"Dayra, delapan puluh lima," Dayra langsung membisu di tempat saat mendengar nilai miliknya yang sudah keluar, antara percaya dan tidak percaya dia bisa mendapatkan nilai sebagus itu untuk pelajaran matematika.
"Bagus, kamu belajar yang rajin ternyata, sini ambil kertas ulangan kamu."
Dayra mengangguk cepat dan langsung berdiri mengambil kertas ulangannya yang sangat dia nantikan, dia tidak sabar melihat angka delan lima di kertas ujiannya untuk pertama kali dalam pelajaran matematika.
"Makasih pak."
Dayra mengambil kertas ulangan itu dan tersenyum lebar, rasanya hatinya sangat berbunga-bunga hanya karena nilai delapan lima di lembar jawabannya, apalagi ini dalam pelajaran matematika. Dia kembali ke tempat duduknya sambil terus memandangi nilainya yang sangat indah itu.
"Ciee, dapet nilai gede gitu, wah nanti gue juga mau minta diajarin sama pak Kai ah." Goda Gea dan kemudian langsung terkekeh saat wajah Dayra berubah menjadi merah, dia malu karena Gea sudah menggodanya.
"Lo harus kasih tau pak Kai sih."
"Ya iyalah," Ujar Dayra dan kebetulan setelah mengucapkan itu bel pulang sekolah berbunyi, dia tersenyum dan langsung merapikan semua buku-bukunya ke dalam tas, dia sudah tidak sabar untuk segera keluar dari kelas dan menghampiri pak Kai.
Dayra langsung beralari ke luar kelas dan langsung pergi ke ruang guru saat kelas sudah dibubarkan, sambil berlari dia tersenyum dan membawa-bawa lembar jawaban itu. Dia berhenti di depan ruang guru dan langsung membuka pintu ruang guru pelan.
"Permisi."
"Eh iya silakan masuk."
Dayra tersenyum tipis dan langsung masuk ke dalan ruang guru, dia melihat sekitar mencari meja pak Kai yang ada di pojok ruangan, dia terdiam saat melihat ternyata meja pak Kai kosong dan tidak ada orang di sana.
"Bu, pak Kai di mana ya?" Tanya Dayra kepada guru baru yang ada di sana.
"Oh udah pulang, kenapa? Tugas ya? Bisa dititip ke ibu, kata pak Kai juga dititip di ibu aja."
Dayra terdiam sebentar, "Bukan bu, oh ya baru bu pulangnya?"
"Iya barusan."
Senyum Dayra kembali merekah, dia mengangguk dan mengucapkan terimakasih pada guru baru itu dan segera pergi dari ruang guru, dia kembali berlari namun kali ini pergi ke parkiran sekolah.
***
"Jadi, Dayra sukanya apa?"
Gea melihat Kai yang sekarang ada di hadapannya, tiba-tiba dia ditarik hanya untuk mengetahui apa yang Dayra suka.
"Dayra mah suka EXO pak." Jawab Gea dan Kai langsung mengerutkan keningnya heran, dia sama sekali tidak tau apa pembicaraan Gea.
"EXO? Apa itu EXO?"
Gea langsung menganga saat Kai bertanya seperti itu, dia bahkan hampir tertawa karena tingkah Kai, karena siapa yang tidak tau EXO? Boyband terkenal asal Korea Selatan yang sangat booming di Indonesia, dan bisa-bisanya Kai tidak tau.
"Bapak kan orang Korea masa nggak tau, EXO itu boyband asal Korea pak." Jelas Gea dan Kai langsung tersenyum kikuk.
Dia baru dengar nama itu, apa mungkin saat sekolah dulu dia terlalu sibuk belajar sampai tidak mengenal EXO dan boyaband lainnya yang ada di Korea sana, yang dia tau hanyalah Shinwa dan S.E.S.
"Ah, iya-iya."
"Oh ya pak, Dayra juga suka sama Baekhyun!"
Kai kembali mengerutkan keningnya, siapa lagi itu?
"Baekhyun itu salah satu member yang ada di EXO pak, kan EXO membernya banyak ada Xiumin, , Suho, Lay, Baekhyun, Chanyeol, Chen, D.O,Kai, sama Sehun. Nah Dayra sukanya Baekhyun." Jelas Gea yang sudah tau bahwa Kai tidak mengerti dengan ucapannya, Kai tersenyum dan mengangguk-angguk.
