"Silakan dinikmati, Nona." Bibi Anzu datang membawakan minuman dan camilan untuk kami. Rin yang sebelumnya kesal pun mulai terlihat ceria lagi saat makanan itu sudah mendarat di meja.
"Huh, apa semudah itu amarahmu diredakan dengan camilan?" tanyaku kesal. Gadis ini pun hanya tertawa dan langsung mengambil camilan yang tersedia. Meski dia anak orang kaya, sepertinya dia tetaplah Rin yang tidak tahu malu.
"Apa kalian ingin berbincang berdua saja? Aku bisa pergi jika memang kalian ingin waktu berdua," ujar Jiro tiba-tiba. Namun, Rin menolak dan memintanya untuk tetap tinggal. Gadis ini berkata tidak ingin berdua saja denganku saat ini. Huh, menyebalkan sekali!
Kami menghabiskan berjam-jam di tempat ini. Meski tidak ada hal asyik yang kami lakukan, tetapi tetap saja waktu terasa begitu cepat berlalu saat kami sibuk berbincang.
***