Descargar la aplicación
70% Blackthorn Academy / Chapter 14: Bab 18-19: Pengumpulan Aliansi

Capítulo 14: Bab 18-19: Pengumpulan Aliansi

Setelah pertempuran sengit di fasilitas Damian, Aveline dan timnya menyadari bahwa mereka tidak bisa bertindak sendiri. Mereka memerlukan aliansi dengan kelompok lain yang memiliki tujuan yang sama, untuk melawan Damian dan menghentikan rencana pengendalian pikiran yang jahat. Semangat tim masih membara, tetapi mereka tahu bahwa untuk bisa mengalahkan Damian, mereka harus bersatu dengan kekuatan lain.

"Siapa yang bisa kita hubungi?" tanya Elena, duduk di depan laptop di ruang pertemuan markas. "Kita butuh dukungan yang kuat."

"Kita perlu menghubungi kelompok-kelompok yang pernah kita dengar sebelumnya. Ada *Resistance* di timur, dan *The Defenders* di selatan. Mereka berpengalaman dalam melawan kekuatan Damian," Rook menjawab, menelusuri informasi di laptopnya. "Mereka memiliki sumber daya yang bisa membantu kita."

"Baik, kita akan membagi tugas. Kai dan Sera, kalian pergi ke timur untuk mencari *Resistance*. Elena dan Rook, kalian pergi ke selatan untuk menemui *The Defenders*. Aku akan tetap di sini untuk mengawasi situasi," Aveline memutuskan.

"Pastikan untuk berhati-hati. Kita tidak tahu apakah Damian sudah mengetahui pergerakan kita," kata Kai, terlihat bersemangat untuk memulai misi baru.

"Mari kita lakukan!" seru Sera, siap dengan perbekalan.

---

**Misi ke *Resistance***

Setelah menyiapkan perlengkapan mereka, Kai dan Sera memulai perjalanan menuju markas *Resistance* yang terletak di timur. Perjalanan mereka melewati hutan yang lebat dan banyak jalur yang berbahaya, tetapi semangat mereka tidak pudar. Setiap langkah yang mereka ambil adalah langkah menuju kebebasan yang lebih besar.

Saat mereka mendekati lokasi yang ditunjuk, mereka melihat tanda-tanda kehadiran *Resistance*. Ada banyak pengawal di sekitar, dan suasana terlihat tegang. Kai memimpin jalan, memastikan bahwa mereka tetap dalam bayangan dan tidak terlihat oleh pengawal.

"Mari kita bertanya kepada mereka di depan," Sera menyarankan, menunjuk kepada dua orang yang terlihat sedang berjaga di dekat pintu masuk.

"Mereka terlihat serius. Kita harus hati-hati," jawab Kai, menelan ludah. "Tapi kita tidak punya pilihan lain."

Mereka mendekati pengawal dengan langkah mantap. "Kami dari *Iron Roses*. Kami ingin berbicara dengan pemimpin kalian," kata Kai dengan percaya diri.

Pengawal saling bertukar pandang, kemudian salah satu dari mereka berkata, "Tunggu di sini. Kami akan memanggilnya."

Tak lama kemudian, seorang wanita berambut panjang dengan tatapan tajam datang menghampiri mereka. "Aku adalah Mira, pemimpin *Resistance*. Apa yang kalian inginkan?" tanyanya, suaranya tegas dan menuntut.

"Kami membutuhkan bantuan kalian. Damian sedang mengembangkan proyek pengendalian pikiran yang bisa mengancam semua orang," kata Sera, menjelaskan situasinya dengan cepat.

Mira mengangguk, mendengarkan dengan seksama. "Kami sudah mendengar tentang proyek itu. Kami juga berencana untuk menghentikannya. Tapi kami tidak bisa beraksi sendiri," ucapnya. "Apa yang kalian tawarkan?"

"Bergabunglah dengan kami. Kita bisa menyerang fasilitas Damian bersama-sama. Semakin banyak kita bersatu, semakin kuat kita," jawab Kai, berusaha meyakinkan Mira.

Mira terlihat merenung sejenak sebelum akhirnya mengangguk. "Baiklah, kami akan bergabung dengan kalian. Tapi kami perlu memastikan bahwa kalian bisa diandalkan. Kami tidak ingin mempercayakan hidup kami kepada orang-orang yang tidak dapat dipercaya."

"Kami memahami, dan kami siap membuktikannya," Sera menjawab dengan penuh semangat. "Kami akan melakukan apa pun yang diperlukan."

"Lalu ikuti aku. Kita akan melakukan pertemuan dengan anggota lainnya," kata Mira, memimpin mereka masuk ke markas *Resistance*.

---

**Pertemuan di *Resistance***

Di dalam markas *Resistance*, suasana terlihat lebih hidup meskipun tegang. Anggota-anggota berkumpul di ruang pertemuan besar. Mira memperkenalkan Kai dan Sera kepada anggota lainnya.

"Mereka adalah perwakilan dari *Iron Roses*. Kita semua tahu tentang bahaya yang ditimbulkan oleh Damian. Kita harus bersatu untuk menghentikannya," Mira mengumumkan, suaranya penuh otoritas.

Kai dan Sera memperkenalkan diri dan menjelaskan tentang misi mereka, menjelaskan semua yang mereka ketahui tentang Damian dan rencananya. Anggota-anggota *Resistance* terlihat terinspirasi dan bersemangat.

"Jika kita bergabung, kita bisa merencanakan serangan bersama. Kita bisa menggagalkan rencana mereka dan menyelamatkan semua orang yang terjebak," salah satu anggota berkomentar.

Setelah diskusi panjang, mereka sepakat untuk merencanakan serangan gabungan ke fasilitas Damian. Mira meminta Kai dan Sera untuk tinggal lebih lama dan membantu dalam perencanaan.

"Kita perlu merancang rencana yang solid. Mari kita buat strategi yang akan mengejutkan mereka," kata Mira, terlihat bersemangat.

Dengan kerjasama yang kuat, mereka mulai merancang serangan. Setiap anggota memberikan ide dan masukan. Aveline selalu mengajarkan tentang pentingnya kerjasama, dan itu menjadi kunci sukses mereka.

---

**Misi ke *The Defenders***

Sementara itu, Elena dan Rook melakukan perjalanan menuju selatan untuk bertemu dengan *The Defenders*. Mereka berkendara melalui jalan yang tidak terawat dan penuh rintangan, tetapi semangat mereka tetap tinggi.

"Bagaimana kalau mereka tidak mau bekerja sama?" tanya Elena, merasa sedikit cemas.

"Jika mereka tahu tentang bahaya yang akan datang, aku yakin mereka akan mau bergabung. Kita tidak punya pilihan lain," Rook menjawab, mempercepat laju mobil.

Akhirnya, mereka sampai di markas *The Defenders*, yang terletak di daerah berbukit dengan keamanan yang ketat. Rook mengemudikan mobil ke arah gerbang masuk, di mana mereka disambut oleh seorang pengawal.

"Apa urusan kalian di sini?" tanya pengawal tersebut, dengan wajah serius.

"Kami dari *Iron Roses*. Kami ingin berbicara dengan pemimpin kalian tentang situasi yang mendesak," Elena menjelaskan, merasa tegang.

Pengawal itu mengangguk dan memberi isyarat agar mereka masuk. "Tunggu di sini. Aku akan memanggil pemimpin kami," katanya, pergi ke dalam.

Beberapa saat kemudian, seorang pria bertubuh kekar dan berpenampilan garang muncul. "Aku adalah Aric, pemimpin *The Defenders*. Apa yang kalian inginkan?" tanyanya, suara beratnya menggema.

"Damian mengembangkan proyek pengendalian pikiran yang mengancam semua orang. Kami ingin meminta bantuan kalian untuk menghentikannya," Rook menjelaskan.

"Kenapa kami harus mempercayakan hidup kami kepada kalian?" Aric menantang, menilai mereka dengan tatapan skeptis.

"Kami telah berjuang melawan Damian dan berhasil menyelamatkan banyak orang. Bersama kita bisa lebih kuat," Elena menjawab, berusaha meyakinkan Aric.

Aric terlihat merenung. "Kami tidak ingin terjebak dalam masalah yang lebih besar. Kami telah kehilangan banyak orang sebelumnya."

"Jika kita tidak bersatu, kita semua akan kalah," Rook menekankan. "Kita tidak punya waktu untuk ragu."

Setelah beberapa menit, Aric akhirnya mengangguk. "Baiklah. Kami akan bergabung dengan kalian, tetapi kami perlu melihat bukti bahwa kalian tidak berbohong."

"Kami bisa menunjukkan data yang telah kami kumpulkan dari fasilitas Damian," Elena menawarkan, merasa senang ketika Aric setuju untuk bekerja sama.

---

**Rencana Serangan Bersama**

Kembali ke markas *Iron Roses*, Aveline, Kai, Sera, Elena, dan Rook berkumpul untuk merencanakan serangan bersama dengan anggota *Resistance* dan *The Defenders*. Mereka mengatur pertemuan besar, dengan banyak peta dan data yang dibutuhkan.

"Dengan kekuatan kita yang bersatu, kita bisa menyerang dari dua sisi. Satu tim akan membuat keributan di bagian depan, sementara tim lain akan menyusup dari belakang," kata Aveline, menjelaskan rencana yang telah mereka buat.

Mira dan Aric setuju dengan rencana itu. "Kita bisa memanfaatkan kelemahan mereka dan mengejutkan mereka," Aric menambahkan, menunjukkan keyakinan yang baru.

"Apakah semua orang siap untuk ini? Kita harus tetap bersatu dan mendukung satu sama lain," Aveline bertanya, memandang setiap anggota tim.

"Siap!" semua anggota tim berteriak serentak, menunjukkan semangat dan tekad.

---

**Malam Sebelum Pertempuran**

Malam sebelum pertempuran, Aveline merasa cemas. Dia berjalan di sekitar markas, memikirkan semua risiko yang mungkin mereka hadapi. Semua anggota tim berkumpul, saling mendukung satu sama lain.

"Besok adalah hari yang penting. Kita harus siap menghadapi apa pun yang terjadi," kata Aveline kepada timnya, merasakan beban tanggung jawab di pundaknya.

"Apapun yang terjadi, kita akan menghadapinya bersama. Kita adalah *Iron Roses*, dan kita tidak akan menyerah," Kai menambahkan, memberikan semangat.

Sera dan Elena saling memegang tangan, berbagi kekuatan dan kepercayaan. Rook duduk di sudut, memeriksa senjata dan peralatan, memastikan semuanya siap untuk pertempuran yang akan datang.

Dengan harapan dan tekad yang membara, mereka semua mempersiapkan diri untuk hari yang menentukan. Mereka tahu bahwa apapun yang terjadi, mereka akan berjuang hingga akhir untuk melindungi orang-orang yang mereka cintai dan menghentikan Damian.

---

**Bab 19: Pertempuran Dimulai**

Ketika fajar menyingsing, suasana tegang menyelimuti markas. Semua anggota tim berkumpul, siap untuk menjalankan rencana yang telah mereka susun. Mereka mengenakan perlengkapan tempur dan memeriksa senjata mereka.

"Ini adalah saat yang kita tunggu-tunggu. Kita harus tetap fokus dan percaya pada satu sama lain," Aveline berkata, berusaha menguatkan semangat tim.

Mira dan Aric mengatur tim dengan hati-hati, memastikan bahwa setiap orang tahu posisi mereka. "Ingat, kita perlu bekerja sama. Jangan terbawa emosi dan tetap pada rencana," Mira mengingatkan.

"Semua tim siap? Kita berangkat!" Aric menginstruksikan, memimpin jalan keluar dari markas.

Aveline dan timnya berjalan di samping tim *Resistance* dan *The Defenders*, merasakan adrenalin mengalir deras dalam darah mereka. Mereka tahu bahwa pertarungan ini akan menjadi titik balik dalam perjuangan mereka melawan Damian.

---

**Serangan Pertama**

Ketika mereka mendekati fasilitas Damian, suasana menjadi semakin tegang. Suara tembakan dan ledakan menggema di udara. Tim Aveline membagi diri menjadi dua, satu tim maju untuk menciptakan keributan di bagian depan, sementara tim lainnya berusaha menyusup dari belakang.

"Sekarang!" Aveline berteriak, memberi sinyal untuk menyerang.

Tembakan mulai berkecamuk, dan suara pertarungan memenuhi udara. Anggota *Resistance* dan *The Defenders* bekerja sama dengan baik, menyerang pengawal Damian dengan strategi yang terencana.

Sementara itu, Aveline, Kai, dan Sera menyusup melalui pintu belakang fasilitas. Mereka bergerak cepat, menghindari pengawal yang berjaga. Ketegangan meningkat saat mereka semakin mendekati pusat kendali.

"Di sana! Itu adalah ruang kendali utama," kata Kai, menunjukkan ke arah pintu yang terjaga ketat.

"Mari kita hancurkan mereka!" Sera berteriak, berlari ke arah pintu dengan semangat.

Dengan cepat, mereka berusaha membuka pintu tersebut. Aveline menggunakan perangkat yang mereka bawa untuk membobol pintu, sementara Kai dan Sera menjaga agar tidak ada yang mendekat.

"Lima detik lagi!" Aveline berteriak, merasakan tekanan waktu.

Akhirnya, dengan satu ketukan terakhir, pintu terbuka. Mereka memasuki ruang kendali yang luas, dipenuhi dengan layar dan peralatan canggih.

---

**Konfrontasi dengan Damian**

Saat mereka berusaha mencari data penting, tiba-tiba, suara tawa yang dingin dan mengenaskan menggema di seluruh ruangan. "Selamat datang, Aveline," suara Damian muncul dari sudut gelap.

Aveline menoleh, melihat Damian berdiri dengan percaya diri, dikelilingi oleh beberapa pengawalnya. "Kau tidak akan pernah bisa menghentikanku. Ini adalah permulaan akhir untukmu," katanya dengan senyum sinis.

"Tidak, Damian. Kami tidak akan membiarkanmu melakukan ini," Aveline menjawab, keberanian mengalir dalam dirinya.

"Ah, tapi kau sudah terlambat. Dengan data yang akan kutemukan di sini, aku bisa mengendalikan seluruh dunia!" Damian menantang, berusaha membuat mereka merasa putus asa.

"Bersiaplah untuk bertanggung jawab atas semua kejahatanmu," Kai menambahkan, mengacungkan senjata ke arah Damian.

Damian tertawa lebih keras. "Kau pikir bisa menghentikanku dengan cara ini? Kau tidak tahu dengan siapa kau berhadapan!"

Seolah sebagai tanggapan, anggota *Resistance* dan *The Defenders* yang lain menyerbu masuk ke dalam ruangan, menciptakan kekacauan dan pertarungan yang sengit.

---

**Pertarungan yang Menentukan**

Pertarungan yang terjadi di ruang kendali sangatlah sengit. Aveline dan timnya bertarung melawan pengawal Damian dengan semangat yang tak tergoyahkan. Mereka tahu bahwa inilah momen yang akan menentukan nasib banyak orang.

Aveline terlibat dalam pertarungan langsung dengan salah satu pengawal, bergerak cepat dan lincah, menggunakan pelatihan yang telah didapatnya. Dia bisa merasakan setiap gerakan, setiap serangan yang dilayangkan ke arahnya.

"Jangan biarkan mereka menang!" seru Sera, yang juga terlibat dalam pertempuran, memberikan semangat kepada rekan-rekannya.

Rook menggunakan keahliannya dalam teknologi untuk memanipulasi sistem di ruang kendali, berusaha menghentikan segala rencana jahat Damian. "Aku butuh beberapa menit untuk mematikan sistem!" teriaknya, terus bekerja di depan layar.

Kai bertarung di samping Aveline, melindungi rekan-rekannya dan memberikan dukungan yang dibutuhkan. Mereka semua bekerja sama, berusaha untuk tidak terpisah satu sama lain.

---

**Kekuatan Bersatu**

Mira dan Aric juga tidak tinggal diam. Mereka memimpin anggota *Resistance* dan *The Defenders* dalam menyerang pengawal Damian, menggunakan keahlian bertarung mereka untuk menumbangkan musuh.

"Ini adalah kesempatan kita! Mari kita akhiri semua ini!" Mira berteriak, mengarahkan anggotanya untuk melawan dengan lebih semangat.

Aveline merasakan kekuatan timnya, dan ia tahu bahwa bersatu adalah kunci untuk menghentikan Damian. Dengan satu serangan pamungkas, mereka akhirnya dapat mengalahkan pengawal-pengawal yang tersisa, meninggalkan Damian sendirian di tengah kekacauan.

"Ini tidak akan berakhir di sini, Aveline. Aku akan kembali," Damian berteriak, wajahnya menunjukkan kemarahan dan frustrasi.

"Tidak akan ada tempat bagimu untuk bersembunyi, Damian. Kami akan selalu siap untuk menghadapi kejahatanmu," Aveline menjawab tegas.

---

**Menghentikan Rencana**

Setelah mengalahkan Damian dan pengawalnya, Rook akhirnya berhasil mematikan sistem yang mengancam dunia. "Aku berhasil! Semua data di sini aman, dan rencana pengendalian pikiran mereka telah digagalkan!" teriaknya dengan penuh semangat.

Suasana di ruang kendali berubah menjadi penuh harapan. Anggota *Resistance* dan *The Defenders* bersorak merayakan kemenangan kecil ini, tetapi mereka juga tahu bahwa perjuangan mereka belum sepenuhnya berakhir.

"Ini adalah kemenangan untuk kita semua. Kita harus terus berjuang untuk melindungi dunia dari ancaman seperti Damian," Aveline berujar, melihat wajah-wajah penuh harapan di sekelilingnya.

Mira dan Aric mengangguk setuju. "Kita akan membentuk aliansi yang lebih kuat dan terus melawan ketidakadilan," kata Mira.

"Kita adalah *Iron Roses*, *Resistance*, dan *The Defenders*. Bersama, kita bisa melakukan apa pun," Kai menambahkan, memandang rekan-rekannya dengan bangga.

---

**Kesimpulan**

Bab ini menandai momen penting dalam perjalanan Aveline dan timnya. Mereka telah mengalahkan Damian untuk sementara waktu dan menyelamatkan dunia dari rencana jahatnya. Namun, mereka juga menyadari bahwa perjuangan ini tidak akan berakhir di sini. Dengan kekuatan dan tekad yang bersatu, mereka akan terus melawan kejahatan dan memastikan bahwa kebenaran akan selalu menang.

Dengan harapan baru dan semangat yang membara, mereka bersiap untuk melanjutkan perjuangan mereka demi kebebasan dan keadilan. Setiap langkah ke depan adalah langkah menuju dunia yang lebih baik, dan mereka akan berjuang hingga akhir.


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C14
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión