Descargar la aplicación
50% My Possessive Brother / Chapter 41: Bab 41. Segala Cara Halal Dalam Mencinta Princes

Capítulo 41: Bab 41. Segala Cara Halal Dalam Mencinta Princes

Cahaya benderang dari berbagai macam lampu, mulai memancarkan cahayanya, mengoreskan setiap titik gelap dengan cahaya yang dimilikinya. Tapi sayang seolah cahaya yang biasa nya terang itu, mulai menggelap untuk malam ini. Beberapa titik terlihat begitu gelap, namun disitulah terdapat banyak manusia dengan kegiatannya masing masing.

Dentuman musik di bawakan oleh DJ malam ini, mencerminkan betapa meriahnya malam dan betapa pesta seakan tidak akan pernah berakhir sampai mentari mulai menampakkan dirinya kembali. Sangat menabjubkan. Cairan bening keemasan mulai di tuangkan dalam gelas-gelas kristal dengan berbagai model dan bentuk yang indah. Semua yang berada di sana terkesan mewah dan liar, tidak ada yang risih dengan pakaian kurang bahan yang para wanita kenakan, seolah itu menjadi keharusan apabila berada di tempat ini. Tidak ada yang merasa risih saat tubuhnya di jamah oleh lawan jenisnya. Seolah mereka disini untuk bermain dan permainkan.

Beberapa pasangan sudah mulai turun ke dance floor, ada beberapa di antaranya turun sendiri. Beberapa pasang mata yang melihat seorang gadis berperawakan jepang yang mulai meliyuk-liyukkan tubuhnya. Baju yang kekurangan bahan yang dia kenakan, semakin menampakkan aset aset tubuhnya, sangat menantang, beberapa lelaki mulai mendekatinya, salah satu di antara nya mulai merapatkan tubuhnya dengan tubuh belakang wanita itu, seolah tak risih dengan perlakuan lelaki tersebut, wanita itu semakin panas menggerakkan tubuhnya.

Salah satu pria yang berdiri di depannya mulai menciuminya panas, seolah tak ingin kalah wanita itu ikut membalas ciuman itu tak kalah panasnya. Lelaki yang sejak tadi menempelkan tubuhnya pada punggung telanjangnya, mulai mendaratkan ciuman ringan di bahu sebelah kanannya yang tak tertutup sehelai benang pun, tangan lelaki itu mulai menyusup masuk kedalam pakaiannya, menyentuh dengan agresif benda kenyal yang selalu membuat kaum adam kepanasan karenanya.

"Wihh gila tu bulee, sexy bener"ucap Dion yangg sedari tadi memperhatikan Dance floor dari sofa VVIP mereka.

Disana ada Alex yang menjadi penyebab mereka ada disini.. sedangkan di sebelahnya ada Xarly yang sedang berciuman panas dengan Monica, yang katanya tak ingin ikut tadi siang. Sedangkan di depannya ada Reno yang sedang menciumi leher

Bella Agresif. Sedangkan Dion, tangannya sedang meranggkul bahu gadis di sampingnya yang tidak lain adalah salsa.

Sahabat dari gadis yang dia taksir, sunggung Brengsek dia ini. sedangkan Feby dia memilih untuk turun ke dance Floor dia juga butuh mainan malam ini bukan.

"Ckk!!! Kalian sungguh tidak Konsisten " sindir Alex, kepada semua orang yang ada disana, tadi menolak tapi sekarang malah mereka yang memboyong pasangan mereka kesini,

"mana mungkin kami akan melewatkan kesempatan langka ini Brada, lo bayar kami malam ini. Ya kami ikut. Simpel kan" ucap Xarly yang sudah menghentikan acara berciumannya.

"Ck!!"

"jangan begitu Bro , kalau lo mau gue bisa panggilkan seorang wanita yang akan menemani lo malam ini" tawar Daniel yang sedang memangku seorang wanita yang dia tahu bernama QQ, teman kencannya malam ini.

"gue bisa cari sendiri," tolak Alex, lagipula dia tidak ingin mengambil resiko, kalau sahabat adiknya ini mengambil gambarnya dengan wanita lain dan mengirimkan kepada Lexsa yang menolak ikut bersama mereka malam ini . Dia tidak ingin terjadi perdebatan baru diantara dia dan Lexsa nanti..

Beberapa yang berlalu lalang di depan mereka terliat begitu menikmati suasana ini.. dentuman musik yang semakin keras, semakin ramai pula tempat ini. seolah mengundang para pencinta dunia malam untuk beramai-ramai ke tempat ini. Seolah mereka selalu menunggu malam semakin larut.

Alex mengedarkan pandangannya, tak sengaja dia melihat sepupu Brengseknya itu ada di meja betender sedang berbicara dengan seorang gadis basteran thailan dan Pranciss, dilihat dari bentuk tubuhnya, sepertinya wanita itu model.. Alex yang menyadari kalau sepupunya tahu kalau dia sedang menatapnya. dengan cepat Alex mengalihkan pandangannya, dia tidak ingin bertemu dengan Ken malam ini, walaupun sanggat mustahil mereka tidak akan bertemu, mengingat kalau Clup ini adalah milik sepupunya itu,.

"hy sepupu ku tersayang" Ken berucap heboh di depan mereka . wanita yang dilihat Alex tadi sekarang sedang bergelayut manja di lengan Ken. sungguh pemandangan yang sangat menyebalkan, sedari tadi dia menahan diri untuk tidak menyentuh para wanita yang menggodanya. tapi sekarang sepertinya pertahanannya akan goyah..

"Shiit" Alex megumpat kesal, saat ternyata Ken bukan hanya numpang lewat tapi malah mengambil tempat duduk di samping

mereka

Alex mencoba mengalihkan perhatiannya dari semua pasangan yang ada di depan matanya,, dia harus segera memastikan kalau sasarannya malam ini benar-benar datang ketempat ini, dia tidak ingin muka menyebalkan rivalnya itu semakin meraja lela . dia harus menyingkirkan maklhuk bernama Alcio Corner.

***

Alexsa menghentak-hentak kan kaki nya kesal, ini bukan yang pertama kalinya memang, tapi ayolah, semua teman -temannya ikut, tapi dia malah disini terkurung dalam rumahnya sendiri.,, menyebalkan..

"kak Alex menyebalkan.." teriak Lexsa prustasi

"seharusnya dia maksa gue buat ikut, bukannya langsung pergi, katanya cinta, tapi gitu.. kak Alex mau selingkuh pasti.. Ahhh nyebelin" teriak Lexsa lagi merutuki kebodohannya, sekaligus mengakui kalau dia takut kakaknya kembali seperti dulu, dia tidak mengerti sebenarnya apa yang dia rasakan

"ini salah kak Alex kalau gue sampai jatuh cinta sama dia, kan niat gue mau menghentikan semua kegilaannya, kenapa gue jadi ikut-ikutan gila sihh, maafkan anak mu ini momy dady" ucap Lexsa sambil mengacak rambutnya Frustasi. Kemudian bangkit dari tempatnya dan melangkahh menuju kamar mandi, dia ingin menyusul kakak gilanya itu.

***

Alex tersenyum sinis, saat melihat siapa yang baru saja datang ke tempat ini, dan mengambil tempat duduk tak jauh dari mereka, seeorang wanita yang tadi menggodanya kini sedang menuju tempat rivalnya itu, dan langsung duduk di atas pangkuan Al. Alex tersenyum senang, kemudian memberi kode kepada orang suruhannya, untuk mengambil gambar Rivalnya, dan bersiap untuk mengirimkan untuk Adiknya tercinta.

"hee bukannya itu Al" tanya Feby penasaran apalagi saat melihat seorang wanita sedang duduk di pangkuannya dan mencium Al panas

"oo pacar Princes, dia memang sering kesini"ucap Ken tanpa di minta, dan tentu itu membuat mereka semua terkejut, mereka tidak menyangka semua ini. Teruma Alex, dia tersenyum penuh kemenangan, sekarang wajah polos itu sedang menunjukkan taringnya.

"tidak perlu terkejut begitu, Clup ini sangat menjaga Privasi dari para pengunjungnya, dan tidak sembarang orang bisa memasuki tempat ini guys" terang Ken lagi, dan tentu itu membuat mereka semakin penasaran, sebenarnya bagaimana kehidupan malam seorang Alcio Corner, dan teman-temannya yang ternyata juga hadir malam ini.

"seberapa sering dia kesini" tanya Alex ingin tahu

"seminggu sekali mungkin, tapi yang pasti dia pelangan yang menguntungkan"ucap Ken tersenyum misterius

"maksud kakak' tanya Bella penasaran, ini menyangkut masa depan sahabatnya jadi dia harus tahu semuanya

"Selalu ada barang baru yang menggiurkan disini, dan dia selalu datang untuk melihatnya, sama seperti para lelaki yang ada di meja ini" ucap Ken yang membuat semua berjenis kelamin laki laki menatap Ken seakan membunuhnya

"oo jadi kamu sering kemari kak, kamu sering main disini" Bella berucap marah

" itu dulu sayang ,, sekarang udah enggak" elak Reno gelagapan, dia tidak menyangka ternyata Ken akan membongkar rahasia mereka..

"Aku gak percaya, aku benci kak Reno" ucap Bella yang kemudian beranjak pergi dari sana, di ikuti Monica yang sudah mendaratkan satu tamparan keras di pipi Xarly..

"Feby ,, Salsa!!" terik Bella kesal, pasalnya dua gadis itu malah masih asik duduk di tempatnya.

"iya iya" ucap kedua nya kemudian beranjak pergi,.

Feby menghentikan langkahnya saat melihat siapa yang menghadang jalannya, dia ingin berteriak memanggil temannya, tapi mereka sudah hilang di tengah-tengah lautan manusia ini.

"Devon" gumam Feby tak percaya

" ternyata kamu masih ingat cantik,"ucap Devon sambil tersenyum penuh arti

Feby merasa ada yang aneh, ini bukan seperti Devon yang di kenalnya selama ini , yang sering mengganggu nya, Feby melangkah mundur, mencoba menjauh, tapi dia kalah cepat, Devon sudah mengcekal tangannya dan menyeretnya ke sudut tempat ini, dia yakin tidak ada yang melihat mereka disini, ini semua di luar dugaannya, sekarang berteriak sia –sia saja, mereka sedang berada di tempat dengan suara music berdentum dengan keras siapa yang kan mendengar.

"I LOVE YOU" ucap Devon sebelum mencium paksa Feby

"Ehhggg" Feby mencoba melepaskan ciuman ini, ciuman kasar yang menuntut.

Devon tak membiarkan Feby lepas, semakin gadis itu mendorongnya, semakin dia merapatkan tubuh mereka, mendorong Feby semakin terpojok di antara tubuhnya dan diding dingin di belakang tubuh Feby.

Feby mulai terasa tenang, Devon tersenyum senang saat Feby mulai mengalungkan tangannya di leher Devon dan membalass ciuman itu.

"Aku tahu kamu menyukainya sayang" ucap devon setelah melepass ciuman panas mereka

Feby terbelalak tak percaya, dia membalas ciuman lelaki Brengsek ini.

PLAAKKK

Devon menatap tak percaya ,

"jangan pernah mendekati gue lagi, gue jijik sama lo" ucap Feby marah , Devon menatap tak percaya, gadis yang dicintanya pergi meningglakannya, dia jijik dengannya.

"Benarkah.. tapi aku tak bisa meninggalkan mu. Kamu harus jadi milik ku, Feby Afrianda"seolah sudah tertutup hatinya untuk meninggalkan gadis itu, dia akan memilih jalan lain, walaupun harus di benci oleh gadis nya, asalkan Febya ada di sampingnya, walaupun harus mengurung gadis itu dalam sangkar emasnya. Dia tak peduli yang dia ingin hanya dia. Feby Afrianda.

"segala cara halal dalam mencinta sayang" gumam Devon lagi.

"lo kemana sih Feb, capek kami tunggu" cecar Bella dengan emosinya, kemudian mulai masuk ke mobil Salsa, karena hanya Salsa yang membawa kendaraan sendiri, sedang mereka tentunya di jemput, dan Feby diantar sopirnya.

Alex menatap Prihatin kearah teman-temannya, hanya Daniel yang masih happy dengan dunianya dan teman kencannya, sedangkan yang lain sepertinya mereka harus mencari pasangan kencan yang baru, Alex kemudian melangkah pergi dari sana setelah melihat orang suruhannya sudah selesai mengambil gambar rival malangnya itu.

"lo mau kemana" tanya Xarly

" pulang,, " jawab Alex sambil berlalu pergi dari sana, meninggalkan tatapan tak percaya temannya karena di tinggal begitu saja.

"ini gara-gara lo sih Ken" sembur Xarly kesal

"ya gue kan cuma bilang, gak salah dong

"sudah lah kita juga harus cepat pergi sebelum mereka semakin marah megira kita tidak mencintai mereka lagi" ucap Reno saat melihat Xarly masih ingin melanjutkan perdebatan bodohnya itu.

Reno bangkit dari kursinya, melangkah pergi menyusul Alex yang memang sudah duluan pergi dari sana. Alex melangkah cepat menuju mobilnya yang terparkir cantik di depan Clup . Dia harus segera pulang , dia tidak boleh melewatkan semua ini. Dia yakin Alexsa sedang marah- marah sekarang, dan sebentar lagi Gadisnya itu akan putus dari pacar yang tak di cintainya itu.

Lexsa melangkah terburu buru, dia tak menyangka dia akan kesulitan menentukan baju apa yang akan dia pakai. Gerakan tangan lincahnya yang sedang memilih baju itu terhenti, saat Handphone nya berulang kali berbunyi,

"siapa sih" geram lexsa kesal, sambil mangambil handpondnya yang dia lettakkan di atas ranjangnya.

"Kurang Ajarrr" teriak Lexsa sambil membanting benda pipih itu di atas ranjangnya, untung saja benda malang itu tidah hancur lagi.

Lexsa berteriak Frustasi.

"berani nya kau bermain main di belakang ku Alcio, beraninya kau mempermainkan ku" Lexsa berteriak tak terima.. Al berani mempermainkannya. Dia tidak tahu siapa yang mengirimkan gambar Al yang sedang berciuman itu ke padanya, tapi yang pasti itu sudah menjelaskan apa yang dilakukan lelaki itu di belakangnya..

Alex yang baru sampai di kediamannya langsung menuju lantai atas, saat mendengar benda pecah dari arah kamar adiknya

"Lexsa." Panggil Alex, khawatir, pasalnya benda pecah itu masih berlanjut.

Alex mendobrak pintu itu kuat, sampai akhirnya terbuka, Alex menatap tak percaya dengan keadaan kamar adiknya, bantal, dan boneka sudah berpindah tempat kelantai. Lampu tidur yang pecah di lempar kearah pintu. Dan beberapa barang lainnya, yang sudah tidak berbentuk lagi itu,.

"Alexsa, ada apa sayang" Alex bertanya lembut, bukan dia tidak tahu tapi, dia tidak ingin adiknya ini tahu kalau semua ini ada hubungannya dengannya

"kakak" ucap Lexsa sambil menghapus aiir matanya kemudian berhambur dalam pelukan Alex.

" kita ke kamar kakak ok, kakak gak mau kamu terluka" ucap Alex sambil mengelus lembut puncak rambut Lexsa.

Lexsa mengangguk patuh , dan membiarkan Alex menggedongnya menuju kamar kakaknya yang berada di samping kamar nya.

" perintah kan seseorang untuk membereskan kamar alexsa" perintah Alex pada orangnya yang mengikutinya sedari tadi

"baik Sir" balas lelaki berjas hitam itu, sambil menunduk hormat.

Alex menurunkan Alexsa di atas ranjangnya, dan kemudian menyelimuti adiknya itu, gadisnya sudah tertidur , sepertinya dia lelah sedari tadi menangis

"maaf kan aku sayang, tapi segala cara halal dalam mencinta princess" Alex membatin dia tidak ingin mengucapkannya langsung, dia tidak ingin mengambil resiko, kalau kalau adiknya mendengarya dan mencuringainya.

Alex melangkah menuju kamar mandi dikamarnya, dia harus membersihkan dirinya sebelum beranjak tidur disamping adiknya.

***


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C41
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión