"Jangan bicara jika kau tidak memiliki bukti! Siapa yang melaporkannya? Apakah Reizero?" tanya Papa.
"Tentu saja bukan. Dia mana mau berani melaporkannya kepada kami atas apa yang telah kau lakukan kepadanya. Selain itu, berulang kali kau melakukan percobaan pembunuhan terhadapnya. Kami memang tidak memiliki bukti saat kau melakukan kekerasan kepada anakmu saat masih kecil, tapi bukti yang sudah kami pegang menguatkan laporan si pelapor tentang tindakanmu kepada anak tersebut," jawabnya membuat aku mengernyitkan dahi. Bukti apa yang telah dia ketahui tentang kekerasan Papa? Aku menjadi takut kalau bukti tersebut bisa membuat Papa benar-benar masuk penjara.
"Aku ingin melihat bukti itu. TUNJUKKAN KEPADAKU!" bentak Papa. Aku yakin dia begitu penasaran dan ingin tahu, tapi polisi menolak mentah-mentah. Katanya, bukti tersebut akan diperlihatkan di pengadilan nanti.
"Jika kalian tak mau memperlihatkannya kepada Papa, bisakah aku saja yang melihatnya?" tanyaku.