Tepat jam setengah lima sore itu, Jeanna bangkit dari duduknya dan pergi ke ruangan Rain untuk berganti pakaian. Seperti yang dikatakan Rain, Jeanna tak perlu menunggu bosnya itu untuk pulang, jadi Jeanna berencana berganti pakaian dan langsung pulang setelahnya.
Jeanna masuk ke ruang ganti dan ia bisa mencium aroma parfum Rain di ruangan itu. Bahkan dari aromanya pun Jeanna bisa tahu itu parfum mahal. Pantas saja Rain menyebut aroma parfum Jeanna murahan.
Jeanna pergi ke tumpukan pakaian yang disimpannya di samping sepatu Rain, tapi ia panik ketika tak melihat pakaiannya di sana. Jeanna menatap sekeliling ruangan dan akhirnya ia melihat pakaiannya tergantung rapi di sisi terujung rak pakaian Rain. Bahkan, pakaian ganti lusuh Jeanna juga tergantung di sana.
Apa Rain yang melakukannya? Kenapa? Apa dia khawatir pakaian Jeanna akan mengotori sepatunya yang mahal dan mengkilat itu? Jeanna mendengus melihat bagaimana jarak pakaian Jeanna dan pakaian Rain berjauhan. Pria itu pasti takut pakaiannya akan terkontaminasi pakaian Jeanna.
Meski agak kesal, tapi Jeanna tak berhak protes. Ia pun segera melepas blazer dan kemejanya. Saat itulah, pintu di depannya tiba-tiba terbuka. Jeanna mematung ketika mendapati Rain masuk ke ruangan itu. Pria itu juga berhenti di pintu ketika melihat Jeanna.
Namun, detik berikutnya, Jeanna mendengar suara ibu Rain di ruangan Rain. "Pakailah pakaian dengan motif yang berkesan. Dirut JT itu suka dengan orang-orang yang unik dan berani dalam berpakaian. Karena dia pun seperti itu."
"Baik," jawab Rain dengan tatapan masih tertuju pada Jeanna. Lalu, pria itu menutup pintu di belakangnya.
Jeanna tak berani bersuara karena ada ibu Rain di luar. Terlebih, Rain juga tak mengatakan apa pun. Namun, ketika tatapan Rain turun ke tubuhnya, Jeanna tersadar. Ia seketika menarik kemeja yang sudah dilepasnya untuk menutup tubuh depannya sebisa mungkin.
Jeanna menelan ludah gugup ketika Rain melangkah ke arahnya. Jeanna mundur hingga punggungnya menabrak rak pakaian di belakangnya, tapi Rain tidak berhenti. Pria itu terus mendekat hingga tubuh mereka nyaris tak berjarak. Jeanna memalingkan wajah canggung tatkala Rain menunduk menatapnya.
Jeanna memejamkan mata ketika Rain mengulurkan tangan ke arahnya, tapi ternyata hanya melewatinya. Lalu, Jeanna merasakan sapuan kain di bahunya yang terbuka tatkala Rain mengeluarkan satu stel pakaian dari rak di belakang Jeanna.
Pria itu melempar pakaian di tangannya ke etalase di tengah ruangan, lalu tangannya bergerak melepas jas kerja warna cokelat gelap yang dipakainya. Tak berhenti sampai di situ, Rain juga membuka kancing kemejanya. Jeanna kembali membuang muka ketika pakaian pria itu mulai terbuka. Jantung Jeanna berdentum kencang.
Jeanna bahkan menahan napas saking gugup dan canggungnya dengan situasi mereka. Kenapa pula Rain tidak mundur ketika dia melepas pakaiannya seperti itu? Jeanna semakin mundur ketika tangan Rain membuka kancing kemeja di perutnya. Tangan pria itu sempat bersenggolan dengan tangan Jeanna yang memegangi kemeja di depan tubuhnya.
Jeanna bisa mendengar pria itu membuka ikat pinggang. Lalu, ritsleting celananya. Jeanna memejamkan mata. Ia bisa mendengar suara kain-kain jatuh. Lalu, didengarnya Rain berbisik di telinganya,
"Kenapa kau baru menutup matamu sekarang? Apa yang kau harap untuk kau lihat?"
Benar juga. Jeanna seketika merasa malu. Ia bahkan dengan tak tahu malunya sempat mengamati tangan Rain yang membuka kancing kemeja pria itu sendiri tadi. Maka, Jeanna terus menutup matanya ketika merasakan Rain bergerak menjauh darinya. Jeanna hanya mendengar suara kain. Rain sepertinya mulai memakai pakaiannya sekarang.
Namun kemudian, Jeanna waspada ketika merasakan tubuh Rain begitu dekat dengannya. Masih dengan memejamkan mata, Jeanna mundur, memasukkan badannya ke rak di belakangnya. Namun, ia tersandung bagian bawah rak itu dan nyaris jatuh ke belakang, tapi dirasakannya sebuah tangan melingkar di pinggangnya, langsung menyentuh kulitnya, sementara satu tangan lain memegangi pundaknya yang juga telanjang.
Jeanna kontan membuka mata dan mendongak menatap Rain. Jeanna merasakan pria itu menarik Jeanna ke arahnya, membuat Jeanna kembali berdiri tegak. Lalu, Rain tiba-tiba berlutut di depan Jeanna, tapi ternyata pria itu hanya mengambil sepasang sepatu di bagian bawah rak.
Rain berbalik setelah mengambil sepatu itu, lalu mengganti sepatu yang dikenakannya dengan sepatu yang baru diambilnya. Dan tanpa menoleh pada Jeanna lagi, pria itu membuka pintu ruangan itu dan pergi. Sementara, Jeanna masih mengerjap bingung, gugup, dan canggung, di tempatnya. Ia bahkan tak bisa mengingat motif pakaian jenis apa yang tadi dipakai Rain.
***