Descargar la aplicación
37.8% My Possessive Brother / Chapter 31: Bab 31. Dreaming You

Capítulo 31: Bab 31. Dreaming You

angin di musim hujan ini sangat dingin. seakan dinginnya merembas ke persendian tulang belulang. hujan yang baru saja berhenti sudah bergantikan pelangi di atas sana. sisa-sisa air masih ada didedaunan pepohonan nan rindang.. sesekali air itu kembali jatuh kala angin menghembuskan dedaunan pelan.

hawa dingin semakin terasa. seorang putri semakin merapatkan jaket tebal berhias bulu-bulu putih nan indah nya semakin erat. menghalau angin yang semakin menambah hawa dingin yang ditinggalkan hujan.

" Putri.. tidak seharusnya anda diluar" ucap suara berat itu sambil melingkarkan tangannya disekeliling pingang ramping sang putri, dan kelapa nya yang bersandar nyaman di bahu sang putri kembali menghirup wangi semanis Cherry yang menjadi wangi khas putri Alexsa.

" pangeran.. sudah lama pangeran tidak kesini" ucap sang pitri yang terdengar jelas ada nada kesal dalam suara lembutnya.

" maafkan aku putri. ada banyak hal yang harus ku urus. beberapa minggu ini" jelas pangeran menyesal.

haaaahhhh

Alexsa terbangun dari tidurnya. nafasnya memburu seolah sedang mimpi buruk. padahal itu adalah mimpi kesukaannya. sebuah tangan yang masih melingkar di pinggangnya membuatnya susah untuk bergerak.

kenapa selalu begini. aku kembali memimpikannya, selalu saat kak Alex ada disini memelukku. selalu saat hubungan kami baik baik saja. lama lama hal ini menjadi aneh buat ku.

semburat kebingungan tercetak jelas di wajahnya. tapi rasa kantuk tetap tak bisa dilawan Lexsa. saat menyadari jam dikamarnya masih menunjukkan jam 2 malam. masih ada beberapa jam lagi. sebelum pagi menjemputnya..

****

" Alexsa bangun" suara seorang wanita yang kita tahu bernama robecha mengedor ngedor pintu anak perempuannya.. tapi tak ada respon sedikitpun dari orang didalam sana.

sebelum kesini dia sudah mendatangi kamar putranya. tapi putra nya tak ada disana. robecha berpikir mungkin putranya itu sedang mandi.

jam sudah menunjukkan jam 6:50 pagi. kalau mereka tidak bangun sekarang. mereka bisa terlambat kesekolah..

Robecha menghela nafas lelah. rasanya tangannya sudah panas mengetuk ngetuk kamar putrinya. tapi tidak membuahkan hasil sedikitpun. Robecha membuka laci yang menjadi tempat penyimpanan kunci cadangan semua kamar.

" Oh God.. Wake Up guys" Robecha berteriak kesal.. ternyata putranya bukan sedang mandi, melainkan sedang tidur sambil memeluk adiknya disini..

" kalian bisa terlambat.. cepat bangun!!" teriak Robecha lagi.

" kami bolos aja mom... ngantuk banget ni!" Alex memberi tanggapan atas teriakan mamanya...

Robecha mengeram kesal.. kisspray yang ada di tangannya sedari tadi yang sudah diganti isinya dengan air di kamar mandi segera diarahkam kewajah putra putrinya. yang sudah kembali terbuai mimpi.

" kak hujaan.. bocorrr bocorr bangun kak" Lexsa yang menerima somprotan air dari mamanya berteriak heboh tak tahu apa yang sebenarnya terjadi..

" bukan bocor.. mana mungkin rumah kita bocor.. no sono lihat" ucap Alex sambil menutup kupingnya yang terasa agak panas. tadi suara mamanya sekarang suara adiknya. sungguh indah suasana paginya.

