Sekali lagi si penyusup menghindar cepat dan tidak mau beradu tenaga tenaga internal. Perbedaan kekuatan dan tingkatan terlalu besar. Si Penyusup hanya bisa menghindar. Ketika si penyusup berada di samping kakek tua ini, dia menjura hormat agar tidak di teruskan lagi.
"Tuan. Mohon hentikan."
"Hentikan serangan." Teriak Hong Youmei. Meskipun dia tidak melihat wajahnya karena berada dalam gelap tapi dari suaranya dia dapat mengenali si penyusup.
"Mohon Tayhiap jangan marah. Saya Ye Shang tidak bermaksud menyusup tapi karena beberapa orang mengintai dengan masksud tidak baik maka saya terpaksa menyusup." Chen memberi hormat.
Tak lama kemudian datanglah Manager dengan membawa lampu tempel. Kini semua dapat saling melihat. Yinseng yang baru pertama kali melihat Chen agak sedikit terkejut tidak menyangka bahwa lawan bertarungnya tadi adalah seorang yang sangat muda.
Kita tahu sebelumnya kalau Chen hendak memasuki rumah lelang tapi tidak leluasa. Akhirnya dia melompat ke loteng memasuki rumah dari atas.
"Anak muda ini adalah orang yang saya maksud Tuan." Youmei memperkenalkan. "Dan Tuan Yinseng ini adalah pemilik dari beberapa rumah lelang. Termasuk tempat ini. "
Tadi siang Youmei memperkenalkan diri kalau dirinya adalah pemilik tempat ini. Sekarang dia menunjuk pak tua ini. Hal ini membuat Chen sedikit bingung.
"Tidak disangka masih muda seperti ini sudah menerima warisan kekuatan dewa." Yinseng mengelus janggutnya yang sudah putih. "Seandainya tadi kau menyambut seranganku dengan kekuatan dewa, kurasa kau sudah mati. Tapi keputusan cerdas dengan menghindar."
"Saya terlalu lancang berhadapan dengan Tuan Dewa sakti pencabut nyawa Hong Yinseng peringkat Emperor. Jika Tayhiap tidak mengurangi tenaga maka dapat dipastikan saya hanya tinggal raga di tempat ini."
"Hahahaha... Benar benar bermata jeli." Yinseng tampak senang dengan ucapan Chen.
Apa yang di katakan Chen bukanlah tanpa alasan. Karena memang dirinya tadi berada di ujung tanduk. Hembusan anginnya saja dapat membunuh. Bahkan sekarangpun pipinya ada bekas baret tipis dan mengeluarkan setitik darah hanya dari kibasan anginnya saja.
Chen memang belum pernah bertemu dengan pak tua ini di masa kehidupan sebelumnya. Namun nama Dewa Pencabut Nyawa sudah sangat terkenal dengan jurus yang selalu menyerang ke arah leher. Sedikit goresan saja di leher maka akan mati seketika.
"Bisakah di jelaskan, mengapa Ye Shang dikatakan memiliki kekuatan dewa. Lalu mengapa dia dapat menghindar jurus pencabut nyawa dan hanya menggores pipinya. Apakah Tuan sudah kehilangan kekuatan."
Sepertinya Hong Youmei tidak puas. Dirinya saja yang berada di peringkat alam tidak akan sanggup menghadapi serangan yang barusan.
"Mengapa anak muda ini bisa menghindar karena dia telah menerima warisan kekuatan dewa yakni kekuatan Kultivator Dewa. Mungkin anak muda ini murid dari seorang Kultivator." Yinseng memegang bahu Chen. "Didalam tubuh sederhana ini terdapat dua tenaga. Yang satu tenaga Internal miliknya sendiri yang akan berkembang sesuai dengan pelatihannya. Dan Yang kedua adalah tenaga titipan atau pemberian dari seorang Kultivator. Jadi gerakan cepat yang kau lihat tadi bukan lah sebuah jurus tetapi kemampuan mengubah waktu."
"Mengubah waktu?"
"Soucia, ijinkan saya menjelaskan. Ketika saya menggunakan kekuatan dewa tadi, keadaan di sekitar pudae bergelombang seperti sedang melihat dari dalam air. Dan semua gerakan di sekitar seperti berjalan dengan lambat. Jadi bukan saya yang bergerak cepat tapi yang disekitar bergerak lambat."
"Jika demikian maka kau tidak akan terkalahkan "
"Hahahah...."Tidak demikian cucuku." Yinseng tertawa senang "Tenaga Dewa itu ada batasannya dan jika Ye Shang ini masih peringkat Bumi maka daya tahannya sangat sebentar."
"Benar sekali." Chen juga menimpali. "Jika pertarungan tadi diteruskan maka tenaga dewa dalam diriku habis maka pada saat itu aku dengan mudah dibunuh. Apa lagi aku tidak dapat mendekati Tuan Yinseng yang di penuhi dengan aura yang begitu besar."
"Anak muda. Youmei adalah cucuku tapi dia selalu memanggilku Tuan ketika dalam pekerjaan, sampai akhirnya keterusan memanggilku Tuan."
"Tentu saja di tempat kerja aku akan selalu memanggil Tuan kepada kakek."
Chen sebelumnya sudah mencurigai karena Youmei dan Yin Sheng memiliki hubungan keuarga karena sama sama bermarga Hong.
"Benar benar pengalaman tuan sudah sangat besar. Saya hanya karena kebetulan saja menerima warisan dewa."
"Pemuda yang berwawasan luas dan berpengalaman. Masa depan tak terbatas. Melihat pengetahuan dan sikapmu Seandainya tidak melihat umurmu maka aku akan menyangka kalau kau juga seorang Kultivator Immortal yang berumur ratusan tahun."
"Terima kasih Tuan atas sanjungannya."
"Saya pernah mendengar kalau ratusan tahun yang lalu seorang Kultivator Dewa dari Benua Thian datang ke dunia Dixiu yang bernama Ye Sang si Dewa Peramal."
"Sekali lagi Tuan memiliki mata tajam. Seperti Kakeknya demikian juga cucunya. Keduanya memiliki pengamatan cerdas. Tidak ada yang bisa menyembunyikan sesuatu Dimata kedua orang hebat ini." Chen menunduk dengan hormat. "Nama saya adalah Yuan Chen dan menerima warisan dari Ye Sang si Dewa Peramal."
"Hahahaha... Bagus bagus. Cucu dari Jendral Yuan Huan."
"Benar. Saya adalah anak dari Jendral Yuan Huan. Jika hal ini membuat malu Rumah Lelang maka saya akan mengundurkan diri dan tidak pernah lagi mengganggu rumah lelang."
Apa yang di ungkapkan Chen tentu saja membuat terkejut Hong Youmei dan Dhou Ren. Youmei memang menyadari kalau Chen menyimpan sesuatu. Diapun tidak berpengaruh selama masih saling menguntungkan. Tapi siapa sangka ternyata karena orang yang di panggilnya Ye Shang adalah anak dari penghianat Yuan Huan.
"Tidak... Tidak perduli siapa dirimu. Rumah lelang adalah tempat orang mencari keuntungan." Kakek tua Yinseng memeluk nya.
"Aku juga tidak perduli akan statusmu." Youmei juga mendukung. "Tapi kudengar keturunan Yuan Huan sudah mati."
"Terima kasih atas dukungan Rumah Lelang. Aku memang sudah mati bagi dunia. Aku menggunakan nama Ye Shang agar dapat bergerak bebas."
"Kau dapat menggunakan nama Ye Shang selama kau mau. Katakan saja yang kau butuhkan maka kami akan mengusahakan. Ruangan untukmu meracik telah disiapkan."
"Kulihat resep yang kau buat berbeda dengan resep umumnya." Yin Sheng memberikan resep yang ada di tangannya.
"Itu metode dari Ye Shang si Peramal."
"Menarik. Apakah Ye Sang mempunyai cara untuk menyembuhkan penyakit cancer." Tanya Yinseng.
"Tergantung. Ada beberapa jenis cancer. Apakah Yinseng Tayhiap menderita cancer?"
"Kakek. Jangan mempersulit dia. Penyakit kakek tidak ada yang bisa menyembuhkan. Biarkan dia membuat racikannya." Youmei menegur si tua.
"Ijinkan aku melihat tangan Tayhiap."
"Tidak apa Mei mei, dia hanya melihat kondisi ku." Yinseng menjulurkan tangannya.
Chen menyambut tangan si pendekar besar itu. Setelah memegang tangan nya, Chen menutup mata lalu di jidadnya ada cahaya kecil. Karena rambutnya menutup keningnya maka tidak dapat di lihat orang lain. Chen membangkitkan Kemampuan [melihat apa yang tidak dilihat orang lain].