Télécharger l’application
94.11% Guru Ganteng / Chapter 16: Bab 16 : Loser

Chapitre 16: Bab 16 : Loser

"Ba-bakyun? Aduh siapa sih itu? Aku bener bener lupa siapa namanya." Kata Kai melihat jejeran album-album dari boyband Korea. Sekarang dia ada di store khusus pecinta kpop, sambil ditemani oleh kakaknya dia membeli hadiah untuk Dayra di hari Minggu ini.

"Siapa? Mana ada artis namanya Bakyun, coba ingat-ingat, siapa namanya."

Kai memejamkan matanya sebentar, mengingat siapa nama yang ada di dalam otaknya, yang waktu itu dikatakan oleh Dayra.

"Ekseuoo? Ahh Exo exo!" Kai tersenyum senang dan kembali membuka matanya melihat kakaknya yang hanya menggelengkan kepala.

"Kalo gitu namanya Baekhyun, bukan bakyun!" Kata Taesa lalu mengambil beberapa album yang terpajang di sana.

Kai menggaruk tengkuknya yang tak gatal, dia sendiri pusing dengan nama-nama boyband itu, kenapa anak jaman sekarang sangat pandai?

"Kamu tinggal di goa sih, jadi tidak tau perkembangan tanah lahir sendiri."

"Sewaktu SMA aku belajar! Mana sempat mikirin mereka, nilai ujian aja udah buat aku stress." Kata Kai dan kemudian mengambil keranjang kecil yang dibawa oleh Taesa yang berisikan album-album yang akan mereka beli.

Taesa hanya menggeleng, "Anak ini, pasti sangat berharga buat kamu ya?"

Kai terdiam dan kemudian mengangguk, "Iya."

"Ketebak, kamu tipe orang yang tidak mau repot-repot beli sesuatu untuk hadiah untuk orang lain, tapi sekarang kamu terlalu bersemangat."

"Dia anak murid aku, kerja kerasnya dan rasa semangatnya buat aku pengen ngelakuin sesuatu buat dia, buat aku ngerasa aku harus kasih sesuatu untuk menghargai usahanya."

Taesa mengangguk, "Bukan karena kamu suka dia kan?"

Seketika Kai terdiam dan melihat kakaknya yang sekarang memasang wajah aneh di hadapannya, dia senyum-senyum sendiri sambil melihat Kai yang menatapnya heran.

***

"Eyy delapan puluh limaaa!!"

Dayra menoleh dan langsung membuang muka saat Gea datang dan melangkah menghampirinya, sedangkan Dayra mempercepat langkahnya, tidak mau berjalan dengan Gea saat ini.

Namun, rupanya gadis itu kalah cepat, Gea langsung merangkul Dayra dan tersenyum lebar, "Eheee, ciee yang dapet delapan lima, boleh lah panggil nona delapan lima."

Dayra menghela nafas sebal lalu menggeleng. "Apaan sih gila ya?" Tanyanya lalu terkekeh dan Gea malah mempererat rangkulan nya.

"Yang abis traktir pak Kai, uhuuyyy gue nggak ditraktir juga nih?"

"Lu mah traktir susu juga udah seneng." Semprot Dayra dan Gea mengangguk, apa yang dikatakan Dayra benar, gadis itu sangat menyukai susu.

"Day."

Dayra ikut menghentikan langkahnya saat Gea menghentikan langkahnya, dia melihat kearah Gea yang sekarang sedang tersenyum lebar kepadanya.

"Gue salut banget sama lo, lo keren banget! Lo pengen berubah dan sekarang lo bisa buktiin kalau lo bukan anak nakal lagi."

Dayra langsung menggeleng dan kemudian menatap Gea dengan tatapan ngeri, "Ih kesurupan ya Ge?" Katanya dan kembali melangkah, meninggalkan Gea yang mendesis sebal dan kemudian berlari kecil menghampiri Dayra.

Sedangkan, Kai baru saja sampai di sekolah, dia keluar dari dalam mobilnya sambil menenteng totebag kertas.

"Pagi pak." Sapa murid-murid yang melewatinya dan Kai membalas sapaan itu dengan senyuman.

Dia menaiki anak tangga dan kemudian berjalan di lorong sekolah menuju ke ruang guru. Dia tersenyum dengan ramah kepada setiap orang yang melewatinya.

Hingga dia berbelok masuk ke dalam ruang guru, "Pagi." Sapanya dan semua guru-guru membalas sapaan Kai.

Laki-laki itu duduk di mejanya dan melihat Bu Tania yang segera menghampirinya.

"Bagus, Dayra ada kemajuan pak, dia di pelajaran saya mencapai Kkm." Ujar Bu Tania dan Kai langsung tersenyum bangga.

"Saya senang dengernya, bu."

"Makasih ya pak Kai."

"Semua usaha Dayra sendiri, bu." Kata Kai dan Bu Tania mengangguk, beliau segera duduk kembali ke tempatnya dan Kai menaruh totebag itu di atas mejanya.

Dia jadi tidak sabar untuk memberikan ini kepada gadis itu. Pasti Dayra akan senang saat membukanya.

***

Dayra dan Gea masuk ke dalam kelas sambil tertawa, mereka duduk di bangku mereka dan masih bercanda-canda walaupun sudah masuk ke dalam kelas.

"Haloo," Seorang gadis menghampiri mereka, dia adalah Lia, salah satu teman kelasnya yang mempunyai sifat cari perhatian dan nyebelin seribu persen.

Gea langsung memandang Lia malas, kedatangan gadis itu bagaikan mimpi buruk bagi satu kelas, sifatnya yang menyebalkan membuat dia mudah untuk dibenci.

"Ada apa? Kita nggak nyari masalah sama lo." Kata Gea terkesan dingin dan gadis itu hanya tersenyum manis dan melihat Dayra, "Kemarin nilai ulangan delapan lima hasil nyontek ya?" Katanya dengan nada senang.

Gea yang mendengar itu langsung melotot dan berdiri dari kursinya, "Maksud lo apa hah?" Katanya sewot dan Dayra langsung menenangkan Gea, dia menyuruh Gea duduk kembali, dan melihat Lia dengan tatapan tajamnya.

Dia berdiri dan kemudian melangkah mendekat ke arah Lia, "Sirik yaa nilai gue bagus?" Tanyanya dengan nada tak kalah senang, membuat Lia langsung melunturkan senyumannya.

"Lebih baik banyak belajar, daripada nuduh, keliatannya lo kayak kampungan." Kata Dayra lalu kemudian segera tersenyum lebar, meledek Lia yang sekarang sudah memasang wajah kesal. Gadis itu mengepalkan tangannya kuat-kuat dan kemudian langsung pergi ke luar kelas.

Gea langsung menahan tawa melihat wajah Lia yang sepertinya sangat kesal dengan kata-kata Dayra tadi. Dayra menoleh ke belakang, melihat Gea yang sekarang mengacungkan ibu jarinya kepada Dayra.

***

Kai bersiap-siap membawa sebuah buku paket, bel masuk sudah terdengar dan dia harus segera memulai pelajaran, "Pak Kai! Mau bareng?" Tanya bu Tania yang juga sedang membawa buku paket di dekapannya, "Iya ayo bu boleh." Kata Kai dengan senyuman.

"Kamu yang benar!"

Semua guru langsung terkejut setelah mendengar suara lantang dari meja Pak Andrea, laki-laki itu memasang wajah marah dan melihat seorang gadis yang ada di depannya. Kai melihat gadis itu adalah Lia, siswa yang satu kelas dengan Dayra.

"Tidak bisa dibiarin! Ayo kita ke kelas, saya akan hukum dia." Kata pak Andrea dan segera berdiri dari kursinya.

Bu Tania menghela nafas, "Yuk pak Kai, ngeri kalau ngeliat pak Andrea marah-marah." Kata bu Tania lalu kemudian menarik tangan Kai pelan, tetapi laki-laki itu masih melihat Lia sesekali, di dalam hatinya terasa seperti ada sesuatu yang tidak beres.

Pak Andrea masuk ke dalam kelas. Semua murid langsung duduk begitu kedatangan pak Andrea. Dayra melihat sepertinya ada aura yang tidak menyenangkan begitu pak Andrea datang.

"Pagi, saya mau memberitahukan sesuatu."

Semua murid langsung terdiam dan melihat wajah pak Andrea yang sudah sangat masam, kelihatannya saja sudah tidak menyenangkan.

"Dayra, kamu kenapa melakukan hal curang? Ada seseorang yang memberitahu saya kalau kamu pakai hal curang untuk mendapat nilai delapan lima, saya kecewa sama kamu!"

Dayra langsung terkejut saat beliau membentaknya dan mengatakan seperti itu, "S-saya.."

"Saya juga heran, gimana bisa kamu langsung dapet nilai bagus, ternyata kamu bohongin saya."

Semua murid langsung terfokus kepada Dayra yang dibentak dan diomeli oleh pak Andrea, "Saya ngga-"

"Kalian tau kan, saya sangat benci dibohongi, dan diantara kalian ada pembohong, berani sekali dia bohongin saya,"

Pak Andrea memotong kata-kata Dayra, lalu kemudian menunjuk Dayra sambil berkata seperti tadi. Dayra dapat merasakan hatinya sangat sakit.

"SEKARANG KAMU KELUAR DARI KELAS SAYA! JANGAN PERNAH DATANG KE KELAS SAYA LAGI!" Bentak pak Andrea membuat satu kelas terkejut, dia menatap Dayra dengan tatapan marah, menunggu gadis itu pergi.

Dayra menahan tangisnya dan kemudian melihat teman-temannya.

"CEPAT! KAMU SAYA BLACKLIST DARI KELAS SAYA!"

Dayra ingin menangis saat itu juga, dia tidak bisa apa-apa, bahkan Gea pun tidak bisa berbuat apa-apa, dia tidak bisa membantu sahabatnya.

Dayra berdiri dari kursinya, kemudian berjalan keluar kelas sambil menunduk, tidak ada yang bisa dia lakukan saat ini, meminta maaf pun tidak ada gunannya.


next chapter
Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C16
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous