Paginya, Melati meminta kepada Devano agar mengantarkan dia ke rumah Kalysa.
Sebelum itu, dia juga sudah membuatkan makanan untuk Devano.
"Ayo makan cepat sebelum dingin," kata Melati.
"Wah, wanginya. Pasti ini enak," pujinya. Namun kali ini, Melati tak goyah imannya ketika dipuji.
Dia malah muak dan merasa jijik. "Oh ya, tolong antarkan aku ke rumah Mama. Aku mau mampir," ujar Melati dengan formal.
"Hah, kamu ngapain ke sana. Mendingan kamu di rumah aja sama aku. Aku siap kok gak kerja hari ini demi kamu," kata Devano bangga. Dia berharap jika Melati akan memberikan maaf atas kejadian yang terjadi kemarin.
"Kenapa? Gak boleh?"
"Boleh kok, sayang. Tapi kamu mau ngapain coba ke sana. Kan kamu lebih bagus di rumah aja. Gak perlu capek-capek."
"Kok ngelarang? Kamu kalau gak mau nganter, gak apa-apa. Bilang dari sekarang."
"Bukan gitu sayang. Iya, habis makan ini aku antar ke sana ya."
"Bagus."