Descargar la aplicación
39.02% My Possessive Brother / Chapter 32: Bab 32. Surat Undangan Sialan

Capítulo 32: Bab 32. Surat Undangan Sialan

Alcio Prov:

Apa apaan ini. seharusnya kan dia pergi dengan ku. bukan dengannya..

Shitt!! kalau saja aku bisa bolos. sudah pasti. aku akan menerobos masuk kesokolahnya..

Siall!!... kenapa juga. Lexsa harus punya saudara seperti Alex.. benar-benar menyebalkan..

Baiklah.. aku pasti akan menemuinya lagi nanti..

end Al prov:

Jangan katakan kalau cinta itu tidak buta. semua orang mengakui itu. kalau tidak buta, mana mungkin ada orang yang mau bunuh diri cuma karena cinta. bukan begitu..

Begitu pula yang terjadi pada pemuda tampan bermarga Corner itu. bukan berarti dia mau bunuh diri . tapi dia ingin berjuang sampai titik darah penghabisan. untuk mendapatkan apa yang dia mau.

Tapi apa dia bisa. semua itu hanya takdir yang akan menentukan..

sedangkan di tempat lain. seorang gadis sedang menghentak hentakkan kakinya kesal. sudah cukup paginya dibuat hancur oleh kakak tercintanya. dan sekarang. kakaknya benar-benar bertingkah layaknya pengawal. dia tak boleh makan dikantin kalau tidak duduk disampingnya. ditambah lagi kakaknya itu seolah membatasinya dalam membagi undangan untuk pesta ulang tahun kakaknya yang tinggal dihitung hari saja.

Alasannya hanya satu. Alex tidak ingin ada lelaki lain lagi yang menggoda adiknya ..apalagi sampai berlanjut di pesta ulang tahunnya nanti

" Berhentilah bertingkah layaknya pengawal pribadiku kak" geram Lexsa sudah tak tahan dengan tingkah kakaknya. yang sedari tadi menatap tajam siapapun yang berani mendekat kearah adiknya. kecuali teman-temannya itu. yang sudah sedari tagi geleng-geleng kepala melihat tingkahnya.

" Ooh god. aku harus membagikan semua undangan ini pada teman seangkatanku" Lexsa memijit kepalanya seolah sakit.

Untung gue sudah punya pacar.

" Biar kamu aman Princes. " balas Alex cuek dengan tatapan membunuh dari adiknya itu..

" iihh kakak benar- benar gak ada kerjaan ya" geram Lexsa mendengar jawaban kakaknya..

" ini undangan yang jatah aku bagiin masih banyak lo kak. aku pengen undang banyak orang di party sweet seventeen kakak nanti" lanjut Lexsa sambil menghitung jumlah undangan yang masih ada padanya

Alex mengangkat bahu cuek. sambil sesekali membalas ombrolan teman-temannya . yang ikut bergabung dengannya di kantin. yang penting tak banyak yang jelalatan pada adiknya itu. lebih-lebih rival sialannya. yang sudah berani berpacaran dengan adiknya.

"My Bebeb Alex sayang" suara cempreng dari seorang gadis yang berteriak kearah mereka membuyarkan semua obrolan ringan yang terjadi diantara mereka.

" ngapain lo" balas Alex dingin. saat Karin sudah bergelayut manja di lengannya. yg entah sejak kapan di sebelah kanannya memiliki ruang untuk satu orang. dan kemana perginya Lexsa yang berada disampingnya.

Alex menatap tajam kearah adik nya. yang sedang bergosip ria dengan teman-teman ceweknya.

sial!!.. gue dikerjain.

"kemana perginya warna rambut coklatnya.. " bisik-bisik dari arah sebelah kanan Alex berhasil membuyarkan atensi Alex dari acaranya mengusir karin dari sampingnya.

" sayang, lihat deh" ucap Karin sambil mengibas ngibaskan rambutnya genit.

" aku sudah ganti warna rambut lo sayang. jadi warna kesukaan kamu. kamu suka gak," ucap karin manja. yang berhasil mendapatkan gelak tawa dari teman-teman Alex disana.

" mau lo pakek semua warna kek. gak ngaruh sama gue" balas Alex tak kalah dingin dari sebelumnya.

" sayang kok gitu sih" Karin mengerucutkan bibirnya seolah merajuk

Lexsa yang melihat itu. terkikik geli. ternyata karin benar- benar tak melewatkan kesempatan yang dia berikan. Lexsa menatap beberapa undangan yang masih ada padanya, sebuah ide jahil langsung tercetak jelas di otaknya

" kakak kok kasar sih sama cewek, gak baik tahu" ucap Lexsa yang berhasil membuat kakaknya melotot kearahnya.

maksudnya apa coba. ni adex gue.

" oa ni undangan party sweet seventeennya kak Alex. kak Alex gak sempat ngasih ke lo. katanya dia bingung mau ngomong apa.

Damt it!!

seolah beribu ton besi jatuh diatas pundak Alex. adiknya itu benar-benar mengerjainya. apa maksudnya coba memberikan undangan ulang tahunnya pada gadis menyebalkan ini.

undangan sialan.. awas aja lain kali gak kan aku biarkan kamu mendapat jatah membagikannya lagi Lexsa.

" tu kan sayang. Lexsa saja sudah merestui hubungan kita. jadi kita gak perlu sungkan lagi sayang. menunjukkan kemestraan kita di depan umum." rasanya Bella ingin muntah melihat pasangan yang gak jelas di depannya ini. dia yang masih di peluk oleh kekasihnya.. rasanya ingin melepaskan pelukannya dan menarim rambut perempuan jadi jadian yang sudah merusak mood mestra-mestraannya bersama reno. kakak kelas tampannya.

" thank ya calon adik ipar atas undangannya" balas Karin yang dibalas anggukan antusias dari Lexsa.

" kak.. aku risih lihat sicabe disini" bisik Bella pada Reno yang ada disampingnya.

" ya udah lo pergi aja sana" balas Karin yang mendengar bisikan bella yang jelas sekali itu bukan sebuah bisikan kalau semua orang bisa dengar..

" Karin.. makin tergila-gila saja lo sama balok es" ucap Xarly sambil terkikik geli melihat perjuangan Karin yang jelas tak dihiraukan sedikitpun oleh Alex sahabat es batunya itu

". ahh diam lo.. dasar aneh, jangan bilang yang aneh-aneh ya buat bebeb gue" blas Karin memberunggut kesal..

Alex tak menghiraukan ekspresi kesal dari gadis di sebelahnya. yang dia lihat hanya satu org.

adiknya.

yang sekarang sedang mengotak atik ponselnya. sambil tersenyum senang.

" ponsel lo mana sa" tanya Feby pada Lexsa.

" dihilangin no sama kak Alex" balas Lexsa kesal mengingat bagaimana ponsel kesayangannya bisa hilang karena ulahnya..

" nanti kita cari princess" balas Alex tak menghiraukan Karin yang terus mengoceh memancing perhatiannya.

" auuk ah, kesel gue. gue balik.. bayarin no makanan gue " ucap lexsa sambil menatap kearah Alex kesel. kemudian langsung melongos pergi dari sana..

Alex menatap heran adiknya. bukannya membantunya megusir gadis menyebalkan disampingnya. kini malah pergi dari sana meninggalkan dia dan teman-temannya yang sedang menertawakan kesialannya.

Beny yang duduk tak jauh dari mereka dengan kelompok anak judo. menatap penuh minat pada gadis yang baru saja meninggalkan kantin itu.

pertemuan kita yang salah. karena egoku, karena amarahku pada kakak mu. membuatku terlihat jahat dimatamu. salahkan Saudaramu itu Alexsa. jangan salahkan aku yang jatuh cinta padamu.

Beny tersenyum miring dengan semua pemikirannya.. berharap gadis pujaannya bisa mendengar apa yang dia pikirkan.

" itu Alexsa kan" tanya salah satu dari anggota judo yang duduk satu meja dengan Beny.

" makin hot aja saudaranya si Alex" sambung yang lainnya. membuat Beny menatap tajam kearah mereka.

"gue dengar Alex mau sweet seventeen minggu depan.. and so gue dapet undangannya. dari anak tim penyiar. sekolah kita. " ucap salah satu dari mereka sambil meperlihatkan beberapa undangan ditangannya. dan mulai membagikan kepada keempat temannnya di sana

" uuhh body nya. kalah pacar-pacar gue kalah dibandingin sama dia. jadi pengen gue" sambung yang lainnya sambil menerima surat undangan bewarna biru itu. yang terlihat paling manis diantara mereka. namun siapa sangka dibalik wajah manisnya itu tersimpan prilaku bejatnya yang suka tidur dengan wanita yang berbeda.

dasar penjahat kelamin

Beny semakin mengeram kesal. sudah tidak tahan mendengar semua ocehan teman-teman nya.

" dia milik gue. jaga mata kalian. sebelum hilang dari tempatnya" Beny menatap tajam kearah orang-orang yang sedari tadi terus berfantasi liar tentang gadis pujaannya.

"santai broe" balas salah satu dari mereka yang sudah berkeringat dingin. membayangkan apa yang bisa dilakukan oleh ketua klup judo itu.

bukan sebuah rahasia lagi. kalau keluarga beny punya usaha hiburan malam. yang selalu tidak pernah digrebek polisi karena pengaruh orang tuanya yang tidak bisa diremehkan di dunia bawah.

tapi semua usaha haram itu tertupi dengan beberapa restoran yang mereka kelola. yang seolah olah. selalu menjaga nama baik mereka.

...

...

sudah sedari tadi lelaki itu memberunggut kesal. tangannya memainkan bola orange itu. memantulkannya dan melemparnya. tapi ekspresinya jauh dari kata senang saat dia sedang bermain basket.

" kenapa lo" tanya Davit. heran. rencana nya mereka ingin mengisi jam kosong pelajaran karena ada rapat dengan bermain basket . tapi melihat ekspresi sahabatnya yang terus mengumpat sungguh mengganggu pendengaran mereka.

" . saudaranya Lexsa. gak restuin lo" balas Bram menerka- nerka. yang sialnya. itu 100% benar.

Al tak ingin menjawab. tak ingin membuat temsn-temannya menertawakan kebodohannya yang kecolongan saat menjemput Lexsa..

" main saja lo sono" balas Al yang semakin membuat mareka menatapnya aneh sambil tertawa geli.

Drrrrrr

getaran dari ponselnya menghentikan lankahnya yang ingin mendriblel lagi bola basket ditangannya.

yang ,jemput aku nanti pulang sekolah ya.

by": Alexsa.

pakek no kak Alex ini. ponselku hilang. jangan dibalas. nanti ketahuan kak Alex. hihi

Al tersenyum geli membaca pesan yang baru masuk di ponsellnya.

seolah mereka sedang pacaran ngumpet-ngumpet saja. padahal semua orang juga tahu kalau mereka sudah jadian. tapi jauh-jauh dari serangga pengganggu seperti rivalnya itu memang wajib. kalau dia ingin acara pacarannya lancar tanpa hambatan.

haha.. kali ini gue gak akan kecolongan lagi..

Davit menatap heran Al yang sekarang sedang senyum senyum sendiri sambil memandan ponselnya.

" makin gila teman gue." ucap Devon yang melihat tingkah aneh temannya itu..

" aukk ah gelap" balas Davit sambil geleng geleng kepala seolah pening tak mau mikir.

******


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C32
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión