"Kau mau ke mana, Venera?" tanya Vla tanpa menoleh. Perhatiannya terpusat pada seuntai kalung bunga batu yang baru saja selesai ia buat. Dimasukkannya kalung itu dengan hati-hati ke dalam sebuah kotak kaca kecil, kemudian diletakkan di dalam lemari kaca besar yang menyatu dengan dinding kaca di belakangnya.
"Seperti biasa, Vla," jawab Venera sembari duduk di lantai, sibuk mengikat tali alas kakinya.
"Ah, kau ini. Selalu saja tak bisa diam," Vla pura-pura mengeluh, sembari menyembunyikan senyum yang tersungging di bibirnya.
"Cuaca bagus seperti ini, kan, sayang sekali kalau dilewatkan," jawab Venera riang, kemudian menoleh dengan wajah ceria. "Kau tak mau ikut, Vla?" ia bertanya pada sahabatnya.
"Tentu saja tidak." Vla memutar bola matanya dengan wajah lucu. Venera tergelak.
"Baiklah kalau begitu." Kemudian Venera berdiri dengan wajah berseri, memandang ke luar, melalui batas gerbang besar di hadapannya.
"Aku pergi dulu, ya!" serunya sambil melambai dan langsung berlari.