Descargar la aplicación
58.47% Lady Renee / Chapter 69: Wanita Simpanan 2

Capítulo 69: Wanita Simpanan 2

"Lepaskan!" Renee menyentakkan tangannya dan pedang yang ia pegang menusuk bahu Arthur. "Leo memiliki simpanan atau tidak, itu tidak ada hubungannya denganku!"

Arthur menatap bahunya yang tertusuk pedang Renee, darah merembes deras membasahi kemeja yang ia pakai, seolah tidak merasakan sakit, ia terkekeh.

"Jangan membohongi dirimu sendiri, Renee." Arthur menarik pedang yang menusuk dan menggenggamnya dengan kuat, tetesan darah berjatuhan di atas lantai. "Tidak ada orang yang mau secara sukarela melakukan hal ini, bahkan orang berjiwa suci di masa lalu pun tidak akan mau melawan Tuan Ivana."

Renee menggertakkan gigi, wajahnya merah menahan amarah, setiap kali ia ingin melakukan perlawanan, Arthur selalu saja punya cara membuat dirinya mendengarkan apa yang ia katakan.

"Kau jatuh cinta pada Leo."

"Tidak!" Renee membantahnya dengan keras, kakinya terangkat menendang Arthur.

BRAK!

Arthur mundur beberapa langkah ke belakang, melewati lubang yang mengarah ke bawah. Laki-laki itu mengibaskan kemejanya yang kotor, tampak kulit terluka yang berada di bahunya berubah menjadi warna kehitaman.

"Semua wanita yang bertemu Leo juga pasti akan jatuh cinta padanya." Arthur menegakkan tubuhnya, sekarang tampak dengan jelas kalau kedua tangannya telah berubah menjadi tangan monster. "Aku tidak tahu kenapa, mungkin Leo punya sesuatu yang membuat para wanita menyukainya?"

Renee mendengkus, ia memutar pedang dan cahaya jingga berpendar muncul di sekitar, membuat ruang bawah tanah yang suram ini menjadi terang.

Arthur, laki-laki itu sepertinya bukan hanya pembicara yang lihai, tapi juga seorang monster. Dilihat dari seberapa besar ia mengendalikan dirinya, bisa dipastikan ia berada di tingkatan yang sama dengan Ivana.

"Mencintai Leo adalah hal yang sia-sia." Arthur sepertinya tidak terlalu peduli dengan apa yang Renee pikirkan, ia terus mengoceh dan Renee pikir apa yang ia katakan adalah hal yang sama, diulang-ulang seperti kaset rusak. "Kenapa kau tidak mencintai aku saja?"

Renee terperangah, sedetik kemudian ia merasa jijik pada Arthur, laki-laki itu kemudian tertawa terbahak-bahak.

"Kau sudah tidak waras lagi."

"Memangnya ada orang yang berasal dari kota ini waras?!" Arthur menyahut dengan nada tinggi, matanya merah dan kedua tangannya membesar, menapak ke lantai dengan keras.

GRAK … GRAK ….

Lantai bergetar dengan keras, Renee menggerakkan jarinya, cahaya jingga melesat dari segala penjuru menyerang Arthur, laki-laki itu berlari mendekat.

"Leo tidak waras, ia mencintai Pelayan, Dylan dan Bella juga tidak waras karena tidak bisa berpisah dari Leo, semua orang yang ada di sini memang tidak waras karena tergantug pada laki-laki lemah yang tidak bisa melindungi warga kotanya!"

Arthur menerjang Renee dengan tangan dan kakinya, cahaya jingga bertabrakan di tubuhnya dan menimbulkan ledakan cahaya yang menyilaukan.

"Kau juga tidak waras!" Arthur sepertinya tidak merasakan rasa sakit ketika terkena cahaya jingga, atau lebih tepatnya ia mengabaikan rasa sakit. "Kau mencintai Leo, sialan! Kenapa semuanya harus Leo?!"

"Diam!"

Renee memutar pedang dan menyabet kaki Arthur, laki-laki itu berguling di atas lantai dan kedua tangannya bergerak mencakar.

Renee sepertinya harus menutup telinganya dari semua sampah yang keluar dari mulut Arthur.

"Kenapa? Kau juga ingin membantah fakta yang aku katakan?!" Arthur terkekeh, giginya gemerutuk dan kini setengah tubuhnya mulai berubah menjadi monster. "Kalian semua orang-orang bodoh! Kalian semua seharusnya mati bersama-sama!"

Arthur mengamuk, Renee tidak tahu apakah amukan ini karena perkataannya sendiri atau karena semua kekesalan yang ada di dalam hatinya keluar di saat yang sama. Wanita itu membuat cahaya jingga mengelilingi dirinya dan mengayunkan pedang ke arah Arthur.

PRAK!

Arthur berkelit, pedang Renee mengenai lantai. Laki-laki itu melompat dan menangkap tubuh Renee hingga mereka berdua jatuh ke lantai, cahaya jingga tidak pernah berhenti menyerang Arthur, mencoba menembusnya tubuhnya.

Tubuh Arthur serpertinya telah berubah menjadi lebih tebal, seperti cangkang kura-kura, cahaya jingga berbentuk anak panah tidak mampu menembusnya.

"Aku beritahu satu hal yang mungkin akan mengejutkanmu, Renee!" Arthur mengangkat tangan, ingin mencakar, tapi cahaya jingga langsung menghempasnya ke samping hingga ia terguling.

Renee bangkit dan mengayunkan pedang, mengenai paha Arthur dan ia menginjakkan kaki ke dada laki-laki itu.

"Diam!" Renee melotot, sudah terlalu banyak hal memuakkan yang ia lalui beberapa hari terakhir, mulai dari Ivana, para pelayan dan Arthur yang menyebalkan ini. "Aku bilang diam!"

Arthur yang melihat kemarahan Renee tertawa, tidak peduli jika semakin lama Renee menginjaknya, semakin kuat cahaya jingga yang mengitari tubuhnya, membuatnya seakan-akan terbakar di dalam cahaya yang terang.

"Mulutku masih bisa digunakan, kenapa aku harus diam?!" Laki-laki itu menyeringai, tangannya memegang kaki Renee. "Kau saja yang terlalu takut mendengar apa yang aku katakan."

Renee mengayunkan pedangnya lagi, kali ini mengenai dada Arthur dan menimbulkan luka menganga, cahaya jingga semakin kuat dan membuat pandangan menjadi silau.

"Leo cinta mati pada Karren!" teriak Arthur, seakan-akan itu adalah teriakan terakhir yang ia teriakkan. "Kalau kau tidak percaya, kau bisa pergi ke kamar Leo, periksa saja di bawah tempat tidurnya!"

Renee mengayunkan pedangnya lagi, tapi kali ini lebih lemah dan berhasil ditahan oleh Arthur, jantung wanita itu berdebar dengan kencang dan perasaannya mulai tidak nyaman.

Emosinya tidak bisa ia kendalikan, kepalanya menjadi sakit dan telinganya berdengung. Hati kecilnya terus memberontak agar ia menolak semua perkataan yang keluar dari mulut Arthur sedangkan logikanya, memaksa dirinya untuk percaya.

Leo dan Karren.

Leo dan Karren.

Tuan dan Pelayan.

Mereka berdua saling mencintai, siapa yang bisa menghalangi? Bahkan jika itu adalah perbedaan kasta dan mendapat pertentangan dari sang Ratu, mereka sudah memiliki anak.

Siapa yang tahu apa yang telah mereka lakukan di masa lalu?

Siapa yang tahu kalau anak itu memang benar anak Leo?

Karren, wanita itu bukankah ia beruntung bisa mendapatkan hati Leo seutuhnya?

Leo tidak salah, ia tidak pernah mengatakan ia mencintai siapa pun, dirinya lah yang datang dan berada di sekitar laki-laki itu.

Laki-laki itu tidak salah, justru dirinya yang seenaknya masuk dan mencintai Leo, menganggap laki-laki itu sebagai orang yang harus ia selamatkan dan kasihani.

Berbagai hal mulai bermunculan di kepala Renee, ia pusing, ia terguncang dengan perkataan Arthur yang tiada henti, wanita itu tidak bisa berpikir jernih.

Menyadari Renee yang mulai goyah mendengar perkataannya, laki-laki itu terkekeh. Ia menjadi lebih bersemangat menuangkan bahan bakar ke api dan menjadi lebih suka melihat wajah kecewa Renee.

"Kau bisa menemukan ada ratusan lukisan Karren yang disimpan di sana." Arthur meludahkan darah ke samping. "Kau akan melihat betapa Leo mencintai Karren, Marquis yang kau hormati itu mencintai seorang simpanan sampai mati!"

Renee tidak tahan lagi, ia menjerit. "Diam!"


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C69
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión