerti apa itu teman tapi mesra dan suka

Akankah iis dapat mengerti apa itu cinta? 
Dan akankah Hiro adalah cinta pertamanya?

It is 4weeks in a new session and there has been no one to rub my back for me when it aches, no one to cuddle with me when there is cold…

I knew I should have treated Kemi better. But, I didn't want a relationship with her naw. All I wanted was to have fun filled times nothing more, nothing less. Since it has become very boring, I think its high time I called my friend to let us hangout at "heaven's palace". Heaven's palace was a bar I rarely go. But the way I have been living, has become boring. I need a spice, a treat, a hangout, something to pass away time, something to kill the boredom. So I dialed Japheth's number to lets hang out at heaven's palace. We got to heaven's palace at around 8pm. While we sat at a darkened corner. The bartender noticed us as we came in the bar and attended to us. She left her stand and walked directly to us.

"What would you guys like to have? Wow. It's even a girl. Her tallness is fitted like the iroko tree, I mean that, her curves structured like the figure of eight. A bright and magnificent princess like her. I kept looking at her when Japheth ordered for some Trophy and Origins'. 

"But wait o Japheth this girl confirm o"

"Funky, u go carry golo laslas ni. Shey you know say this na bar girl, na anyone dey carry em upanddown o."

"and who says I don ready marriage. Oga ade forget! Na to flex jor. U no dey see as the girl carry for ynash ni. See her basketball dey bounce like Michael Jordan dey play. You no see how her thighs get flesh like wrapper wey dey wrap birthday presentation. See her divine bress wey carry milk wey dey flow from the river of peak. Omo me go collect number o."  It was not long she brought our drinks and returned immediately. We kept drinking and eating some pepper soup alongside until 10pm, when we beckon on her for payment. She walked down to us and I engaged her in a little chat.

"hello, how are you…" I said stretching out 4k to her, we had already drank and ate something of 3,500k

"I am fine" 

"I have noticed you for a while now, can I have your number?"

"sure!" she stretched her hand forward and I placed my phone on her palm.

            The following morning I chatted her up and she made me understand her work schedule. We had planned for her to visit me, she made me understand she works in shifts and it is always in the night. She was going to visit me the next weekend and thinking about her visitation alone makes me feel intoxicated. Like it been long I have shakushaku na. 

Eventually here we are in the following week. Melissa had already landed like an aero plane in my room. We had log on to each other's website for the whole day. It felt good and awesome. At least now, I have someone to shakushaku anytime I like. Not long after Melissa had gone, we both started chatting and I asked her when we would meet again. 

"See.. funky, you can never have that chance with me again"  I became very surprised that she could say that. I mean, I thought we had fun right?

"babe, sup, why this sudden reaction?"

"is it because I did not tell you your sex was wack?" wait! I am not understanding again. Me! Me! Funky!!! Asin how come? I did frog, doggy, toad and even crocodile. How come my best is wack?

"babe, I promise to improve next time, when can we see?"

"see… Funky! I had met and had fun with more men than you can imagine I can boldly tell you that your sex was wack and I cant just do this with you anymore." She blocked me right away from whatsapp and even blacklisted my number. Me! WACK! Issorite! I will teach you a lesson! We must have a rematch!

	Four weeks gone and I haven't even device a method to make Melissa come back. I tried to deceive her through Japheth but, the stupid guy wouldn't play along. So, I am left with my thought. Either way, the fact that I don't know how to have a rematch with Melissa doesn't stop me from gathering intelligence on how to make her salute my sex life.I mean, she cannot be pointing hands at me to her friends that I no fit do ham well. She cannot ridicule me and make me a topic among her friends we must have rematch. I had gone on to the internet to download various porn series. I had even browsed on home remedies to make sex last longer. Now, I know the kind of fruit to take more often. I know the kind of exercise to do. Ah ah! Melissa don die! Even though you swim in the waters of immoralities, you have seen the depth of the ocean and you know how a tilapia fish can eat a shark. I am just like David and you are a Goliath, I will sure defeat you. But how will I make her come again? I kept racking my brain like a poor network in search of service. "How I go make this girl come back na" finally, emi omo oro, after 5 weeks, I jammed a conclusion.

Seriously, it has always been simple, I wasn't just thinking right. Iffa just buy another sim, I go just open fresh whatsapp, put a different profile picture. And since the girl na olosho, it is easy na. I go just message her like a fresh man signing his first contract with her. Lobatan, soup don ready! Chai brain full my head o… 

The following day I had done as I thought. I got a new sim and registered it on whatsapp with a different profile picture. The picture was of the head usher in my church but who cares, no be say I wan steal money na. guy flex dey go jor. I had chatted with her and we had agreed to even meet the following week at Benima Hotel. I even ready book room for the mission. Shuuu… The idiot girl, she no ask how I got her number. Be like say this girl go get jiji account offering olosho services kekekeke…ah! Laugh no go tear my belle. But, my battery don low o, make I go this church mah go charge small. You know me na, if not for the charging wey I wan charge, who get time to dey go church? Oga Ade free me, church kor.

______________________________________
Interpretation 

Golo– gonorrhea

Em– Them 

Upanddown–. Up and down 

Oga Ade – Mr Man 

Ynash– buttocks 

Shakushaku– fuck 

Issorite– it's alright 

Emi omo Oro – self appraisal 

Jammed– reached 

Olosho– prostitute

Lobatan– finally 

Nepa– power holding company 

Emi werey–. Evil me

Extract:
"You see Benita, right from the very first day I saw you, you enchanted me and I am attracted to you. Whatever I see, do, whenever I eat, sleep, all I see is you, you and you alone. See, You are like the diamond hidden in the cave that every man searches to have.

What I desire was not to be friends with you, I want something more, something bigger than friendship. Someone I can look unto and confidently call mine. Someone I can confide in and reveal everything concerning me, my confidant! You see Benita, you are my mirror and without you how can I see myself? I know this period might not have been the best time to reveal this truth but, I can't wait any longer."

Blurb:
A boy named Oluwadamilare Oluwaferanmi who goes by the nickname of Funky gained an admission to study history and international studies in the Adekunle Ajasin University of Ondo state, Nigeria. He has always have this intention of meeting new girls and having his fun. He would always go to lecture with a motive of making a new friend. Find out as he spent his university days.


This story is mostly written in English and pidgin. Interpretations are beneath at the end of each chapter. 

NOTE: This book is rated 18+ and readers below 18 are not encouraged to read.

Chapter ini telah di hapus untuk kepentingan penerbitan. Bagi readers yang ingin mengetahui cerita di chapter ini, silahkan download di google playstore

***
Boss itu JodohKu sudah terbit loh di playstore

Buat yang penasaran sama akhir dari cerita Moya dan Ray.. Buruan download di link bawah ini ya... :

https://play.google.com/store/books/details?id=CsW4DwAAQBAJ&1101l7N6J

Jangan sampai ketinggalan loh, karena ada Give away yang menantimu...

Caranya gampang banget...

Jawab pertanyaan di bawah ini ya... :
1. Bagaimana akhir dari kisah Ray dan Moya, (isi dengan paragraf terakhir, atau sepenggal percakapan di akhir chapter) 

2. Siapa nama anak ke tiga Ray dan Moya?

3. Siapa nama pengasuh anak Ray dan Moya setelah Laila?

Akan ada hadiah menarik loh, yuk buruan ikutan give away nya..

Give away akan berlangsung hingga 28 Desember 2019
Pengumuman pemenang akan di umumkan pada 01 Januari 2020

Akan ada 3 pemenang ,untuk pengirim jawaban tercepat
Dan 5 pemenang lainnya akan mendapatkan hadiah hiburan dari Author

Kirim jawaban ke contact Author
Instagram @che_rien14
Wp @che_rien
Whatsapp Bussiness 082143417929

Dunia semakin canggih dengan munculnya game online. Sebuah pekerjaan di dalam perusahaan pembuat game, adalah impian banyak orang di Manhattan. Namun, tidak semua yang bekerja di sana memiliki nasib baik saat sudah bekerja lama di perusahaan itu.
AOVA Corp. memiliki lima wanita hebat yang sudah membantu untuk bisa menjadi perusahaan game terbesar di Amerika. Hanya saja, beberapa orang yang membenci ke limanya, membuat rencana yang berhasil menyingkirkan ke lima wanita itu.
Hanna, Leora, Maira, Gabby dan Rheyna bertemu kembali di sebuah gedung karena undangan misterius yang mereka dapatkan. Bertemu dengan pria bernama Shino, mereka dijanjikan uang dan kekayaan jika berhasil memainkan sebuah game buatannya bersama rekan kerja yang kini menjadi musuh. 
Meski semua yang mereka dapatkan bertahap, tetapi nominal yang sudah mereka dapatkan sangatlah banyak. Hingga membuat Shino memberikan sebuah kontrak pada mereka. Setiap misi yang akan mereka jalankan, selalu membuat nyawa mereka dalam bahaya. Namun, mereka bukanlah wanita biasa saat berada di dalam game itu.
Apakah mereka bisa menjalankan game itu sampai akhir?

