***
Sudah hampir 24 jam kedua pasangan ini sibuk dengan urusan nya mengurus pemindahan pengobatan putra mereka. Robecha yang sejak keberangkatan mereka terus mendiamkan Robect yang sibuk dengan urusan nya.. Dimas masih dia tugaskan untuk menjaga putri mereka yang masih enggan bangun itu, walaupun dia tidak dalam keadaan koma, tapi sepertinya ada bagian dari diri putrinya yang tidak ingin dia bangun, apa tidur putrinya itu terlalu nyenyak sampai tidak ingin melihat wajah khawatir orang tuanya.
"kita akan kembali hari ini, urusan kita sudah selesai " Robecha hanya mengangguk mengerti, lagi pula baginya pria di depannya ini sedang tidak bisa di bantah. Dia sudah khawatir setengah mati dengan keadaan putranya yang dipaksa pindah rumah sakit dalam keadaan koma. Dia seorang dokter, dia cukup mengerti dengan keadaan putranya, kalau saja dia mencegah suami nya malam itu, pasti keadaan nya tidak akan seperti ini. Tapi penyesalan selalu terjadi di akhir bukan?
Lelaki ini. Kenapa begitu keras, bahkan tangan yang menarik tangannya sekarang terasa begitu kasar, tidak seperti biasanya. Kekecewaan yang mereka terima sudah merubah segalanya. Dia cukup tahu tentang itu.. mungkin dengan memisahkan kedua anaknya. Itu akan lebih baik.
Salahnya yang terlalu membiarkan kedua anaknya dekat terlalu intim, sampai hal ini terjadi.
***
Beberapa barang kembali jatuh, bukan karena dibanting, melainkan karena kecerobahan seorang wanita yag sedang menarik tas kecil di atas meja riasnya sampai farfum mahalnya berhamburan dilantai, seorang lelaki yang baru saja selesai memakai baju nya kembali berdecih kesal.
" bisakah kau sabar sebentar, dia tidak akan lari. "wanita yang menjadi sasaran kata-kata pedas itu, langsung menatap tajam sosok lelaki tampan yang sedang mengambil Handphonenya yang sejak tadi di letakkan diatas kasur.
" apa kau pikir sahabat ku akan baik-baik saja. Aku sudah hubungi Salsa, bella dan monica mereka pasti sudah ada disana. " Feby menatap garang. Dia sudah cukup terkejut dengan kabar yang dia dapatkan tadi pagi. Tentu saja kabar itu bukan dari orang tua Lexsa, melainkan dari dokter yang ada disana, Sahabatnya itu di rawat di Robecha Hospital milik Robecha Alona Wilshon. cukup beruntung kakak lelakinya Nathan seorang dokter di sana. Dia harus bersyukur akan itu, walaupn dia pernah mengumpat kesal karena harus menjadi pewaris perusahaan keluarganya . Feby Afriandra. pewaris tunggal dari AF property yang bergerak di bidang property.
"bisa kah kau tenang sayang" Devon berusaha selembut mungkin, dia cukup bodoh dalam hal mengendalikan emosi, dan bisa dia lihat sekarang dia yang berusaha menenangkan kekasihnya malah semakin membuat gadis itu menatapnya tajam
"sahabatku belum sadar, dan ini sudah hari ketiga. Dan Alex malah di rawat di Amerika sekarang, apa kau tahu bagaimana hancurnya perasaan sahabatku saat dia sadar nantinya. Saat dia tahu kakak kesayangannya tidak ada disana" seolah kerasukan setan dari mana . Devon langsung meloncat kesenangan, seperti baru saja mendapatkan imformasi yang sangat dia butuhkan. Melihat senyum senang di wajah kekasihnya. Feby langsung melempar dompet nya kearah Devon kesal
"aku harus segera memberitahukan AL. Dia pasti akan senang mendengar ini, sebentar ya sayang aku telpon sahabat gila ku dulu" FEBY menatap murka
" YAAAAA " Feby berteriak nyaring, saat melihat Devon sudah menghubungi seseorang, dan bahkan sudah berbicara dengan orang di seberang sana
" iya benar, aku tahu dari Feby, dia di rawat di Robecha Hospital, kau harus segera kesana, ini kami.."
Feby menatap tajam Devon didepannya yang masih sempat-sempatnya lelaki itu melotot kearahnya karena Hand Phon lelaki itu yang direbut paksa.
"berani kau minta teman gila mu mengacau kehidupan sahabat ku, jangan harap kau akan melihat ku lagi. Jangan berharap kau bisa mengancamku dengan semua uang yang kau punya. Aku bukan gadis miskin " Feby yang sudah dikuasai emosi langsung membanting benda pipih di tangannya sampai hancur, dan langsung melangkah pergi dari sana. Tampa memperdulikan Devon yang berteriak mmemanggil namanya.
"Feby... honey. Oo come on jangan seperti ini, aku hanya ingin menyenangkan sahabatku. Sejak putus dari Lexsa dia tidak pernah berkencan dengan gadis lain lagi" Feby berjalan tak peduli dengan Devon yang terus mengoceh di sampingnya. Lelaki itu memang benar benar.
" DIAMM" Feby kembali berteriak nyaring, saat Devon masih saja terus mengoceh saat mereka sudah berada dalam mobil Devon.
Tanpa mereka sadari, berita yang disampaikan Devon tadi sudah berhasil membut Alcio beranjak pergi dari kamar kesayangannya, dan melajukan mobilnya secepat yang dia bisa menuju tempat gadisnya. Ketempat perempuan yang sampai sekarang masih mengisi hatinya itu.
Carla yang sudah tahu kalau sahabat dari cucunya akan datang dan orang tua cucunya juga dalam perjalanan menuju kesini. Hanya bisa terus berharap jangan sampai cucunya ini akan semakin tertekan dengan pertanyaan sahabat cucunya nanti.
" kak Alexx" Carla telonjak kaget saat mendengar suara cucu kesayangan ini, pelan tapi pasti , mata yang sudah terpejam 3 hari itu, akhirnya terbuka juga dia rindu dengan mata sekelam malam nan lembut itu. sangat berbeda dengan pancaran mata anggota keluarga nya yang lain.
"kamu sudah sadar sayang. " Lexsa menatap penuh tanya pada wanita tua di depannya, yang melihatnya dengan ekspresi yang sulit dibaca
" kak Alex mana Grandma" Carla menelan ludahnya susah. Apa yang harus dia katakan pada cucu nya yang rapuh ini.
" kak Alex . Hiks Hiks. Dady, mereka , dady sudah membunuh kak Alex" Carla menutup mulutnya terkejut, apa ini yang membuat cucunya tak ingin bangun dari tidur indahnya.
Mimpi buruk apa yang sudah di berikan Robect pada cucunya ini
"tidak sayang, Alex baik-baik saja. Dia baik" sadar atau tidak jawaban Carla tadi langsung membuat Lexsa tersenyum senang
"Lexsa ingin bertemu kak Alex Grandma" Carla menatap cucunya sedih, bagaimana mungkin dia membawa cucunya ini bertemu dengan Alex, sedangkan pria itu bahkan sudah berada di negara yang berbeda dengan nya.
" ayo Grandma, Lexsa sudah sehat kok, ayoo. Nanti Dady marahin kak Alex lagi, kasian kak Alex, kak Alex pasti lagi sedih sekarang, Lexsa harus ke sana sekarang Grandma, ayo Grandma' Lexsa terus menarik-narik tangan Carla kesal, kerena wanita itu hanya berdiri bagaikan patung saat dia menyeretnya pergi
"kamu harus istirahat sayang, kamu baru saja siuman" Lexsa membuka mulutnya ingin membantah, namun bunyi pintu yang terbuka membuatnya mengalihkan perhatiannya pada kedua orang yang menatap terkejut kearahnya
"sayang, kamu sudah sadar. Maafkan momy sayang, maaaf" Lexsa telonjak kaget, saat Momynya menerjangnya dengan pelukan yang erat
"kak Alex mana mom" masih dengan pertanyaan yang sama, kembali membuat semua yang ada disana telonjak kanget tak tahu harus menjawab apa
"dady gak boleh marahin kak Alex, kasian dia, Dady gak boleh mukul kak Alex lagi, dia baru saja sembuh dari cedera karena mencegah Lexsa untuk menyetir sendiri, tapi sekarang dia kembali terluka dan itu semua karena Lexsa" Robect menatap penuh tanya dia tidak tahu kalau putra nya yang sudah dia usir itu baru saja sembuh dari cedeera karena melindungi putrinya. Apa tindakannya salah, apa dia harus membawa Alex kembali.
"dady ayo. Kita ketempat kak Alex, pasti kaki dan tangannya masih sakit, jadi kita saja yang kesana. Trus minta agar Lexsa satu ruangan saja dengan kakak" Lexsa terus saja mengoceh, seolah dia bukan baru siuman, dia seperti sudah sehat hanya mengingat Alex, lelaki gila yang sudah menjungkar balikkan dunia nya
"Dady ayo, Lexsa sayang kak Alex. Kenapa dady gak ngerti, di akan marah kalau tahu Lexsa tidak kasih kabar" Robect menatap nyalang, sepertinya dia sangat sensitif dengan kata-kata itu
"kamu tidak boleh lagi bertemu dengan lelaki itu" Robecha langsung menatap suami nya mengingatkan
"apa maksud dady, dimana kak Alex?" lexsa menatap tajam lelaki di depannya, dia sudah tidak sabar lagi, ingin melihat keadaan kakaknya, dia ingat malam itu, kakaknya pinsan bersimpuh darah. Dan itu bagaikan mimpi buruk baginya.
"kalau kamu masih saja ingin bertemu dengan lelaki itu. dady bisa pastikan kamu bahkan tidak akan mendengar kabar tentangnya lagi" Carla menutup mulutnya shok, dia tidak menyangkan anaknya akan mengatakan itu,
"apa maksud Dady, di mana kak Alex, dimana" Carla langsung sigap saat Lexsa mencoba mencopot selang inpus ditanganya.
"dia berada di Amerika. Kalau kamu masih ingin melihatnya bernapas, turuti perintah dady, kalau tidak, dady bisa pastikan, selang oksigen di hidungnya akan dady copot"Robecha meluruh dilantai, dia tidak menyangka suaminya akan mengatakan itu. dengan cepat dia mengalihkan perhatiannya saat melihat Robech mengambil langkan mendekat kearah putrinya yang sekarang masih shok mendengar ucapan suaminya.
"apa kamu mau dia mati" lagi lagi dan lagi,Robecha tidak menyangka kalau suaminya memperlihatkan vidio keadaan putranya sekarang. Dia yakin pasti ada kamera CCTV milik suaminya disana
"Dady jahat, Dady jahat" teriak Lexsa gusar
"patuhi Dady Alexsa wilshon, atau lelaki yang sudah mencuci otakmu itu mati. " Robet berucap dingin, seolah tak perduli dengan hancurnya hati putrinya
"dia anak dady juga. Dia pewaris dady" Lexsa berucap lemah, dia selalu ingat ucapat dadynya itu yang selalu mengatakan kalau Alex adalah pewaris perusahan Willshon. Dia selalu akan kesal saat Dadynya mengatakan itu dulu, tapi sekarang dia rindu saat Dady nya berucap demikian.
" tidak ada yang boleh mempermalukan keluarga, kau tahu itu " Robech melangkah pergi setelah berhasil meremuk redamkan hati ketiga wanita disana. Robecha masih menatap shok, dengan apa yang dilakukan suaminya, dia tahu lelaki it hanya ingin kehidupan normal putra putrinya kembali. Tapi dia tidak menyangka lelaki itu sanggup berbuat sampai seperti ini ..
Carla mengusab air matanya pelan, setelah selesai menenangkan Lexsa yang terus saja menangis histeris tidak terima dengan tindakan Robech.
" hapus air matamu itu sayang, sudah saatnya kamu menghadapi dunia ini. Dan itu juga yang akan membuat kamu bisa membawa pulan Alex kembali lagi kesini" Carla berucap dingin, dia tahu cucunya ini tidak perlu dibujuk lagi, tapi ada satu sisi dari cucunya ini yang mungkin hanya dia dan Alex yang sadar akan hal itu, Alexsa Wilshon gadis keras kepala dan egois dia tidak akan peduli dengan orang lain selama apa yang dia inginkan dia dapatkan. Dan apa yang dia benci adalah yang menjauhkannya dari apa yang dia suka. Tapi tetap saja gadis ini sangat lembut dan keras secara bersamaan
"dia akan kembali lagi, pasti.. satu tahun lagi, dia harus menepati janjinya itu" Lexsa berucap miris, tapi mata itu tidak lagi memancarkan emosi didalamnya.mata itu sudah mati rasa
Satu tahun lagi sayang. Kamu harus kembali untuk memperbaiki semuanya. Aku janji kita akan bertemu lagi setelah aku yakin Dady tidak akan menggunakan mu untuk mengancamku