Tristan menyibukkan diri dengan aktivitas yang padat, entahlah seperti ada sesuatu yang ingin ia lupakan dengan segera. Astaga! ia juga tak menyadari sejak kapan gadis periang itu jadi penguasa di otak kanan dan kirinya sampai ia sulit berfikir!
Mungkin kah ini hanya sekedar pelarian semata??
pelarian akan keinginannya menghadirkan sosok Bianca kembali.
akh! sungguh dia sangat merindukan Bianca... dan apa yang ia rindukan ada pada gadis yang masih berstatus mahasiswi,, bukan itu saja gadis pencuri separuh hati ternyata milik orang lain!!!
"pak silakan lihat ini beberapa calon brand ambasador untuk produk terbaru kita.." Jhoni datang membawa setumpuk berkas.
"ya letakkan diatas meja.." titah Tristan masih fokus pada laptop nya.. sekilas ia melirik pada tumpukan lembaran yang dibawa Jhoni, ada sesuatu yang menarik perhatiannya.
Benar ia tak salah duga,, salah satu kandidat tidak asing bagi Tristan. Pria berwajah innocent yang bertemu dengannya beberapa hari yang lalu dirumah sakit dan mengaku sebagai suami Zara!!
Terpampang sebuah foto yang tertulis nama Aldi Radhika, seorang selebgram yang lagi di gandrungi saat ini.
"Jhoni .. bisa kau selidiki tentang pria ini.."
"siapa pak.." Jhoni menyambut lembaran yang disodorkan Tristan.
"ooh ya pak.. kami sudah bertemu dengan manajer nya,, yang kami tahu dia pemilik Als cake and resto,, dia anak dari pengusaha properti,, anda juga mengenal kakaknya Esa Nugraha,,, dan dia juga sudah punya seorang istri.."
"kenapa kalian memilih dia..."
"pak.. walaupun bukan artis tapi dia cukup terkenal sebagai selebgram,, sudah cukup banyak produk yang diendorse oleh Aldi laku dipasaran.. kita bisa jadikan dia salah satu brand ambasador produk kita nanti.."
Tristan mengetuk- ngetuk pena diatas meja, sambil mendengarkan penjelasan Jhoni,,yang menarik perhatiannya bukan karena apa saja kelebihan suami Zara tapi ia rasa ingin mengenal sang selebgram lebih jauh.
"atur jadwal kapan kami bisa bertemu..." perintah Tristan membuat Jhoni tercengang tak seperti biasanya CEO dingin ini akan mudah tertarik secepat itu.
ah.. tak apalah paling tidak ia tak perlu kewalahan untuk cari ganti yang cocok dan pas menurut versi sang CEO serba perfeksionis.
"siap pak.. saya akan coba menghubungi pihak mereka.." ujar pria berambut klimis dengan kumis tipis yang khas pamit mundur segera melaksanakan perintah tuannya.
~aku ingin tahu seistimewa apa dia...~ batin Tristan membuang pandangannya pada jendela besar yang menyuguhkan pemandangan hiruk-pikuk kepadatan jalan raya.
***
"bos.. bos.. boss..." seperti biasa tingkah Dimas seperti cacing kepanasan menghampiri bossnya yang sering bolos belakangan ini. "ada kabar baik...." ucapnya bersemangat
"ya kabar baik apa...?"
"tadi pihak sempurna grup sudah menghubungi.. mereka akan mengatur jadwal boss bisa bertemu dengan CEO mereka..."
Aldi membuang nafas malas mendengar nama perusahaan Sempurna grup, ia teringat wajah berbinar istrinya kala bercerita tentang CEO tampan yang sok cari perhatian dengan istri orang!
"seperti nya aku tidak berminat..."cetus Aldi kembali melanjutkan kegiatannya dengan laptop.
"lah kenapa boss.. ini kan kesempatan,, boss bisa lebih terkenal lagi dan bisa jadi brand ambassador mereka.."
"apa kau pikir aku ini mau jadi artis..." protes Aldi cepat.
"ya.. bukan sihh.. tapi kan kalau anda terkenal Als cake juga bisa lebih terkenal... belum lagi cabang kita sebentar lagi rampung..."
Dalam hati Aldi membenarkan ucapan Dimas, tapi ia masih merasa sebal kalau ingat bisa-bisanya Zara dekat dengan CEO itu. ahh... kalau cerita sama Dimas nanti dia malah dituduh tidak profesional karena melibatkan hati dalam urusan bisnis.
-ya ampuunnn kenapa aku berfikir terlalu jauh.. bukankah Zara sudah cerita kenapa mereka bisa dekat...- batinnya mencari pembenaran.
"boss.. kenapa bengong.. bukannya kemarin boss bersedia" desak Dimas sedikit kecewa.. ia sudah berulang kali berusaha mempromosikan owner Als cake ,, eehh malah usahanya akan berujung sia-sia!
Dimas masih menunggu boss nya bilang 'iya', tatapannya tajam penuh selidik, seperti detektif yang lagi cari jejak dari suatu kejahatan.
Untuk urusan begini Aldi agak menyerah sedikit dengan Dimas.
"oke baiklah... " pungkasnya
"yes... nanti kita akan dihubungi lagi,," girang Dimas segera beranjak untuk melanjutkan pekerjaannya.
Aldi jadi senang dengan loyalitas manager yang tak lain sahabatnya sendiri itu.
"kita lihat saja nanti..." gumam Aldi.. kalau diingat dari cara dirinya dan CEO Sempurna grup bertemu bisa jadi ada alasan tersendiri kenapa Tiba-tiba sang CEO memilih nya!
***
Dengan sigap Aldi meraih benda persegi miliknya lalu mencari kontak Zara disana. Ada yang menggelitik dalam pikiran nya, sebuah sinyal perintah dari otak pada jari untuk mencari tahu keberadaan Zara saat ini.
bip! bip!
ponsel berdering, terlihat dilayar nama Aldi disana, dia baru saja selesai merangkai buket coklat yang akan ia bersama Widya dan Nanda kembangkan untuk mendongkrak bisnis online mereka dengan brand 'gudang coklat'.. setidaknya mereka sekarang sedang bersemangat juga untuk ikut kompetisi dari Sempurna grup, lumayan lah dana nya mereka bisa menyewa outlet untuk workshop mereka nanti, lagipula kasihan kalau tempat Widya terus yang dijadikan workshop.
.
.