Unduh Aplikasi
66.66% Only June / Chapter 2: Chapter 2 : Masalah Baru

Bab 2: Chapter 2 : Masalah Baru

*๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ต๐˜ข๐˜ฉ๐˜ถ, ๐˜ค๐˜ช๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ญ๐˜ถ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ณ๐˜ข๐˜ด๐˜ข ๐˜ด๐˜ข๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต. ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ถ ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ด๐˜ต๐˜ช ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข,๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜จ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ต๐˜ช ๐˜ณ๐˜ข๐˜ด๐˜ข ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ. ๐˜ซ๐˜ข๐˜ธ๐˜ข๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข,๐˜ซ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ด๐˜ข๐˜ซ๐˜ข ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ด๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜จ๐˜ช๐˜ข ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ, ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ณ๐˜ข๐˜ด๐˜ข ๐˜ด๐˜ข๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ด๐˜ข ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ฌ๐˜ถ*

*pukul 15:30 aku sampai dirumah.

'๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฏ, ๐˜ช๐˜ฃ๐˜ถ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ถ๐˜ฌ ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ฃ๐˜ช๐˜ฎ๐˜ถ. ๐˜ช๐˜ฃ๐˜ถ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ต ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฆ๐˜ค๐˜ฆ๐˜ฌ ๐˜ต๐˜ฐ๐˜ฌ๐˜ฐ. ๐˜ซ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข๐˜ณ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ, ๐˜ซ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฎ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ถ๐˜ฎ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ." secarik kertas memo berwarna oranye menempel di kulkas dapur. aku tau itu pasti Ibu.

*karena dirumah ini memang hanya ada aku dan ibu.

aku tidak memiliki ayah. bagiku ayah sudah lama tiada. semenjak dia pergi dari rumah berhari-hari, kemudian dia kembali dengan membawa wanita lain yg diakuinya sebagai istri barunya.

singkatnya, ibu dan ayah sudah bercerai. aku bahagia meski hanya hidup dengan Ibu, Ibu mengelola sebuah toko, peninggalan kakekku tentunya. hidup kami memang tidak mewah tapi kamipun tidak kekurangan dan pastinya aku dan ibu baik-baik saja dan bahagia.

"tentu saja jika lapar aku harus makan dan jika haus aku akan minum, ibu lawak sekali" aku membuka kulkas untuk mengambil air minum. kemudian aku mengganti baju dan sedikit bersih-bersih dirumah

trrrtt.. trrrtt..

suara ponselku berdering tanda ada pesan baru yang masuk

'Ken, bolehkah aku main ke rumahmu?'

pesan dari Bella temanku. aku langsung membalasnya dengan mengatakan

'tentu saja'

sejak kapan dia meminta izin terlebih dulu, biasanya dia langsung berdiri didepan pintu rumah sambil meneriaki namaku.

saat ini, aku dan Bella cukup dekat. dia sering sekali mengirim pesan dan main kerumah ku meski kami hanya saling membaca buku/novel, atau bahkan bermain ponsel masing-masing. setidaknya,kami sering melakukannya bersama, tentu. bisa dibilang, kami akrab. terlebih lagi rumah Bella dan rumahku ternyata satu komplek. aku bahkan baru tau hal itu satu bulan yang lalu.

"ah menyebalkan! pesanku tidak pernah dibalas olehnya! " rutuk Bella dengan wajah kesalnya

"siapa? si cookies itu? " tanyaku

"tentu saja! siapa lagi! " Bella masih dengan wajah kesal tapi tetap tidak henti melihat ponselnya

"entahlah.. yg kutau kau menyukai banyak pria" ucapku sambil sedikit mengejeknya.

Bella adalah gadis yang begitu berani dan agresif menurutku. dia tidak segan-segan memberitahu bahkan mempublish pria yang disukainya kepada semua orang, termasuk pria itu sendiri.

Aku ingin memiliki keberanian sedikit saja seperti Bella, untuk mengungkapkan perasaanku terhadap Raid. tapi aku terlalu malu dan tidak percaya diri. Aku dan Bella bagai langit dan bumi.

padahal baru 6 bulan kami disekolah itu tapi Bella sudah 4 kali berganti pasangan. aku sungguh tidak habis fikir. mulai dari teman satu angkatan bahkan sampai kakak tingkat kami pernah dekat dengannya. dia hebat! baru satu minggu lalu dia mencampakkan kak Leo, kakak tingkat akhir disekolah kami. padahal kak Leo cukup tampan menurutku.

*dan saat ini dia bilang bahwa dia sedang menyukai seorang pria. pria yang sebenarnya sudah dia sukai sejak lama. dia bilang mereka di middle school yang sama. dia menyebut pria itu dengan sebutan 'cookies' bahkan di ponselnya tertulis seperti itu. aku tidak perduli dengan kisah cinta Bella yang rumit. tapi dia sering bercerita kepadaku bagaimana dia sedang kesulitan mendekati pria itu. sepertinya pria itu cukup pintar untuk tidak terjebak dalam pesona Bella. haha

"ya! kau sedang mengejekku ya Ken! " ucap Bella semakin kesal. dia lucu sekali saat sedang kesal

"lihat saja Ken. aku tidak akan menyerah" tambahnya

"hahaha kau penuh dengan semangat ya" gelakku membuat Bella semakin kesal

"ohya, tadi saat pulang aku melihatmu sedang berbicara dengan Nadia. membicarakan apa kalian?" ucap Bella. aku tau dia sedang mengalihkan pembicaraan tadi.

"emm.. tidak. dia hanya mengembalikan pulpen ku" balasku

"hoo.. bukankah ada Aditya juga tadi? " tanyanya lagi. sepertinya Bella mulai membuka sesi bergosip saat ini

"em ya tadi ada Aditya"

"bukankah mereka sedang dekat? aku dengar Aditya sudah beberapa kali mengungkapkan perasaannya pada Nadia. tapi Nadia tidak memberi jawaban sampai sekarang. aku kashian pada Aditya" ucap Bella panjang lebar

"benarkah?? aku tidak tahu hal itu. kau tahu darimana Bell?"

"ah kau ini ketinggalan sekali sih! semua orang sudah membicarakan itu" decak Bella padaku. oh sungguh aku tidak tahu hal itu. dan apakah hal seperti itu harus diketahui? bukankah itu urusan mereka ya

"tapi aku melihat mereka berdua sperti baik-baik saja" ucapku pada Bella

"oh tentu saja. bukankah Nadia akan terlihat kejam bila dia menjauhi Adit? dan hei. kau tahu? aku bahkan mendengar gosip bahwa Nadia sedang dekat dengan David" ucap bela setengah berbisik seakan pembicaraan kami akan didengar oleh orang lain padahal kami sedang berada di kamarku. dan pastinya tidak ada orang lain disini kecuali kami berdua.

"whatt?! apa apaan gosip itu. murahan sekali. bukankah Aditya dan David berteman dekat?" ucapku sedikit menaikkan volume suaraku.aku sungguh tidak percaya apa yang dikatakan Bella

"tentu saja. mereka bahkan seperti saudara kembar bukan. sungguh penghianat keji! "

Kira-kira seperti itulah pembicaraanku dan Bella berlangsung. sampai pukul 20:00 Bella pun akhirnya pulang dan Ibu sudah sedari tadi tentunya sampai dirumah.

"apakah Bella sudah pulang ken? " tanya Ibu sembari menyiapkan makan malam kami

"oh iyaa bu. baru saja" balasku dan segera membantu Ibu membawa lauk-pauk ke atas meja makan

"kenapa tidak sekalian makan malam dulu" ucap Ibu memberitahu

"entahlah.. dia sudah ditelfon ayahnya berkali-kali sejak tadi. aku rasa dia tidak akan sempat" ucapku kemudian duduk dikursi makan dengan Ibu. kemudian kami makan sambil sedikit bercerita tentang hari ini. dan tentu aku tidak akan membicarakan Raid pada Ibu, aku cukup malu untuk menceritakan kisah percintaanku dengan Ibu, setidaknya untuk saat ini.

**keesokan harinya di hari Sabtu**

"apa aku berangkat terlalu awal ? " gumamku sendirian, kelasku masih sepi meski di kelas lain sudah ada beberapa orang.

aku langsung menuju kursiku untuk menaruh ranselku dan berjalan menuju loker untuk mengambil buku

"andai saja Raid sudah datang, pasti menyenangkan" ucapku dalam hati

Berharap seperti itu wajar saja bukan? .

*beberapa saat kemudian, aku sungguh tidak percaya ucapan ku langsung terjadi. mataku terbelalak, diikuti jantungku berdegup cepat. aku sangat terkejut saat menoleh kearah pintu,dan melihat Raid berjalan menuju kedalam kelas.

Tentu saja kelas kami.

Dimana hanya ada aku disini.

1..

2..

3..

beberapa detik mata kami saling bertemu, bola mata Raid yang seperti elang menatapku tajam sebelum akhirnya ku ahiri dengan memalingkan wajah kearah lain. oh tidak! ada apa denganku?! ini tidak menyenangkan! jantungku berdetak dengan keras hingga rasanya aku bisa mendengarnya. oh ayolah.. Raid tidak mendengarnya bukan?! jantungku terus memacu seperti hendak terjun dari menara Eiffel. bagaimana ini! aku segera buru-buru berjalan menuju kursi ku.

tik.. tok.. tik.. tok

.

suara detik jam dinding memenuhi ruang kelas kami.

sungguh suasana macam apa ini! aku bersyukur suara jantungku tidak sekeras suara jam di dinding itu. hanya saja ini canggung sekali, sangat tidak nyaman! aku mau melihat kearah Raid, tapi terlalu malu jika dia melihat kearahku juga seperti tadi.

*meski sudah 6 bulan satu kelas dengannya. percayalah, aku dan Raid jarang menyapa satu sama lain. kami sungguh tidak lebih dari hanya teman satu kelas. kami pernah bicara. tentu bila itu masalah pelajaran atau bila kami satu kelompok. jangan berharap lebih,karena selama 6 bulan, aku baru sekali sekelompok dengannya. aku masih ingat pembicaraan kami waktu itu

**kenangan 2 bulan yang lalu**

"Aku akan mengerjakan soal pertama dan ke 5, sementara Ken, kau kerjakan soal nomor 2, Via soal nomor 3 dan Nanda nomor 4,oke?" ucap Raid saat membagi tugas kelompok kami.

Dan aku? tentu saja aku yang bodoh ini sedang terhipnotis olehnya. semenjak beberapa menit lalu guru membagi kelompok kami. aku masih tercengang dan shock tidak percaya melihat Raid ada didepan meja ku saat ini. dia bahkan menyebut nama ku tadi.

benarkan.

"Ken kau kerjakan soal nomor 2" Kira-kira seperti itulah suara Raid saat bicara tadi. dan suara itu terus terngiang di kepalaku.

"Ken.. heyy!" Ucap Via sambil menepuk pundakku

"Hey.. Jangan terlalu terlihat.. Ayolah senatural mungkin" Bisiknya kemudian.

aku terkejut dan langsung menatap Via dengan seolah menanyakan " Apa maksud mu? "

Via hanya tersenyum kemudian mengambil kotak pensilku

"Kau memiliki banyak pulpen Ken, aku akan pinjam satu" Ucapnya masih tersenyum penuh makna sambil mengambil salah satu pulpenku.

Aku masih bingung dan bertanya-tanya apa maksudnya tadi. Tapi sebelum Aku bertanya lagi pada Via. Guru didepan kelas menyela dengan memperingatkan bahwa kami harus cepat menyelesaikan tugas kami.

Tentu saja Aku harus menginterogasi Via setelah pelajaran ini selesai.

Meskipun setelah itu Via tidak pernah mau menjelaskan apapun padaku sampai aku lelah bertanya padanya. Ah entahlah biarkan saja.

**kembali ke 2 bulan kemudian saat Kenesha dan Raid di kelas yang sepi**

Kira-kira seperti itulah pembicaraan singkatku dan Raid saat kami satu kelompok 2 bulan lalu. Meskipun daripada disebut sebuah pembicaraan. Itu malah lebih mirip Raid hanya membagi tugas kelompok kami. Ya aku tau itu. Meskipun begitu. Itu berkesan untukku

*Anak-anak lain di kelasku pun satu persatu datang dan kelas kamipun sudah dimulai dan sekarang adalah jeda istirahat kami yang pertama. Berhubung kami sekolah sampai pukul 15:00 maka peraturan sekolah ku adalah memiliki jeda istirahat 2 kali.

***

"Ken aku tidak kekantin" Ucap Karin, padahal baru saja aku mau mengajaknya kekantin. Dia selalu malas meski hanya untuk berjalan kekantin.

"Bella, bagaimana denganmu? " Tanyaku pada Bella yang duduk didepanku

"Bisakah aku menitip saja ken. Andini bilang ada berita baru. Haha" Ucap Bella dengan gelak tawanya. Seperti biasa, Andini dan Bella adalah Ratu gosip

"Ken aku lapar, ayo kekantin denganku" Ucap Via tiba-tiba menarik lenganku.

*

"Kau menyukai Raid kan" Ucapan Via yang tiba-tiba membuatku tersentak, aku hanya bisa meminum air mineral di atas meja kantin sekolah ini untuk mencoba menghilangkan kegugupanku.

Via tersenyum sembari menatapku penuh makna.

"Jangan tanya mengapa aku bisa tahu Ken. Hanya melihat caramu menatap Raid,kurasa semua orang akan tahu" Ucapnya dengan seksama

"Benarkah?? Apa aku terlalu berlebihan? Apa sebegitu mudahnya ditebak? " Tanyaku bertubi-tubi pada Via yang hanya dibalas anggukan darinya. Yaampun!! Aku malu sekali meskipun hanya pada Via. Bagaimana bila semua anak kelas mengetahui aku menyukai Raid. Aku tidak bisa membayangkan hal tersebut

"Lalu apa yang harus aku lakukan Vi? Aku tidak ingin seluruh teman kelas mengetahui aku menyukai Raid"

"Memangnya kenapa kalau mereka tahu? Bukankah dengan begitu Raid juga akan tahu. Mudah untukmu bukan" Ucap Via enteng

"Ya!! Kau gila hah! Tentu saja itu akan memalukan. Kau tahu sendiri aku dan Raid bahkan tidak saling bicara. Kami tidak sedekat itu"

"Hmm iya juga. Tapi bagaimana bisa kau tidak pernah bicara dengannya. Padahal bila sudah kenal, Raid adalah pria yang asik setahuku " Ucap Via menjelaskan. Tentu saja dia dapat mengatakan hal seperti itu. Via dan Raid sudah berteman sejak kecil dari mulai taman kanak-kanak hingga sekarang, aku bahkan mendengar cerita dari Karin bahwa Rumah mereka berdekatan.

"Entahlah T_T aku terlalu malu bahkan walau hanya untuk menyapa nya" Ucapku penuh putus asa. Sungguh aku pun ingin sekali dekat dengan Raid meski hanya berteman. Aku sungguh iri dengan orang-orang yang dekat dengan Raid.

"Hmm.. Mau kubantu? " Ucapnya menawarkan. Untuk beberapa detik aku tergoda oleh tawaran Via. Tapi aku kembali memikirkan bagaimana jika nanti Raid tidak mau denganku, bahkan untuk berteman pun tidak mau. Akan sangat memalukan jika mengetahui hal itu dari Via, dan itu akan membuat kami canggung nantinya. Toh, sudah banyak case seperti ini, dimana teman yang mendekatkan temannya dengan orang lain malah berakhir mereka yang saling jatuh cinta. Aku sungguh tidak berharap ada plot twist seperti itu. Tidak! Sama sekali tidak. Oh ayolah aku hanya mencari titik teraman saja.

"Bantu aku dengan merahasiakannya Vi. Bantu aku merahasiakan bahwa aku menyukai Raid agar teman-teman lainnya tidak mengetahuinya"

"Hmmm.. Sederhana sekali kau Ken. Oke baiklah"

"Jangan coba coba memberitahu Raid. Aku tahu kalian berteman dekat" Ancamku pada Via. Aku memang ingin Raid tau perasaanku padanya,tapi aku ingin memberitahunya sendiri. Bukan dari orang lain.

Aku rasa keputusan ku ini benar. Tidak buruk Via tau perasaanku pada Raid, dia temannya Raid dan juga terlihat dapat dipercaya.

Saat ini aku hanya perlu mengurangi dosis obsesi ku pada Raid, agar teman-teman lain tidak mengetahuinya. dengan begitu kurasa tidak akan ada Masalah Baru.

๐˜‰๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ด๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ.....


next chapter
Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C2
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk