Descargar la aplicación
57.62% Lady Renee / Chapter 68: Wanita Simpanan 1 

Capítulo 68: Wanita Simpanan 1 

"Namanya Karren."

Arthur mengulas seringai tipis di wajahnya, ia menggerakkan lentera untuk menyinari batu yang akan dipijaknya ke bawah. "Karren Deborah."

Renee menatap Arthur yang melangkah turun ke bawah, ia terlihat sangat percaya sekali kalau Renee akan mengikuti langkahnya ke bawah sana.

"Karren mempunyai wajah cantik, tapi sayang … statusnya tidak sesuai, ia seorang Pelayan yang dilahirkan Pelayan, jiwa bodoh dan miskin sudah mengakar kuat di tubuhnya."

"Apa kau pikir aku akan percaya begitu saja dengan apa yang kau katakan?" Renee memejamkan mata, mencoba untuk berpikir jernih.

Suara langkah Arthur yang terus menapak ke bawah seakan memanggilnya untuk turun.

"Aku tidak peduli kau percaya atau tidak," kata Arthur dengan santai, Renee tidak tahu kenapa suaranya terdengar dengan jelas padahal sosoknya semakin tenggelam ke bawah sana. "Karren dan Marquis Leo saling mencintai, tapi apa?"

Seringai Arthur semakin lebar.

"Status mereka tidak bisa membuat mereka bersatu, yang satu seorang Marquis, yang satu adalah Pelayan. Bisa kau bayangkan bagaimana reaksi Ratu Ginevra ketika mengetahui hal itu? Ia murka."

"Mereka saling mencintai atau tidak, itu bukan urusanku." Renee mendengkus pelan, samar-samar ia mendengar suara reruntuhan dari atas. "Kau sepertinya tidak memiliki niat untuk membuktikan diri padaku."

Arthur tertawa mendengarnya, ia berhenti dan mengangkat lentera sejajar dengan wajahnya.

"Aku tidak berniat begitu, hanya saja rasanya tidak adil kalau kau menolong Leo tanpa tahu cerita dibaliknya, kan?"

Renee menelan ludah, kedua tangannya terkepal dengan erat.

"Karena mereka tidak mungkin mendapat restu dari sang Ratu, Karren mengajukan diri sebagai simpanan Leo, wanita itu rela menjadi malamnya Leo dan siangnya menjadi Pelayan. Kau mengerti, kan maksudku?"

"Cukup, jangan bicara apa pun lagi." Renee menggelengkan kepalanya, semakin Arthur bicara, semakin sakit kepalanya.

Sang Marquis tidak mungkin sekeji itu.

Jika saat pertama kali bertemu, Renee mungkin mengganggap Leo bisa melakukan hal semacam itu, tapi ia sudah tahu seperti apa sifat asli laki-laki itu, ia bahkan tidak berani melihat Renee berganti pakaian, bagaimana mungkin ia bisa memiliki simpanan?

Arthur kembali tertawa, menurunkan lentera dan mendongak menatap Renee yang masih ada di atas sana.

"Hubungan mereka berlangsung lama, mungkin lima tahun? Entahlah, tidak ada yang tahu. Leo benar-benar pandai menutupinya hingga sesuatu yang tidak diinginkan oleh semua orang terjadi."

"Apa?"

"Dia hamil." Arthur terkekeh, tanpa suara ia menapakkan kakinya naik lagi ke atas. "Ia hamil dan ia membunuh bayinya sendiri."

Mata Renee melebar, antara percaya dan tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Arthur. Di masa sekarang kehamilan di luar pernikahan adalah hal yang tabu, apalagi kalau itu terjadi pada seorang Pelayan yang kastanya jauh lebih rendah.

Tapi membunuh bayi yang bahkan belum lahir ke dunia, itu adalah tindakan yang lebih jahat daripada menjadi wanita simpanan, Ratu akan murka kalau mendengar hal seperti itu.

"Semua orang di kota Dorthive tahu akan hal itu dan tidak sedikit yang mengutuk." Arthur semakin bersemnagat untuk mengatakan hal-hal yang menyenangkan pada Renee, apalagi setiap kata yang keluar dari mulutnya seperti racun, membuat wajah wanita itu pucat pasi.

