Namun nyatanya, dugaan Abang salah. Ayah dan ibunya duduk di dekat Abang. Sementara kekasih Abang, ada di samping orang tuanya. Ayahnya bilang, 'Anto, sebaiknya Nak Anto sukses dulu. Ya, walau itu mungkin mustahil bagi Nak Anto. Tapi, kalau Nak Anto keras juga ingin bersama anak kami, Nak Anto harus sukses dulu. Kalau rasanya kesuksesan itu teramat jauh, maka jauhilah anak kami. Maaf Nak Anto, kami hanya butuh menantu dari keluarga yang jelas. Kan, keluarga Nak Anto tidak jelas sama sekali. Semoga Nak Anto paham maksud kami." Sejak hari itu, aku bertekad ingin mengubah nasibku."
Bagi Bang Anto, penghinaan seperti itu teramat pahit. yang lebih pahit lagi, kekasihnya tidak membelanya sama sekali.
"Doni, kata orang-orang cinta itu berdua. Kalau kamu saja yang berjuang, itu namanya membabu."
Bang Anto menutup kisah sedihnya itu dengan tawa yang juga terasa menyedihkan.