Kenapa sekarang member boyband ada segitu banyak, dan bagaimana caranya fans mereka menghafal nama mereka satu persatu. "Oke terimakasih, EXO dan Baekhyun." Ingat Kai dan Gea mengangguk.
"Makasih Gea." Ujar Kai lalu kemudian segera pergi ke parkiran, alasan dia menanyakan itu kepada Gea karena dia ingin memberikan sedikit hadiah kepada Dayra, dan ingin tau apa yang disukai oleh gadis itu.
"Pak Kai!"
Kai langsung menghentikkan langkahnya saat mendengar seseorang memanggil dirinya, dia berbalik dan melihat Dayra yang sedang berlari sambil melambaikan tangannya kepada Kai, senyuman lebar terlihat jelas di wajah cantik gadis itu.
Kai terdiam, melihat Dayra yang terlihat sangat gembira, yang tidak tau kenapa sangat terlihat cantik di matanya, Dayra semakin mendekat dan Kai semakin tidak bisa bergerak saat Dayra semakin mendekat padanya, seperti ada sesuatu yang menahan kakinya.
Gadis itu berhenti tepat di hadapan Kai lalu mengatur nafasnya kelelahan, namun tidak lama dia kembali berdiri tegap dan tersenyum lebar walaupun masih mengatur nafasnya. "P-pak." Katanya dan Kai terus memperhatikan Dayra.
"Saya dapat nilai delapan lima." Katanya lagi dengan bangga.
Kai yang mendengar itu langsung merasa sangat gembira, dia langsung tersenyum lebar dan menatap gadis di depannya ini dengan bangga. "W-wah," Kai terdiam sebentar karena terlalu kaget, dia benar-benar sangat gembira saat mengetahui nilai Dayra, sampai dia tidak bisa berkata-kata.
"Makasih pak."
Kai tertawa pelan dan kemudian menggeleng, "Ini bukan karena saya, tapi karena usaha kamu sendiri,"
"Saya cuma menjalankan tugas saya untuk membimbing kamu, dan kamu yang milih untuk tetap bersama saya, kamu yang milih untuk merubah diri kamu sendiri,
"Saya bener-bener bangga sama kamu, kamu mau berjuang dan inilah hasilnya, kamu hebat Dayra."
Dayra terdiam mendengar perkataan Kai yang entah kenapa sangat menyentuh hatinya, selama ini tidak pernah ada yang bangga dengan apa yang dia raih, tidak pernah ada yang bangga dengannya. Dan kini, Kai mengatakan itu dengan sangat tulus. Membuat Dayra merasa lebih dihargai.
Dayra tersenyum dan kemudian melangkah lebih dekat kepada Kai, dia menatap mata Kai dalam-dalam, membuat laki-laki itu terpaku dengan Dayra.
"Saya ingin berterimakasih sama bapak,"
"Karena bapak, saya merasa hidup kembali, saya merasa punya semangat lagi di dalam diri saya, saya merasa saya harus menjadi Dayra yang kuat bukan Dayra yang bisa mereka remehkan kapan saja. Karena bapak, saya jadi ingin maju, andai semua guru kayak bapak, nggak akan siswa yang bodoh dan nakal seperti saya." Kata Dayra sambil menatap Kai dan tersenyum sangat manis, Kai yang mendengar kata-kata itu langsung terpaku.
"Aa-ahh kamu jadi traktir saya kan kalau gitu?" Tanya Kai setelah sadar bahwa dirinya menatap Dayra terlalu lama, dia terlihat sangat salah tingkah dan melihat Dayra yang sepertinya tenang saja di sana.
"Iya! Ayo pak, kita beli makanan kesukaan bapak!" Ujar Dayra lalu menarik tangan Kai dan berjalan menuju mobil Kai yang terparkir rapih di pojok.
Kai melihat tangannya yang ditarik oleh Dayra, bagaimana bisa gadis itu tetap tenang dan ceria disaat Kai sedang menutupi pipi merahnya dan menahan debaran di jantungnya?