" momy. kenapa kami disiram.. " Lexsa berucap kesal.. rasanya ngantuk yang biasanya menderanya tiap bangun pagi. kini hilang entah kemana.

" sudah bangun kan.. " balas robecha sambil bersidekap dada.

" sudah jam berapa sayang. apa kalian mau telat" lanjut Robecha sambil menunjuk ke arah jam dinding dikamar putrinya..

"Aaaa telatt gue telattt" Lexsa berteriak heboh. sedangkan Alex sudah menghilang sedari tadi berlari kearah kamarnya untuk bersiap siap.

" dasar" Robecha tertawa geli melihat tingkah anak -anaknya.. suasana pagi yang seperti ini sangat dia rindukan ketika dia sedang berada jauh dari kedua buah hatinya itu.

" mereka sudah bangun sayang" tanya Robect saat melihat istrinya berjalan memasuki ruang makan rumahnya.

" emm" balas Robecha sambil mendekat kearah suaminya dan mengecup singkat bibir suaminya lembut.

" manis" balas Robecha sesaat setelah menjauhkan bibir nya. rasa manis dari teh yang sedang di minum suaminya semakin mempermanis morning kiss mereka..

Robecha kembali duduk dikursinya. mengambil pisau dan garpunya kemudian mulai memotong kecil-kecil roti yang sudah disediakan diatas piringnya.

suara bell rumah yang di tekan beberapa kali membuatnya harus mengeluarkan suaranya lagi.

" Bik.. coba lihat siapa yang datang" ucap robecha setengah berteriak.

" baik nyonya." suara orang yg berlAri terburu-buru kearah depan kembali mengisi paginya.

Robecha kembali memakan sarapannya, sesekali dia memperingatkan suaminya untuk segera makan.. Robect menghentikan aktifitasnya membaca koran pagi. dia tidak ingin membuat istri tercintanya ini marah lagii...

" pagi tante" sapa suara seorang laki-laki yang sudah berdiri di depan mereka..

'' iya pagi.. kamu" Robecha menggantungkan pertanyaannya sambil mengamati seorang remaja laki-laki yang memakai seragam berbeda dari kedua anaknya.

" Saya Alcio Corner tante" balas Al sopan.

" kamu anaknya Anton Corner" tanya Robech memastikan anak dari rekan bisnisnya ini.

" iya om" balas Al sopan..

Robect memberikan isyarat agar Al duduk.. kasian juga bukan. teman dari anak-anaknya ini harus terus berdiri..

" ayo sarapan bareng kami" ajak Robecha lembut. yang dibalas anggukan pelan dari lawan bicaranya.

PDKT sama camer.. biar cepat dapat restu.. haha

Al tersenyum geli dengan pikirannya sendiri.. kini hanya ada satu lagi hambatannya . siapa lagi kalau bukan rivalnya itu.. Alex tidak mungkin mau merestui hubungan mereka..

"kakak lihat Handphone aku gak sih" suara riuh dari arah tangga menghentikan semua yang berada di meja makan dari kegiatan memakan sarapannya. sampai akhirnya sang tersangka memasuki ruang makaan itu.

" lo... " Alex mendelik tajam. tak suka dengan kedatangan rivalnya.

" ngapain lo kesini.. pulang sono" ucap Alex tak suka.

" lo Alex .. ini kan teman kamu. kok gitu ngomongnya. apa kalian lagi ada masalah" Tanya Robecha heran dengan interiaksi anaknya dan Al.

'' kami memang selalu ada masalah mom" balas Alex jengkel. sambil mulai memotong kasar sarapannyaa. Lexsa yang memilih duduk didamping kakaknya mulai mengelus dada melihat interaksi kedua lelaki yang sedang duduk berhadapan ini.

" sebenarnya Al pacarnya Alexsa tante " balas Al sopan.. tapi matanya tak berhenti mendelik tajam kearah orang di depannya.

"gak gue restuin.. putus lo sana.. " balas Alex ketus.. Lexsa menatap heran kearah kakaknya. apa sebegitu tak sukanya dia kepada pacarnya ini.

" benarkah sayang.. Al pacar kamu" tanya Robecha mulai kepo tentang kehidupan asmara putrinya yang selalu dalam pengawasan ketat putranya itu.

" iya ma" balas Lexsa senang. paling tidak ada yang tidak menentang hubungan mereka sekarang..

" mom.. dia itu rivalnya Alex. dan Alex gak sukan kalau Lexsa pacaran sama dia.. " balas Alex masih bernada kesal..

" kalian rival" akhirnya Robect ikut nimblung juga dalam percakapan panas di meja makan itu.

" mereka rival dalam permainan basket Dady" balas Lexsa menjawab pertanyaan dadynya. dari pada menunggu kedua lelaki yang sedang beradu tatap itu menjawab.

", tentu saja.. bahkan Alex mengalahnya dalam pertandingan itu.. dia bukan apa apa" Alex berucap sombong, meremehkan rivalnya itu...

Lexsa menatap jengkel keduanya.. apa apaan ini acara sarapannya dengan kedua orang tuanya jadi arena adu mulut mereka berdua. Lexsa mendelik tanjam. kemudian bangun dari kursinya dan menyalami orangtuanya. kemudian melenggang pergi meninggalkan kedua maklhuk yang menatapnya heraan.

" Princess tungguin oi.. " Alex berteriak kesal.

kenapa gue punya kakak suka banget teriak teriak. Emang ini dihutan apa.

Robect geleng-geleng kepala melihat kelakuan putra putrinya. dan sekarang ditambah satu lagi rival putranya..

"aku mau pergi sendiri" ucap Lexsa kesal sambil berjalan cepat menuju mobilnya..

" sayang sama aku aja ya. kan kita udah janjian mau pergi bareng" balas Al mulai merayu pacarnya itu.

Alex yang mendengar itu langsung mengendong adiknya ala bride stele, yang berhasil membuat kedua insan disana melongo tak percaya.

" makan tu janji.. Lexsa pergi sama gue.. " balas Alex. sambil menjulurkan lidahnya kearah Al. yang sudah siap ingin merebut Lexsa dari gendongan Alex. tapi dia telat, lexsa sudah berada dalam mobil kakak nya itu.

" kakak apa-apaan sih" Lexsa mendelik heran melihat kelakuan bocah kakaknya itu.. seenak jidatnya mengendongnya. dan sekarang menguncinya dalam mobil.

" sayang. cepat turun dari mobil dia.. dia mau culik kamu yang" Al mulai berucap bodoh sambil mengetuk ngetuk kasar kaca mobil Alex..

Lexsa yang masih mendengar ucapan pacarnya. itu menepuk jidaknya frustasi.

kenapa gue harus kejebak diantara dua pria gila ini..

" lo yang mau culik adik gue.. ya kali gue.. dasar gak waras lo .. hus hus sana pergi sono" Lexsa menatap heran kearah kakaknya yang sudah masuk dalam mobil itu. apa-apaan tadi kakaknya bahkan membalas tak kalah aneh dari pacarnya itu..

dasar labil.

Lexsa memilih diam. membiarkan kedua lelaki ini mulai kejar kejaran.. seperti balapan saja..

meladeni kedua lelaki aneh ini hanya akan membuatnya pusing tujuh keliling..

ice prince, ice prince. kelakuan labil kayak gini. malu maluin. apaan tu julukan. gak seperti kenyataan banget.

"Awas lo ya.. lo culik pacar gue" suara Al masih bisa didengar Lexsa. karena jendela mobil sebelah kakaknya sedikit terbuka.

dasar gila.. mati aja lo sana.

jangan menilai buku dari sampulnya saja. jangan menilai orang dari luarnya saja. terkadang luar dan dalam nya itu jauh berbeda.

seperti yang gue alami sekarang..

***


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C31
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión