Supermoon tampak memerah darah di atas bukit. Dari sana terlihat sosok seorang gadis berdiri di antara cahayanya. Kerudungnya menutupi sebagian wajah dan rambutnya. Samar-samar raut wajahnya terlihat begitu kusut. Air mata darah mengalir deras hingga mengubah sebagian kulit wajahnya yang putih pucat menjadi merah.
Sejenak, ia memalingkan wajahnya ke sebuah lembah. Wajahnya semakin muram saat melihat sebuah kota di bawahnya. Kota itu dilalap Si Jago Merah yang menggila. Tengah terjadi sebuah peperangan besar di sana. Dua kubu makhluk mengerikan saling berselisih memperebutkan wilayah kekuasaan. Vampir dan Manusia Serigala.
Perlahan-lahan Supermoon tampak terbakar oleh api yang bergejolak dari lembah itu. Kepulan asap hitam menutup seluruh cahayanya. Langit diselimuti kegelapan. Samar-samar, raut wajah gadis itu tampak begitu resah akan apa yang terjadi di lembah. Ia mulai menggetarkan bibirnya.
"Kembalilah! Selamatkan penduduk kerajaan dan negeri ini dari peperangan," katanya sambil terisak-isak.
Gadis itu melangkah sedikit sambil memegangi dadanya yang terluka. Kesakitan yang bergelut di hati dan tubuhnya tidak tertahankan lagi. Embusan angin menghempas tubuhnya yang rapuh hingga tersungkur. Kini, ia tidak berdaya untuk berdiri. Luka di dadanya semakin menganga, bajunya yang putih bersih ternoda oleh merahnya darah yang mengucur hingga menetes ke tanah. Dia tampak meronta-ronta dan mengulurkan tangannya.
"Kumohon, cepatlah kembali! Aku tidak sanggup lagi menahan kesakitan ini," pintanya meringis.
Perlahan-lahan sosoknya lenyap bersama sinar rembulan yang hilang ditelan asap hitam. Panasnya bara api yang berkobar dari lembah semakin terasa hingga bukit. Semuanya terbakar habis. Kini, hanya merahnya api dan panasnya amarah dua kubu yang berselisih menjadi pemandangan.