Maine facebook page bana to liya par uska istemal karna nahi ata tha . Mere liye sabse badi asuvidha thi page ka logo design karna 
. mere pass ek keypad phone tha , smartphone to tha nahi mere pass ki mai ek aap download karta aur logo bana leta .
    Maine ek online site se ek logo banaya aur use apne dost ke mobile me whatsapp par send ki . Mere dost ne use photo ko crop kia or mujhe forward kar diya . Maine page ka logo select kar diya . Aur kavita likhna suru kiya.
    Ab main website banana chahta tha , is samay bhi meri kisi ne madad nahi ki . Maine Google par kai dino tak search kiya uske bare main .

Pagi ini, Lena menjalani harinya seperti biasa. Dia mencoba untuk tidak kepo alias penasaran dengan keributan yang sempat terjadi persis di depan kamar apartement nya semalam. Tapi, ada yang berbeda dengan jadwal kegiatan Lena hari ini.

Hari ini Lena berencana melakukan panggilan internasional kepada kedua orang tua nya. Entah kenapa Lena begitu merindukan mereka.
Lena sangat bersyukur karena hari ini juga Café hanya di buka setengah hari, jadi dia bisa pulang ke apartement lebih cepat.

Sungguh hari yang menyenangkan.

Lena lalu mendial nomor telepon rumahnya. Yang dia kesalkan kenapa orang tua nya tidak segaul orang tua lainnya pada jaman sekarang. Orang tua nya tidak mau menggunakan aplikasi-aplikasi yang lagi trend sekarang. Menurut mereka itu ribet, padahal menurut Lena justru lebih praktis dan sangat membantu. 

Biarkan saja. Toh, mereka selalu benar.!

Lena melirik ke arah jam yang di pakai di tangan kanannya.
"Jam 10.30 berarti di rumah sekarang jam 21.30" guman Lena

Lena masih menunggu teleponnya di angkat oleh siapa pun di rumahnya saat ini.

"Selamat malam, dengan Keluarga Pereira..."  

Lena sangat mengenal dengan baik suara seseorang yang berada kira-kira 16.167 Km jauhnya dari tempat Lena berdiri saat ini. Lena mengembangkan senyum nya sebentar sebelum menjawab suara sang ibu yang sangat di rindukannya.

"Mom..."

"ALEN... KAMU MASIH HIDUP SAYANG?"  Teriak Nyonya Pereira dari seberang sana
Lena menjauhkan teleponnya sebentar, sebelum menempelkannya kembali ke telinganya.

"Mom, mengharapkan ku mati? Mom tidak akan mendapatkan cucu dari ku kalau sampai aku mati sebelum Mommy mati." Jawab Lena sambil terkekeh

"Dasar anak kurang ajar! Dari mana saja kamu selama 3 tahun ini hah?"

"Jangan alay Mom, aku tidak menelpon kalian baru 3 bulan." Jawab Lena sambil memutar bola matanya malas.

"Tetap saja itu waktu yang lama Alen. Kamu hampir saja membuat Daddy mu menyusulmu ke New York jika kamu tidak memberi kami kabar dalam waktu dekat ini. Kami sangat mengkhawatirkan mu, sayang." 

Jawaban dari Nyonya Pereira itu, mau tidak mau membuat Lena menitikkan air mata nya sedih. Sebenarnya Lena berniat menelpon kedua orang tua nya sesering mungkin, tapi menurutnya jika dia terus menelepon mereka maka rasa rindunya akan semakin bertambah dan keinginannya untuk pulang ke Indonesia semakin besar.

"Maafkan Alen, Mom. Alen tahu Mommy sama Daddy khawatir. Tapi akhir-akhir ini Alen sedang sibuk kerja dan juga ngelukis buat tugas kampus." Jawab Lena mencoba membuat nada suaranya terdengar biasa saja.

"Tapi, ada satu hal penting yang Alen mau ceritakan sama Mom. But, Mom harus download Whatsapp sekarang juga sebelum Mom kehilangan kesempatan cerita langka dan menarik dari Alen." Lanjut Lena lagi tidak mau memberikan Ibunya kesempatan untuk menyela.

"Tapi, Mom tidak tahu cara menggunakannya sayang. Ayo, cerita sekarang." Jawab Nyonya Pereira bersemangat

"No, Mom. Aku harus pergi sekarang. Biaya telepon kesitu itu tidak gratis, Mom. Pokoknya, Mom harus download Whatsapp sekarang. Bye Mom..." Tutup Lena sebelum mendengar jawaban dari Ibunya.

Lena mengusap mata nya sebentar sebelum melanjutkan perjalanan ke apartementnya.

****

Jakarta, 22.00

Savier yang baru saja dari dapur menyampiri sang istri di ruang tamu.
"Is there any problem, sayang?"  Tanya Savier lembut sambil mengelus pelan bahu sang istri

"Alen barusan nelpon." Lirih Merry 

Savier merangkul istrinya lembut. Jika nada suara sang nyonya sudah seperti ini, tandanya sang nyonya sedang bersedih.

"Lalu, masalahnya apa?" Tanya Savier sambil mengelus pelan kepala sang istri

"Kenapa dia baru menghubungi kita sekarang? 

"Mungkin dia sangat sibuk belakangan ini. Dan dia juga bekerja, jadi mungkin dia baru bisa punya 
waktu untuk menghubungi kita." Kata Savier mencoba menenangkan perasaan istrinya.

"Mungkin juga." Jawab Merry sedih.
Savier menghapus air mata Merry lembut dengan kedua jempolnya.

"Kita tidur sekarang ya." Bujuk Savier

Merry hanya menganggukan kepala nya pelan dan berjalan pelan di samping Savier menuju ke kamar mereka.

****

Lena menyadari jika dia harus segera pulang ke Indonesia. Sudah cukup waktu yang dia habiskan hanya untuk melarikan diri dan menghindar dari semua permasalahannya. Toh, nantinya dia tidak bertemu dengan si brengsek Marco. Karena sekarang Marco sudah memiliki Shilla. Mereka juga sudah hidup bahagia. Dan tentu saja tana Lena di dalam kehidupan mereka.

Dan sekali lagi, Lena tidak peduli dengan semuanya itu.

Lena melanjutkan perjalannya menuju apartment. Sepertinya hari ini akan dia habiskan untuk membersihkan apartement dan juga untuk beristirahat.

"Tumben sekali dia tidak kesini."

Lena sepertinya merindukan sosok misterius itu, hari ini. Buktinya, sesampainya Lena di Apartment, 
dia memeriksa sekeliling ruangan dan tidak menemukan satu pun note yang mungkin saja di tinggalkan oleh pria itu.

"Sing1, peduli."

Lena lalu melangkahkan kakinya kearah kamar tidur. Dia merebahkan tubuhnya di kasur queen size miliknya itu.

"Lelahnya…" Guman Lena

Seketika, Lena tersentak dengan keberadaan benda yang tidak sengaja tersentuh oleh tangan kirinya ketika dia merebahkan tubuhnya tadi.
Lena melihat kearah kiri dan sangat kaget dengan adanya sebuah kotak berukuran merah dengan pita emas di atasnya yang berada tepat di atas tempat tidur.

"Apa itu? Perasaan tadi gak lihat apa-apa deh." Kata Lena bingung

Lena lalu menegakkan tubuhnya dan duduk di sudut tempat tidur. Dia menatap kotak itu dengan perasaan takutndan juga ngeri. Dengan masih dalam keadaan waspada, Lena berdiri dan dengan segera mencari keberadaan sapu atau benda apapun itu di dapur. Dia hanya ingin memastikan jika kotak itu aman.

Lena kembali ke kamar dan dengan sebuah sapu lantai, Lena mencoba membuka kotak merah itu. Tapi sayangnya, usahanya tidak sia-sia. Kotak itu masih dalam keadaan tertutup rapat. Keringat dingin sudah lumayan banyak menghiasi wajah cantik itu. 

Dengan kesal Lena memukul kotak itu, memastikan lagi jika tidak ada yang terusik. Siapa tahu di dalamnya ada ular, kodok atau apapun itu yang bisa saja membahayakan nyawanya. 

Setelah dirasa aman, Lena lalu mulai mendekati kotak itu. Tangannya dengan sangat hati-hati mulai menyentuh kotak merah itu. Dia menutup matanya erat sambil menggerakkan tangannya untuk membuka kotak itu.

Matanya lalu di buka perlahan…

To be continued!!!
______________________________________________________

1. tidak
Hi readers!!
Maaf karena keterlambatan update
Maaf karena aku yang selalu tidak pasti update nya
Makasih karena masih setia
Happy Eid Mubarak bagi yang merayakan

6 Juni 2019
With Love,

Pengante Kolin

Meet Magdalena Putri Pereira
Seorang gadis yang berusaha mencari sosok calon suami idaman di masa depan nya hingga harus ke luar negeri

Meet James Hugo Miller
Seorang pria arogan yang berperan penting di dalam dunia hitam dan berbahaya yang di pimpin nya hampir 15 tahun


___________________________________________________________

"Bagaimana bisa buku diary ku berada di tangan Anda, Tuan?" tanya Lena dengan suara yang sangat pelan.

"Karena aku lah calon suami idaman mu itu, Nona!" jawab James setengah berbisik di telinga gadis itu.

"What? Tidak mungkin orang seperti mu adalah calon suami ku" teriak Lena.
Kesabaran nya benar-benar sudah habis.

"Apakah aku harus mengajarkan mu tentang cara membaca dan mengingat yang baik sehingga kau bisa mengerti apa yang kau tulis sendiri?" 

Lena masih menatap wajah pria itu yang sekarang tengah tersenyum miring ke arah nya.

Si Laura ay mahilig gumamit ng social platforms gaya ng facebook at iba pa para malibang ang sarili dahil sa malayo ito sa kanyang Asawa. Nasa Europe ang kanyang Asawa kung kaya madalas ay malungkot siya. Minsan habang nagbrobrowse siya sa kanyang Instagram ay nakita niya ang ads ng Tantan (isang dating app). Binalewala niya ito. Ngunit sadya lang sigurong makulit ang ads na ito kung kayat lagi itong nagpapakita sa kanya hanggang sa matukso siyang i download ang App. Mapili si Laura sa mga iswipe right niya. Kung di pogi at di malinis tignan ay swipe left agad. Hindi niya inexpect na ang isang British from UK ay nagswipe right din sa kanya at nagmatch sila. Si Laura ang unang nagmensahe. "Hello, Tantan said we liked each other so we should talk." (with smiley). Nagreply si Clark (British), "Oh yes Tantan said that. Nice to meet you."    Laura, "Nice to meet you too Clark. It says on your profile that you love ice cream, I like ice cream too."     Clark, "Yes I like ice cream."   Nag usap sila hanggang sa makilala nila ng lubos ang isa't isa at mukang nag eenjoy na kausap ni Laura si Clark dahil sa ito ay mabilis magreply at hindi boring na kausap. Nagsesend rin ng voice message si Clark at lalong nagustuhan ni Laura si Clark dahil sa napakalambing ng boses nito. Nagpapalitan rin sila ng pagsend ng kanilang mga litrato. At nagustuhan siya lalo ni Clark kung kaya naman ay kinuha nito ang WhatsApp  ni Laura upang makapagvideo call sila.

Aku adalah mahasiswi awal semester 5 dan aku masih single alias tidak memiliki kekasih. Lebih tepatnya tidak ingin. Itu adalah hal yang menyusahkan menurutku. Saat ini yang ada dalam otak dan pikiran ku hanya buku dan pelajaran, ponsel saja aku abaikan. Aku lebih akrab dengan buku dan laptop ku. Ohiya, perkenalkan nama ku Naya Aulia. Perempuan berkacamata yang memiliki rambut pendek berwarna coklat alami. Aku sangat menyukai buku. Cita-cita ku adalah menjadi penulis novel terkenal. Tempat favorit ku adalah perpustakaan dan tempat-tempat yang sepi, aku tidak suka keramaian. Teman setia ku tentu saja buku ohiya ada satu lagi headset. Aku tidak bisa menjalani hari tanpa mereka berdua. Tentu saja aku mempunyai teman yang nyata keberadaannya, tiga perempuan yang sudah tau bagaimana diri ku yang sebenarnya. Bukan, aku bukan perempuan yang bermuka dua. Sama sekali bukan. Aku hanya seorang yang pemilih, aku akan bersikap apa adanya ketika bersama dengan seseorang yang sudah lama mengenal ku, pun sebaliknya. Aku akan menjaga jarak dengan mereka yang baru mengenal ku. Bukannya bagaimana. Aku sebenarnya tipe seseorang yang blak-blakan, tidak bisa menjaga sikap dan cenderung berkata kasar. Beda sekali dengan ketika aku bertemu dengan seseorang yang baru, aku akan lebih sering mengeluarkan sisi ku yang cuek dan pendiam. 

di grup WhatsApp dengan nama "Sumber Dosa" yang beranggotakan Naya, Juli, Tyas dan Mili. 


Juli: "Tugas udah selesai?"

Naya: "Dikit lagi"

Mili: "Kenapa diingetin sih" 

Tyas: "Kalo gak diingetin lu gak bakal ngerjain"

Naya: "Tyas kalo ngomong suka bener ya"

Mili: "Bener-bener ya lu pada"


just for information, kami semua sedang berada di kantin. 

Naya: "Mil, mau langsung pulang atau nunggu pacar lu dulu?" 

aku dan Mili memang sering pulang paling akhir karena Mili menunggu sang kekasih untuk menjemput, bayangkan rumah kekasihnya berada di Tanggerang dan kami berkuliah di daerah Jakarta Barat, rumah Mili pun tidak jauh dari sini. Memang cinta bisa membuat seseorang menjadi buta. Dan aku lah yang selalu di jadikan teman menunggunya Mili. Tidak menolak juga, aku juga sering bosan di rumah jadi aku selalu mengiyakan ajakan Mili. 

Mili: "Nungguin pacar donggg"

Tyas: "Dasar budak cinta"

Juli: "Ngaca dong haha yang setiap hari berduaan di kampus tuh siapa ya"

Yaa benar, Tyas ini sudah punya kekasih yang sialnya satu kampus. Budak cinta yang melewati batas. Kemana pun Tyas pergi ia akan diikuti oleh kekasihnya. Aku juga kenal dengan kekasihnya, karena memang kami semua sekelas. 

Tyas: "Oh iyaa yaa hahaha"

Tyas ini memang perempuan yang paling lemot diantara kami. 

Naya: "Dasar lemot"

Juli: "Gue mau cerita deh, gue kemaren abis ketemuan sama cowok dari tinder"

Jujur, walaupun aku tidak pernah menggunakan aplikasi itu namun aku tau bahwa itu adalah aplikasi pencari jodoh.

Naya: "Gila yaa, ga takut di culik apa"

Tyas: "Cowoknya naik apa?"

Tyas bener-bener deh. 

Juli: "Mobil"

Mili: "Boleh tuh"

Naya: "Gila lu pada, kalo Juli ilang gua ga ikut-ikutan yaa"

Juli: " Lebay"
Naya: "Siapa tau kan"
Mili: "Nay coba lu download juga siapa tau ketemu jodoh haha"
Naya: "Gak dehh"
Tyas: "Jangan pura-pura ntar juga pas di rumah di download"

Benar. Semua perkataan Tyas benar adanya. Sesampainya di rumah aku langsung mendownload aplikasi itu, namun belum ada sehari sudah aku hapus karena.. semua manusianya tidak sesuai selera ku. Bukan selera ku yang ketinggian namun sejak aku sering membaca cerita tentang lelaki Korea  dan sering menonton drama Korea aku jadi ingin mempunyai kekasih orang Korea. Bodoh memang, aku mengakui itu. Sejak itu aku jadi membayangkan bagaimana jika aku mempunyai kekasih yang tinggal di Korea? apa cara pacaran kami akan sama dengan yang ada di drama-drama itu? Ini adalah pertanyaan yang paling bodoh yang pernah aku tanyakan. Sumpah. 


Aku suka lelaki yang tinggal di Korea Selatan itu. Lelaki yang aku kenal dari situs biro jodoh, awal yang sangat konyol. Tidak sangka bisa berteman dengan baik dengannya sampai saat ini. Benar kata mereka bahwa cinta bisa ada karena terbiasa bukan karena di paksa. Aku buktinya. Awalnya aku hanya menganggapnya sebagai kakak lelaki yang lebih dewasa, karena memang aku dengannya terpaut jarak 6 tahun. Awalnya aku biasa saja, lama lama aku jadi suka. Sikap dewasanya, sikap pengertiannya, dan sikap toleransinya membuat aku kagum. Saat mendengar suaranya ketika memanggil nama ku dengan di tambahi kata "lucu" di belakangnya menyadarkan aku akan kesederhanaan dalam kebahagiaan. Yaa.. nyatanya memang kebahagian akan muncul bahkan lewat perilaku yang sederhana sekali pun. Aku menyukainya, meski dengan cara yang sederhana.

-POV Reza-

Saya dan Arka membicarakan banyak hal. Tentang kehidupan ini. Saya tidak menyangka, ternyata dia berasal dari keluarga broken home. Dan memilih melanjutkan hidup sendiri. 

Ia juga saat ini tak tinggal dengan orangtua. Sejak bekerja sebagai wartawan lepas, sembari kuliah, sedikit demi sedikit ia kumpulkan uang, untuk bisa membeli sebuah unit apartemen. 

Pekerjaannya tak hanya sebatas itu saja, sejak kuliah, hingga saat ini, ia masih menyempatkan menulis sebuah cerita di platform online. Menurutnya, hal tersebut, sangat membantu penyokong keuangannya. 

Siapa sangka, seorang Arka, yang meskipun hanya kuliah di Indonesia, tetapi, ia sangat mahir berbahasa inggris. Dan, itu sangat membantu sekali. Katanya lagi, pekerjaan di Nabastala hanya karena ia sudah terlanjur jatuh hati. Ia bisa saja meninggalkan Nabastala, bukan untuk pindah ke perusahaan lain. 

Menjadi seorang penulis dengan identitas dirahasiakan, ia bahkan meraup pendapatan sekitar tiga ribu dollar, rata-rata setiap bulan. Bahkan pernah beberapa kali mencapai delapan ribu dollar. Menurut saya, jumlah tersebut sudah sangat fantastis sekali. 

Pantas saja, dalam kurun waktu tak kurang dari tiga tahun, ia sudah memiliki, satu unit apartemen, satu kendaraan roda empat mewah dan sepeda motor gede. 

"Kamu hebat, Ka."

Sebagai pria sejati, saya tetap harus mau mengakui kelebihan Arka. Yang jika dibandingkan saya, tidak ada apa-apanya. Betapa malu diri ini. Terkadang kerasnya hidup yang ditempa karena sebuah permasalahan, membuat seseorang yang menjalani hidup tersebut jadi kuat bagai batu karang di lautan. 

Seperti Arka ini. Ia hidup mandiri, sendiri, segala macam rintangan ia hadapi, hingga bisa menjadi seperti sekarang. 

"Belum apa-apa dibandingkan sii Bos."

Dia selalu merendah. Saya jadi malu sekali rasanya. 

"Kalau kamu tidak ada, entah apa jadinya Nabastala?"

"Saya sudah terlanjur jatuh cinta pada Nabastala, Bos. Dan saya bertekad tidak akan meninggalkannya apapun yang terjadi."

Saya membalas dengan senyum masam. Sungguh, saya benar-benar kecil di hadapan Arka. Dia besar karena pengalaman hidup yang sudah sangat tinggi. 

"Padahal, gaji kamu di platform, tiga bahkan empat kali lebih besar dibandingkan Nabastala."

Arka tertawa mendengarnya. 

"Bagi saya, cinta itu tidak memandang kuantitas, Bos. Tetapi kualitas. Nabastala sangat saya yakini kelak akan menjadi satu-satunya media cetak terhebat di Indonesia. Kita akan menjadikan Nabastala sebagai trendsetternya dunia permajalahan, he he he."

Saya, lagi-lagi hanya bisa tersenyum masam. 

"Saya merasa, majalah, media cetak ini, tidak akan berumur panjang."

Saya sudah lama memikirkan tentang ini. Meski pun tetap ada peminat sebuah majalah, tetapi, setiap tahun menurut survey yang berlaku, tidak hanya majalah, buku pun sudah ditinggalkan sedikit demi sedikit. 

Seperti Arka saja contohnya. Ia memiliki gaji tak terkira di platform global. Tetapi, saat saya tanya, apakah sudah menerbitkan sebuah novel berbentuk fisik. Dia lantas menggeleng. Ketika saya tanya kenapa?

"Untuk apa merepotkan diri, mengurus segala sesuatu yang ribetnya minta ampun, jika saat ini saja, dunia ada dalam genggaman. Ya. Benda pipih ini. Semua yang kita butuhkan, bisa didapatkan di sini. Tak sama seperti beberapa waktu silam. Jika hendak ingin mendapatkan informasi, harus membeli buku, majalah atau koran dulu. Sekarang tidak. Ada google, semua bisa terjawab."

Begitulah, pandangan seorang Arka. Dan saya mengaminkannya. Benar. 

"Lantas, bagaimana kita menyiasati majalah, yang sudah semakin ditinggalkan ini?"

Saya mencoba menyongkel isi pemikirannya tentang hal ini. 

"Saya sudah ada ide, Bos. Majalah, tidak perlu seratus persen kita tinggalkan. Tetapi, kita buka cabang, melalui media online. Nanti, akan kita bentuk juga tim ITnya, dan Bos perlu melakukan perekrutan lagi. Kita akan bangun sebuah website, dengan tampilan user interface, yang menarik dan friendly, sehingga, meski seorang tua renta pun yang menggunakannya, tidak akan membuat mereka kebingungan. Dan, tak hanya website, kita juga akan mengembangkan Nabastala versi aplikasi. Di sini, kita mainkan free, tanpa biaya macam-macam. Semakin banyak aplikasi di download, kita juga akan mendapat keuntungan dari sana. Dan, tak hanya itu .... "

Arka menghentikan kata-kata, karena ia kehausan. Jujur, idenya brilian, saya juga telah memikirkan ini. Untuk membangun website dan aplikasi. 

"Kanal youtube juga penting."

Saya tertawa kemudian. Ucapannya menggantung, di kalimat pendek itu. 

"Baiklah, Arka. Mungkin ke depan, kita bisa bekerja sama demi kemajuan Nabastala."

Saya begitu percaya kepada kemampuan pemuda ini. 

Ia lantas mengangguk dan kembali menyesap kopinya. 

***
***

Pukul delapan malam. Saya masih berada di kantor. Duduk di ruangan Arka, memperhatikannya bekerja. Sesekali keluar, melihat-lihat kondisi karyawan, yang mulai terlihat bosan. 

Apa saya perlu belikan asupan makanan lainnya? Kopi tadi ternyata tidak begitu mangkus. 

Saya melihat Aira masih dengan wajah ditekuk. Tetapi, tidak saya pedulikan, ah, nanti saja urusan Aira. 

Saat mengeluarkan ponsel, hendak memesan tiga kotak pizaa, saya lihat ada sepuluh panggilan masuk, dua puluh pesan whatsapp. 

Entah kenapa, perasaan saya jadi tidak enak, dengan tatapan Aira. 

Saya lalu membuka isi chat tersebut. 

[Reza, kamu di mana?]

[Za, angkat telepon aku!]

[Za. Dimana sih? Aku nelpon kok dicuekkin aja.]

[Reza!]

[Za]

[P]

[P]

[P]

[P]

[P]

[Reza!]

[Za]

[P]

[P]

[P]

[P]

[P]

[P]

[P]

[P]

[P]

[P]

Dan, semua panggilan tak terjawab adalah, dari Aira. 

Ya Tuhan, saya menjadi tidak enak. 

Saya pesan dulu pizzanya, lantas membalas chatting Aira. 

[Mohon maaf, Aira, tadi saya sengaja menyilentkan nada ponsel, karena sedang berbincang serius dengan Arka. Next time, saya janji akan mengajak kamu dinner berdua. Mohon, jangan tatap saya seperti itu. Saya sungguh sangat tidak enak jadinya.]

Setelah memastikan Aira membaca pesan itu, kemudian, ia menatap saya yang juga sedang melihat padanya. Lantas, dengan senyum manis, ia mengangguk, kemudiannya lagi tampak mengetikkan pesan balasan untuk saya. 

[Oke, aku maafkan. Lain kali, jangan begini lagi ya.]

Saya kemudian membalas cepat.

[Aira, saya minta satu hal, agar tidak ada seorang pun yang tahu kedekatan kita. Sebab, saya tidak ingin ada rumor tidak-tidak nantinya. Berefek pada kredibilitas perusahaan.]

Hah, ini hanya alasan saya saja. Sebenarnya, diketahui semua pun tidak masalah, asalkan jangan Nayla saja yang mendengar. 

Sebab, semakin rumor ini tersebar kencang, akan semakin cepat sampai ke telinga Papa, dan ia tentu akan senang mendengarnya. Tetapi, tidak dengan Nayla. Saya hanya ingin, membahagiakan Nayla, tanpa ada pihak lain yang akan menyakitinya, karena dekat dengan saya. 

Ponsel saya berbunyi, bip. Balasan dari Aira. 

[Baiklah, aku akan jaga sikap.]

Syukurlah, dia bisa memahami kegelisahan hati saya. 

Saya lalu kembali melewati tanpa melihatnya, untuk kembali ke dalam ruangan Arka. Sungguh, Aira bukan tipe ideal saya. Dia terlalu tidak bertanggung jawab terhadap pekerjaan.

***
**



Maaf, ini intronya aja yang serius, coba deh baca tiga bab pertama. 

***

Apa yang akan terjadi bila ayah sahabat masa kecilmu adalah dalang dibalik hancurnya keluargamu? 

Nayla, seorang gadis yang berteman dekat dengan Reza, mengalami amnesia setelah kecelakaan tragis. 

Dirinya melupakan Reza dan segala hal bengis dibalik keluarga sang pria hingga suatu hari...

Ia bertemu kembali dengan Reza di perusahaan sang pria! Tapi...Nayla telah berubah menjadi buruk rupa dan bekerja menjadi OB.

Reza tak mengenali Nayla pula! 

Akankah ada kisah cinta diantara dua sejoli ini sementara ayahnya Reza menjadi kaya akibat mengkhianati ayahnya Nayla? 

Akankah mereka tetap bisa menjadi kekasih ketika keluarga Reza bersikeras menghalangi kisah mereka? 

Dapatkah Nayla membongkar rahasia dibalik kehancuran keluarganya? 

Apa yang akan ia lakukan setelah mengetahui bahwa keluarga Reza adalah musuhnya? 

Inilah kisah "Dari benci jadi cinta" yang sesungguhnya. Romeo dan Juliet zaman modern.
.
.
Simak selengkapnya, di kisah TERPERANGKAP PESONA CEO (20).

free whatsapp download novel

Download

JASA UNIVERSITHY

Masa lalu cintaku penuh dengan drama

MY University Days [Era of a Playboy]

Dunia Penuh Jebakan

ALONE - don't ask me why ?

Dear My Future Husband

ALonely

Situs Biro Jodoh

TERPERANGKAP PESONA CEO (20)

People search free whatsapp download also like: