Descargar la aplicación
65% Blackthorn Academy / Chapter 13: Bab 17: Strategi Pertarungan

Capítulo 13: Bab 17: Strategi Pertarungan

Suasana di markas *Iron Roses* semakin menegangkan saat Aveline dan timnya menyusun rencana. Semua orang duduk mengelilingi meja besar, terlihat serius dan fokus. Rook sedang mempresentasikan data yang berhasil mereka ambil dari fasilitas Damian.

"Jika kita ingin menghentikan proyek pengendalian pikiran ini, kita harus membuat rencana yang sangat detail. Kita harus mengumpulkan bukti-bukti dan mengungkapkan semuanya kepada publik," kata Rook, menggeser slide untuk menunjukkan grafik dan data yang berhubungan dengan eksperimen.

"Namun, untuk melakukannya, kita perlu memasuki fasilitas utama mereka lagi. Kita harus mengambil dokumen dan rekaman yang lebih rinci," Aveline menambahkan, matanya berkilau dengan tekad. "Kita harus memperhatikan setiap langkah yang kita ambil, karena Damian pasti sudah mengantisipasi serangan kita."

"Ini bukan hanya tentang mengambil data. Kita juga harus memastikan bahwa kita bisa mengeluarkan semua anggota tim yang terjebak jika terjadi hal buruk," kata Elena, menunjukkan kekhawatiran di wajahnya. "Mereka pasti akan mengerahkan lebih banyak penjaga setelah serangan kita sebelumnya."

"Setuju. Kita perlu menemukan cara untuk mengalihkan perhatian mereka," jawab Kai. "Mungkin kita bisa menciptakan keributan di sisi lain fasilitas untuk menarik perhatian mereka."

"Dan kita bisa masuk dari arah yang tidak terduga," Sera menambahkan. "Rook, apakah ada informasi tentang jalur tersembunyi lain yang bisa kita gunakan?"

"Ya, aku menemukan beberapa rute di dalam database mereka. Jika kita bisa memanfaatkan itu, kita bisa meminimalisir risiko," Rook menjelaskan, memutar layar ke arah peta yang menunjukkan beberapa jalur alternatif.

"Ini dia! Kita bisa memulai dari titik A dan menuju ke titik B. Setelah itu, kita bisa mengambil dokumen dan pergi sebelum mereka menyadari kehadiran kita," Aveline menjelaskan, menunjukkan peta dengan telunjuknya.

"Mari kita bagi tim menjadi dua. Satu tim untuk menciptakan keributan, dan satu tim lagi untuk menyusup ke dalam," kata Elena, mengusulkan pembagian tugas. "Aveline, kamu memimpin tim yang menyusup. Kai dan aku akan membuat gangguan."

"Baik, mari kita lakukan. Kita tidak punya waktu banyak," Aveline memutuskan, dan semua orang mulai bersiap-siap untuk menjalankan rencana tersebut.

---

**Persiapan Serangan**

Selama beberapa jam ke depan, mereka merencanakan setiap detail serangan dengan seksama. Semua senjata diperiksa dan peralatan disiapkan. Rook menyusun data yang diperlukan untuk digunakan dalam serangan mereka, memastikan semuanya siap untuk disebarluaskan.

Aveline merasa tegang, tetapi di saat yang sama, dia merasakan semangat yang kuat dari timnya. Mereka semua memiliki tujuan yang sama: menghentikan Damian dan melindungi dunia dari rencana jahatnya.

"Apakah semua orang sudah siap?" Aveline bertanya, melirik anggota timnya satu per satu. Mereka semua mengangguk, terlihat percaya diri dan bertekad.

"Baiklah. Mari kita berangkat. Ingat, kita harus tetap tenang dan fokus. Keberhasilan kita tergantung pada kerja sama kita," Aveline memberi semangat sebelum mereka meninggalkan markas.

---

**Menuju Fasilitas Damian**

Saat mereka mendekati fasilitas Damian, Aveline merasakan jantungnya berdegup kencang. Dia memimpin timnya ke rute yang telah mereka rencanakan, mencoba untuk tidak membuat suara. Mereka bergerak dengan hati-hati, menghindari titik-titik pengawasan.

Setelah sampai di lokasi, Kai dan Elena segera mulai menciptakan keributan. Mereka menggunakan alat pemicu suara dan beberapa ledakan kecil untuk menarik perhatian para penjaga.

"Sekarang!" teriak Aveline, saat melihat perhatian para penjaga teralihkan ke arah keributan.

Mereka berlari menuju pintu belakang yang mengarah ke area penyimpanan. Rook memimpin jalan, membuka pintu dengan cepat.

"Ayo, cepat!" teriak Rook, memimpin mereka ke dalam. Mereka bergegas menuju area yang lebih dalam dari fasilitas.

Ketegangan semakin meningkat saat mereka menjelajahi fasilitas, berjalan menyusuri koridor yang gelap. Semua mata Aveline tertuju pada setiap sudut, memastikan mereka tidak tertangkap.

"Ini dia, pusat data. Kita harus mengambil dokumen dan rekaman di dalamnya," Rook memberi tahu saat mereka mendekati ruangan yang besar dengan banyak perangkat.

---

**Mengambil Data**

Rook segera mulai bekerja, menghubungkan laptopnya ke sistem pusat. "Aku butuh beberapa menit untuk mendapatkan akses," ujarnya, fokus pada layarnya.

"Baik, kita jaga area ini," Aveline berkata, memperhatikan pintu dan memastikan tidak ada penjaga yang mendekat.

Namun, ketenangan itu tidak bertahan lama. Tiba-tiba, suara alarm berbunyi di seluruh fasilitas. Semua orang terkejut, dan Aveline merasakan ketegangan meningkat.

"Mereka sudah mengetahui keberadaan kita!" seru Sera, wajahnya ketakutan.

"Kita harus bergerak cepat!" Aveline berteriak, berusaha tetap tenang. "Rook, seberapa cepat kamu bisa mengunduh datanya?"

"Aku hampir selesai! Tapi kita mungkin hanya punya waktu sedikit!" Rook menjawab, jari-jarinya bergerak cepat di atas keyboard.

"Siap-siap, kita harus bisa keluar dari sini!" Aveline bersiap, mengarahkan senjatanya ke pintu.

Beberapa menit kemudian, Rook akhirnya memberi tahu bahwa dia telah mendapatkan semua data yang diperlukan. "Aku sudah mengunduh semuanya! Kita bisa pergi sekarang!"

"Bagus! Mari kita pergi!" Aveline teriak, memimpin jalan keluar dari pusat data.

Namun, saat mereka menuju pintu keluar, sekelompok penjaga datang dari arah yang berlawanan, siap menghadang mereka.

"Lari!" Aveline berteriak, saat mereka semua berlari ke arah yang berbeda.

---

**Pertarungan Berlangsung**

Kekacauan terjadi di dalam fasilitas. Para penjaga mulai menembak ke arah mereka, dan Aveline serta timnya terpaksa membalas tembakan. Suara tembakan dan jeritan memenuhi udara, menciptakan suasana yang menegangkan.

"Aku akan mengalihkan perhatian mereka!" seru Sera, bergerak cepat ke sisi lain. Dia melemparkan beberapa granat asap untuk menciptakan kebingungan.

Aveline melihat Sera melawan dan merasakan hatinya berdebar. Dia tahu bahwa setiap orang di timnya berjuang untuk bertahan hidup, dan mereka tidak bisa gagal.

"Rook, apakah kamu bisa menemukan jalan keluar?" Aveline berteriak di tengah kebisingan.

"Aku tidak yakin! Kita harus menemukan tangga darurat!" Rook menjawab, menghindari tembakan yang datang dari arah penjaga.

Elena menembak beberapa penjaga yang mendekat, memberikan waktu bagi tim mereka untuk mencari jalan keluar. "Ayo! Kita tidak bisa berhenti!" teriak Elena, menembak kembali.

Mereka berlari melalui koridor yang gelap, mencari jalan keluar. Aveline merasakan adrenalin mengalir, dan dia tahu bahwa mereka tidak bisa berlama-lama di sini.

Akhirnya, mereka menemukan tangga darurat dan mulai berlari ke atas. "Ke atas! Kita bisa keluar dari atap!" teriak Aveline, memimpin jalan.

Namun, saat mereka sampai di atap, mereka terkejut melihat lebih banyak penjaga sudah menunggu di sana. Aveline berusaha untuk tetap tenang, tetapi rasa panik mulai menghampirinya.

"Mereka sudah menunggu kita!" seru Rook, merasa putus asa.

"Jangan menyerah! Kita masih bisa melawan!" Aveline berteriak, sambil menembak ke arah penjaga.

Pertarungan berlangsung sengit. Peluru berterbangan dan semua orang berusaha mempertahankan diri. Aveline bisa merasakan ketegangan semakin meningkat.

"Kalau kita tidak bisa keluar, kita harus melawan!" teriak Elena, berjuang melawan para penjaga.

---

**Kebangkitan Semangat**

Di tengah pertarungan, Aveline merasa putus asa. Namun, saat dia melihat timnya berjuang, semangatnya bangkit kembali. "Kita tidak bisa menyerah! Kita adalah *Iron Roses*! Kita harus berjuang untuk kebebasan!"

Semangatnya menyebar ke seluruh tim. Mereka bersatu dan mulai melawan dengan lebih berani. Dengan kerja sama yang kuat, mereka mulai mengalahkan para penjaga satu per satu.

"Lihat! Kita bisa melakukannya!" teriak Sera, berjuang dengan semangat.

"Ke arah pintu keluar! Kita harus keluar dari sini!" teriak Aveline, memimpin jalan.

Akhirnya, mereka berhasil melewati penjaga dan mencapai tepi atap. Di bawah, mereka melihat mobil yang telah disiapkan untuk melarikan diri.

"Ke mobil! Ayo!" teriak Aveline, saat mereka melompat turun.

---

**Pelarian yang Menegangkan**

Saat mereka mendarat di mobil, Rook cepat-cepat menghidupkan mesin. "Ayo! Kita harus pergi sekarang!" teriaknya, panik melihat penjaga yang berlari ke arah mereka.

Mereka

semua melompat ke dalam mobil, dan Rook menginjak gas dengan keras. Mobil meluncur pergi, meninggalkan fasilitas di belakang dengan cepat.

"Terima kasih, Tuhan!" Elena berteriak, merasakan beban di dadanya mulai menghilang. "Kita berhasil!"

Aveline mendesah lega, tetapi dia tahu bahwa ini belum berakhir. Damian masih di luar sana, dan mereka harus mempersiapkan diri untuk menghadapi apa pun yang akan datang.

---

**Rencana Selanjutnya**

Setelah kembali ke markas, mereka langsung berkumpul di ruang pertemuan untuk membahas langkah selanjutnya. Meskipun mereka telah berhasil mengambil data, Aveline tahu bahwa mereka harus tetap waspada.

"Rook, apa yang kamu dapatkan dari data tersebut?" tanya Aveline, ingin memastikan bahwa mereka memiliki semua informasi yang dibutuhkan.

"Data ini bisa membantu kita mengungkap semua rencana Damian. Namun, kita perlu melakukan analisis lebih lanjut untuk mendapatkan rincian yang lebih jelas," jawab Rook, membuka laptopnya dan mulai memeriksa data yang telah diambil.

"Jadi, apa langkah kita selanjutnya?" Elena bertanya, duduk di tepi meja.

"Kita perlu membagikan informasi ini ke media dan publik. Kita harus memastikan bahwa semua orang tahu tentang apa yang dilakukan Damian," kata Aveline, menunjukkan ketegasan.

"Dan kita harus melindungi diri kita sendiri, karena Damian pasti akan melakukan tindakan balasan," Kai menambahkan. "Dia tidak akan membiarkan kita begitu saja."

"Benar. Kita harus berkoordinasi dengan kelompok lain dan mencari dukungan," Aveline menjelaskan, merasa semakin yakin dengan rencananya. "Kita tidak bisa berdiri sendiri dalam perjuangan ini."

"Kalau begitu, mari kita mulai mengatur pertemuan dengan kelompok lain. Kita harus memperluas jaringan kita," Rook menyarankan.

Dengan semangat baru, mereka mulai merencanakan langkah-langkah selanjutnya. Aveline merasa bahwa mereka sedang berada di jalur yang benar, dan mereka akan melakukan segala daya untuk menghentikan Damian.

---

**Kesimpulan**

Bab ini menunjukkan perjalanan *Iron Roses* dalam menghadapi tantangan yang semakin besar. Mereka telah menunjukkan keberanian dan tekad yang kuat untuk melawan kejahatan Damian, dan mereka bertekad untuk terus berjuang demi kebenaran dan kebebasan. Namun, pertarungan ini baru dimulai, dan mereka harus bersiap untuk menghadapi segala rintangan yang akan datang. Setiap langkah yang mereka ambil akan menentukan nasib dunia, dan mereka tidak akan berhenti sampai keadilan ditegakkan.

Dengan harapan dan tekad, Aveline dan timnya melanjutkan perjuangan mereka, siap untuk mengungkap kebenaran dan menghentikan Damian, apapun risikonya.


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C13
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión