Bab 231
Detik berjalan berganti menit, menit berjalan berganti jam, jam pun berjalan berganti hari. Genap dua hari sudah Amar dirawat. Sejak itu pula, mata lelaki itu tak pernah lagi terbuka. Beberapa peralatan medis menempel di tubuhnya, dengan kabel tersambung ke monitor, serta alat bantu pernapasan yang sudah terpasang sejak pertama ia masuk rumah sakit.
Mata Juna itu kerap kali berair meski tetap tak memperlihatkan gerakan apa pun.
mama Chani selalu setia di sisi sang putri yang kini tengah berjuang melawan maut di ruang ICU. Hatinya terlalu sakit melihat anak sulungnya itu terbaring tak berdaya di atas ranjang pesakitan.
Isak kerap kali mewarnai hari-hari perempuan paruh baya itu. Meratapi sikap egois sang anak.
Pak pak setengah putus asa meyakinkan sang istri, jika jodoh adalah rahasia Tuhan. Namun perempuan itu seakan ingin mengaturnya.
"Sudah lah, Ma," ucap pak Mark yang belum genap setengah jam masuk ke ruangan di mana Joy dirawat.