"Orang itu juga tahu dan marah besar, ia mendatangi Leo meminta kejelasan. Tapi apa yang didapat? Leo lebih memilih mempertahankan Karren di sisinya dan membuat musibah sebesar ini terjadi di Kota Dorthive."

Arthur mendengkus, kedua alisnya saling bertaut. "Yang paling berdosa di sini adalah sang Marquis! Dia penyebab semua ini, kenapa kau harus menyelamatkannya, Renee?!"

Renee memejamkan mata, suara Arthur entah kenapa seperti mengandung ilusi yang membuatnya merasa tidak bisa melawan, ia menarik napas berkali-kali, mencoba mengendalikan dirinya.

"Cukup, Arthur. Aku tidak ingin mendengar omong kosongmu lagi, pergilah sendiri ke bawah sana." Renee melambaikan tangannya, berniat untuk kembali keluar dari ruang bawah tanah.

Tepat ketika ia berbalik, Arthur yang ternyata mendekat tanpa suara menangkap tangannya. Renee langsung menggerakkan pedang ke belakang, mengarah ke leher Arthur.

SRATS!

"Jangan menyentuhku!"

Arthur langsung mengangkat tangannya, ia tersenyum miring, mata laki-laki itu berkilat-kilat.

"Kau tidak percaya padaku?"

"Tidak," sahut Renee dengan tegas, ia sudah mendalami peran sebagai aktris, ada banyak kepribadian yang ia dalami dan ia tahu bagaimana orang-orang manipulatif seperti Arthur berbicara. "Tidak akan pernah percaya padamu."

Mustahil bagi Renee percaya seorang Arthur, jika ceritanya pun benar, pasti ada beberapa bumbu tambahan yang ia lebih-lebihkan. Selama hal itu tidak terucap dari mulut Leo sendiri, Renee tidak akan pernah mempercayainya.

Terlebih lagi, baik Dylan dan Joy, mereka tidak pernah mengatakan satu hal buruk pun tentang Leo. Meski beberapa kali ia mendengar Bella menggumamkan kata kebencian, ia tahu kalau perkataan Bella tidak sesuai dengan isi hatinya.

Arthur terkekeh, ia mengusap ujung pedang Renee yang mengarah ke lehernya, ada luka kecil yang mengeluarkan darah di lehernya, tapi Arthur terlihat tidak peduli, atau lebih tepatnya ia tidak merasakan luka itu.

"Baiklah, aku juga tidak memaksa kau akan percaya atau tidak dengan apa yang aku katakan."

Renee menggertakkan gigi, lama kelamaan ia menjadi muak hanya dengan melihat wajah Arthur.

"Karren memiliki rambut pirang yang panjang, ia biasanya mengepangnya ke arah kiri dan ia memiliki senyuman yang menawan. Mereka suka membuat lukisan mereka berdua yang rencananya akan dipajang di setiap dinding Mansion ini." Jari-jari Arthur bergerak di pedang Renee, menggosoknya dengan pelan. "Aku pikir kau sudah melihatnya di suatu tempat, Renee."

Renee teringst sobekan kertas yang ada di sakunya, itu sama persis dengan apa yang dikatakan oleh Arthur, wanita berambut pirang yang berdiri berdampingan bersama Leo memiliki wajah yang sangat cantik.

Jadi orang di dalam lukisan yang telah sobek itu adalah Karren?

Karren dan Leo, lukisan yang ada di dalam kertas itu memang terlihat seperti sepasang kekasih, mereka bahkan tersenyum lebar dan sangat intim. Dari sekali lihat pun semua orang akan menduga kalau Leo dan Karren memang memiliki hubungan yang sangat dekat di masa lalu.

Jantung Renee berdebar dengan kencang, ada perasaan yang tidak nyaman menyelinap di hatinya, keningnya saling bertaut, ia geram.

Kepalanya sakit dan tidak nyaman, ia menolak mempercayai semua fakta yang telah ia dengar dari Arthur.

Wanita itu bahkan merapalkan beberapa kali di dalam hatinya kalau Leo yang ia kenal tidak seperti itu, Leo tidak seperti itu.

"Aku tidak bohong, kan?" Arthur menarik pedang Renee hingga wanita itu hampir terdorong ke arahnya, tangannya yang lain menangkap tangan Renee dan memegangnya dengan kuat.

"Kau memang sudah melihat Karren, wanita simpanan sang Marquis."


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C68
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión