Descargar la aplicación
52.5% HOT PAPA / Chapter 21: Dikira udah Nikah

Capítulo 21: Dikira udah Nikah

"Aku melihat kalian berdua seperti pasangan yang sangat serasi, sudah berapa lama kalian menikah?" tanya Rachel ada laki-laki yang menyetir mobil di sampingnya.

"Siapa?" heran Logan.

"Iss memangnya di sini ada siapa lagi selain kita berdua? Jelas-jelas aku sedang bertanya sama kamu?" kesal Rachel karena laki-laki di sampingnya seperti tidak fokus saat diajak ngobrol.

"Oh aku? Yeahh sudah cukup lama," ujar Logan yang membiarkan saja, saat Rachel mengira dirinya sudah menikah.

"Apa kalian menikah muda? Berapa umur kamu sekarang?" tanya Rachel yang masih penasaran.

"Nanti kamu juga akan mengetahuinya sendiri, kamu tidak mau mampir ke mana-mana lagi, kan? Kalau tidak, berarti kita langsung pulang menuju rumah kamu," ujar Logan.

Ini adalah pertama kalinya sepanjang sejarah, Logan akan datang ke rumah wanita yang pernah disukainya di masa lalu. Rasanya deg-degan tapi ia mencoba untuk tetap stay cool, toh wanita yang duduk di sampingnya tidak mengenalinya dan tidak mengetahui bahwa mereka pernah satu sekolahan dan satu angkatan.

"Yahh hujan," keluh Rachel baru saja nyampe rumah tapi hujan langsung turun dengan lebat.

Logan mengambilkan payung terlebih dahulu yang disimpan di dalam mobilnya, supaya Rachel tidak kehujanan saat memasuki rumah. Mendapat perlakuan manis seperti itu membuat Rachel tersentuh, pasalnya selama ini belum pernah ada laki-laki yang bersikap manis tanpa berpura-pura di hadapannya.

Seperti yang publik ketahui bahwa dirinya sudah punya pacar dan ia berpacaran dengan sesama artis juga, entah sampai kapan pacaran pura-pura tersebut akan berakhir karena jujur saja Rachel sudah tidak betah dan tidak ingin lagi melihat makhluk tersebut berada di dekatnya.

"Kamu masuk saja dulu ke rumahku, sembari menunggu hujannya reda daripada pulang?" saran Rachel membuat logan berpikir sejenak.

"Ada siapa aja di rumah kamu?" tanya Logan.

"Biasanya managerku yang ikut tidur di sini, tapi sekarang sudah sangat jarang. Paling dia tidur di sini kalau aku lagi ada job aja," ujar Rachel membuat Logan manggut-manggut.

"Yasudah boleh," ucap Logan diam-diam membuat Rachel girang.

Rachel memang tidak menyewa asisten rumah tangga sama sekali karena, ia menganggap selama masih bisa menghandle semuanya sendiri akan dilakukan sendiri. Namun satu minggu sekali, akan ada tukang bersih-bersih yang datang untuk membersihkan secara keseluruhan rumahnya.

"Memangnya di mana orang tua kamu? Kenapa kamu tidak tinggal bersama mereka?" tanya Logan begitu dirinya sudah duduk di ruang tamu.

"Orang tuaku tinggal di negaranya masing-masing, mereka sudah bercerai semenjak aku lulus SMA. Sejak saat itu mereka meninggalkan rumah ini dan entah kapan akan kembali ke Indonesia, sedangkan aku memilih untuk tetap tinggal di Indonesia karena aku sudah cocok dengan negara ini," ujar Rachel membuat Logan seketika diserang rasa bersalah, karena sudah menanyakan hal yang bersifat privat.

"Maafkan aku karena sudah lancang menanyakannya, aku tidak akan menanyakan mereka lagi," sesal Logan membuat Rachel terkekeh.

"Sudahlah kamu tidak perlu merasa tidak enak seperti itu, karena aku sudah sangat terbiasa dengan pertanyaan yang menyangkut mereka. Aku juga tidak mau terlalu ikut campur terlalu jauh jangan hubungan orang tuaku, mereka memilih jalan masing-masing mungkin itu sudah yang terbaik, aku juga tidak mau kalau harus ikut salah satu diantara mereka," curhat Rachel sembari membawakan minuman hangat untuk menemani mereka mengobrol.

"Apa kamu tidak takut tinggal di rumah sendirian?" tanya Logan membuat Rachel menggelengkan kepalanya.

"Untuk apa aku takut? Aku sudah terbiasa tidur sendirian, kecuali kalau kamu juga mau nemenin aku tidur di sini," ujar Rachel sembari mengedipkan sebelah matanya.

"Mana mungkin aku tidur di sini, aku juga punya rumah sendiri." Logan pura-pura tak melihat saat wanita dihadapannya mencoba untuk menggodanya.

"Ah iya lupa, kamu kan sudah punya istri dan juga anak dari mana mungkin kamu meninggalkan mereka? Aku juga pengen nikah suatu saat nanti dan punya keluarga yang harmonis, tapi sampai sekarang saja aku belum menemukan laki-laki yang cocok dan tepat untuk dijadikan pendampingku," curhat Rachel.

"Bukannya kamu seorang artis, pasti banyak pria-pria tampan di sana dan kamu hanya tinggal memilihnya saja di antara mereka," ujar Logan sembari meniup minuman yang masih terasa panas.

"Tidak bisa semudah itu juga, walaupun di dunia entertainment itu banyak sekali yang good looking, tapi kalau dari kitanya sendiri tidak cocok ya mau bagaimana, lagi? Aku malah tidak kepikiran sama sekali untuk punya pacar dari dunia entertainment," ujar Rachel membuat laki-laki dihadapannya mengerutkan keningnya.

"Kenapa seperti itu?" heran Logan.

"Aku tahu betul bagaimana pekerjaan di dunia entertainment, aku sangat paham dengan seluk-beluknya dan juga sisi negatif dari pekerjaan kita. Makanya aku tidak mau punya pasangan dari dunia yang sama denganku," jelas Rachel.

"Emm kalau seandainya dari kalangan pengusaha?" tanya Logan.

"Dari kalangan pengusaha seperti kamu? Kalau kamu orangnya aku mau, tapi kalau pengusaha yang lainnya aku tidak mau. Dulu aku pernah kepikiran pengen punya pendamping seorang atlet, di mana mereka memiliki badan yang sangat bagus dan pola hidup mereka yang sehat, ya walaupun gaji seorang atlet itu tidak seberapa tapi aku tidak mempermasalahkannya," ujar Rachel membuat Logan mengangguk paham.

"Kalau seandainya nanti jodoh kamu bukan seorang atlet, gimana? Yeahh siapa tahu aja nanti Tuhan memberikan kamu jodoh laki-laki yang gemuk, suka makan, suka tidur, apa kamu mau menerimanya?" tanya Logan membuat Rachel tertawa.

"Kalau Tuhan memberikan aku jodoh yang seperti itu, aku pasti akan bertanya pada-Nya apakah Tuhan memberikan aku pendamping yang salah?" ujar Rachel membuat Logan terkekeh.

"Bagaimana kalau seandainya, orang yang seperti itu justru yang dapat membahagiakan kamu? Apa kamu akan tetap menolaknya dan memilih pria-pria yang kurus dan memiliki ABS?" tanya Logan seperti sedang memberikan pertanyaan kuis.

"Yeahh kalau keadaannya demikian, pasti aku akan memikirkannya kembali. Tidak mungkin aku menolak laki-laki yang berusaha membuat aku bahagia," ujar Rachel yang baru kali ini mengobrolkan masalah pendamping, bersama seorang pria yang baru dikenalnya.

"Semoga kamu mendapatkan pria yang kamu inginkan," ucap Logan sembari meminum minumannya sudah mulai hangat.

"Sejujurnya pertama kali aku bertemu dengan kamu saat kita di pantai, aku tertarik sama kamu. Tapi begitu aku melihat bahwa kamu sudah punya anak dan juga istri, otomatis aku pelan-pelan mundur dan tidak lagi tertarik sama kamu. Akunya saja yang terlambat mengenal kamu, kalau seandainya lebih dulu aku yang mengenal kamu otomatis aku yang jadi istri kamu hehe," ujar Rachel dengan kepercayaan dirinya.

"Kenapa kamu yakin sekali kalau kamu yang akan jadi istriku? Sedangkan banyak sekali wanita cantik di luar sana?" heran Logan.

"Kalau ada wanita lain yang berusaha merebut perhatian kamu, aku akan berada selangkah lebih maju dari mereka dan aku akan merebut keperjakaan kamu," ujar Rachel membuat Logan seketika melebarkan matanya, baru kali ini ada yang ngomong frontal padanya.

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN COMENNYA YAKK, TERIMAKASIH


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C21
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión