Descargar la aplicación
31.7% My Possessive Brother / Chapter 26: Bab 26. What Happen

Capítulo 26: Bab 26. What Happen

.

Alex menatap bingung gadis di depannya. Ini sudah hari ketiga dimana dia pertama kali mendapati Alexsa dengan ekspresi terkejut, dan setelah itu Alexsa bertingah bagaikan menyembuyikan sesuatu hal dari Alex.

" hy Bro... ada apa, lo hilang fokus dari tadi" ucap Xarly sambil menepuk pelan bahu Alex yang memecahkan lamunannya di tengah-tengah latihan mereka.

"untung saja ini bukan disekolah, kalau tidak, gue yakin lo sudah dimarahin Pak Romi, A." Lanjut Xarly sambil tertawa cengengesan melihat tampang kesal teman nya..

Ya sekarang mereka sedang bermain basket di lapangan basket yang memang di sediakan di komplek perumahan Alex. Yang sengaja mereka datangi sepulang sekolah tadi dan kebetulan lapangan itu sedang kosong, sehingga hanya ada anggota tim basket Alex di sana dan juga teman teman Lexsa yang juga ikut kesana.

"yok latihan lagi" ajak Alex tak mengubril ocehan Xarly yang menurutnya hanya akan memangcing emosinya saja yang memang sekarang dalam mood yang buruk.

"oi lo kacangin gue.. oii kapten" teriak Xarly kesal deenggan memanggil Alex dengan panggilan yang dia tak suka.

Kapten..

Alex menatap tajam kearah Xarly yang sekarang sedang memasang wajah tak berdosanya. Alex menghela nafas pelan seolah sedang mengatur emosinya akibat ulah teman basterannya itu.

"sudah lah Lex,, biakan saja tu anak" ucap Reno sambil memukul pelan bahu Alex mencoba menemangkan

Xarly memasang wajah kesal karena rencananya mengganggu Alex harus gagal karena ulah reno.

" lo tentu gak mau berakhiir sekaratkan kan, dia sekarang dalam mood siaga dua" ucap Daniel yang entah sejak kapan berdiri disampingnya.

Xarly menghela nafas pastrah,. Dari pada harus menerima amukan rekan satu timnya sekaligus teman dekatnya itu lebih baik dia mengurungkan niat jahil nya itu.

"pilihan yang tepat" ucap Dion yang kembali masuk kelapangan setelah meminum air mineralnya di ujung lapangan beberapa menit yang lalu.

"ooi apa kalian kesini mau main atau mau bergosip hah" teriak Alex dari tengah lapangan dengan wajah memerah menahan amarah. Nampak begitu jelas dimana rekan satu timnya itu.

"kenapa tu anak, lagi PMS?" ucap Dion yang sedang mendrible asal bola orange di tangannya.

. Perempatan siku muncul di kening Alex mendengar sindiran halus rekan satu timnya itu.

"oi" teriak Alex lagi dengan suara lantang sambil melempar asal bola tak berdosa itu kearah teman temannya, Lexsa yang mendengar itu langsung menoleh kearah asal suara kekesalan kakaknya itu.

"ya kapten" balas mereka kompak seolah memancing emosi Alex dengan panggilan paling sensitif ditelinganya itu.

Reno langsung berlari sambil mendribel bolanya seolah mengkode ke rekan-rekannya yang lain kalau permainan sudah di mulai.

Lexsa menatap aneh kearah kakaknya. Tidak biasanya Alex bermain basket dengan emosi yang meluap seperti sekarang ini.

"perasaan gue saja atau apa. Tapi kak Alex seperti sedang melampiaskan emosinya sekarang" komentar Bella meluncur dengan mulusnya dari bibirnya yang sedari tadi terkatup rapat.

'jadi bukan hanya aku yang melihatnya' pikir Lexsa seoalah komentar Bella berhasil meyakinnya dengan semua dugaan yang sedari tadi memenuhi otak cantiknya.

"ekspresi lo juga aneh sa, " komentar Monic seolah bisa membaca perubahan sikap temannya yang satu ini.

Lexsa menatap binggung gadis cantik di depannya. Aneh apa, bukannya selama ini ekspresi dia baik biak saja

" ekspresi lo memang baik-baik saja, tapi bukan bearti gue gak sadar kalau ada yang aneh. Kita sudah kenal lama Alexsa, bukan kemaren sore" komentar Monica lagi seolah tahu kebingungan temannya.

"Tidak ada yang aneh Monic' balas Lexsa bohong

"lo gak bisa bohong sama kita Lexsa" balas Bella lagi, penasaran apa yang membuat gundah temannya yag satu ini.

"gue gak bohong" balas Lexsa masih keras kepala

" gak bohong, trus apa namanya kalau bukan bohong" balas Salla jengah menghadapi gadis keras kepala didepannya ini.

" oo ayolah" balas Lexsa lagi berharap teman temannya menyerah bertanya kepadanya.

"sudah tiga hari ini, gue gak lihat lo berdebat sama kak Alex, itu aneh. Bahkan lo sering kali terkejut atau terkadang melamun" itu yang lo bilang gak ada apa apa" SKATMAT.

Feby berkata benar, mematahkan semua alibi Lexsa yang mungkin akan keluar mulus dari bibirnya lagi.

"gue terlalu capek. Mungkin, dan lagipula bukannya bagus kalau kami tidak sering berdebat lagi. Dan gue gak pernah melamun" bantah Lexsa yakin.

"lo pernah , dan itu aneh" bantah Monic lagi

"not, im never" bantah Lexsa tak mau kalah

Mereka menghela nafas lelas, tentu akan sia sia saja kalau harus berdebat sama gadis cantik didepannya ini, pasti mereka hanya menemukan jalan buntu ditambah dengan kekesalan yang mencapai ubun-ubun. Sangat menyebalkan.

***

Seorang lelaki berparas tampan duduk bersila di karpet lembut di kamarnya. Menatap layar tipis persegi didepannya yang sedang menampilkan game favoritnya yang sedang dia mainkan sekarang.

"apa lo gak bisa sedikit mengalah sama gue , AL?" komentar Davit kesal menerima kekalahannya yang kesekian kalinya hari ini.

" lo harus tepatin janji lo Dav" ucap AL dengan seringai kemenangan menghiasi bibirnya.

" sekali lagi" ucap Davit masih tak mau kalah.

"jangan menyesal nanti" balas Al dengan senyuman mengejek.

Al kembali fokus pada layar tipis persegi di depannya, kembali fokus pada game yang sekarang sedang mereka mainkan.

"jangan nangis kalau lo kalah lagi nanti Dav" ejek Bram yang sedang asik memakan cemilan yang dibaa AL kekamarnya tadi.

"diam kau Perty Boy" ejek Davit tak kalah pedas, lengkap dengan ekspresi mengejaknya yang tak kalah menyebalkan dari ekspresi Bram tadi.

Mendenggar panggilan menyebalkan dari sahabatnya itu Bram mengeram kesal sambil melemparkan biskuit yang hendak dimakannya, dan tepat mengenaihi kepala belakang davit membuat Davit hilang fokus dari game yang sedang dia mainkan itu.

" lo kalah lagi Dav" ucap Al penuh kemenangan, "dan kali ini lo harus tepatin janji lo Dav" ucap Al penuh kemenangan.

"traktir kami selama seminggu Dav, dan siap siap uang jajan loo ludes tak tersisa dude" timpal Bram sambil mengambil beberapa biskuid yang belum dicicpinya.

"ini semua gara gara lo, bangsat lo. Dasar lo prety boy." Murka Davit. Sambil bangkit dari tempat duduknya dan menyerang Bram yan sudah siaga menerima amukan dari Davit yang sedang menikmati kekalahan telaknya.

"hahahahahahhaa" Al tertawa keras dari tempat duduknya melihat interaksi kedua temannya yang memang sedikit tidak cocok itu sangat kompak kalau dalam urusan basket dan wanita. Sungguh aneh bukan.

BRAKKKKK

Seketika mereka diam, suara bantingan pintu yang sangat keras berhaasil menghentikan aktifitas gila mereka yang hampir menghancurkan setengah dari isi kamar AL yang semula terlihat sangat rapi itu, sebelum mereka masuk.

"lo looo" orang yang menjadi penyebab keheningan yang terciptta dalam ruangan itu, berhasil sekali lagi membuat mereka menatap aneh. Pasalnya orang yang jadi objek itu berdiri ditengah -tengah kamar dalam keadaan nafas satu satu. Persis seperti orang yang baru saja dikejar anjing tetangga.

"ada apa" tanya al. Angkat bicara setelah sekian detik menunggu temannya itu mengatur nafas normalnya.

"tadi waktu gue kesini. Gue lihat tim basket IHS sedang latihan di lapangan basket komplek rumah gue" ucap Devon setelah kembali bisa bernafas normal

" Hanya itu" balas Davit yang sudah melepaskan Bram dari amukannya.

"Pertandingan Basket Musim depan" ucap Devon menarik atensi teman-temannya.

"dan itu akan diadakan bulan depan. Ah apa kalian tahu mereka tampak lebih kuat dan ganas, mungkin mereka akan kembali mengalahkan kita, sangat disayangkan" jelas Devon yang berhasil membuat teman-temannya lansung berhambur keluar kamar sambil menyambar kunci mobil mereka dan berhambur menuju garasi mobil rumah AL.

"oo tertarik juga rupanya" ucap Devon sambil berlari menuju honda Shpotnya yang sudah terparkir indah didepan pintu utama rumah Al.

" kenapa lo gak bilang dari tadi" ucap Bram yang berhasil membuat Devon ingin menabrak mobil mewah milik bram.

"aaa seharus nya lo langsung kabari kami" balas Davit tak mau kalah sambil melangkah memasuki mobil Al.

' hy. Dasar tak tahu terima kasih" balas Devon geram mendengar tanggapan meyebalkan dari teman-temannya yang kini berbalik menyerangnya.

Sunggu teman yang sangat tahu cara membuatnya emosi.

Al segera melaju mobil sphot miliknya keluar pagar kokoh kawasan rumahnya diikuti Bram dan devon yang berada dibelakang nya. Melaju dengan kecepatan yang tidak akan membuat mereka berurusan dengan polisi. Berusaha secepat mungkin untuk tiba di komplek perumahan Devon yang kebetulan sekomplek dengan rivalnya sekaligus kakak dari gadis yang dia taksir.

******

Alex mengiring bola orange itu melewati Reno yang berusaha menghentikannya.

" lo gak kan berhasil Reno " ejek Alex sambil mengiring bolanya, kemudian melemparkan bola orange itu ke dalam ring yang ada di atas kepala nya.

" YAAAA" lo gagal Lex

Reno tersenyum mengejek, setelah berhasil menghentikan Alex memasukkkan bolanya.

Alex menggeram kesal. dia gagal di menit-menit terakhirnya.

" stay ok brada" ucap para gadis yang masih duduk santai di pinggir lapangan memperhatikan mereka.

Alex mendudukkan bokongnya di samping Lexsa sambil mengambil minuman yang disediakan untuknya.

" kakak kalah di menit-menit terakhir" ejek Lexsa sambil memberikan handuk kecil untuk mengelap keringat Alex.

" aku tidak kalah, Princes" ucap Alex sambil tersenyum menggoda.

" you are prince" ejek Lexsa lagi.

" ya Tim kita menang dengan point selisih 2 angka" terang Dion yang berada satu Tim dengan Alex di pertandingan mereka tadi.

" kalian te.. " ucapan Reno terhenti saat Dua mobil mewah memasuki kawasan lapangan Basket itu. diikuti satu motor sphot dan mobil sphot lainnya.

" siapa mereka" tanya Monic yang duduk disamping Xarly menatap heran tamu tak diundang itu.

mereka menatap tajam khusus nya Alex. saat tahu siapa yang datang mengganggu mereka.

" Al" ucap Lexsa yang jelas terdengar oleh Alex yang tepat berada di sampingnya.

Alex mengeram kesal tak suka dengan nada senang di ucapan adiknya.

" ngapain lo kesini" tanya Alex saat Al tepat berada di depannya.

" hy Alexsa, kebetulan sekali kita bertemu disini" ucap al berbasa-basi sekaligus mengacuhkan Alex yang sedang bersiap siap ingin menghajarnya.

" iya kebetulan sekali" balas Lexsa sambil menatap ngeri Alex yg sydah bersiap menghajar Al kapan saja.

"hy Feb" sapa devon yang sekarang sedang berada di depan Feby sambil menatap penuh bersahabat kearah gadis yang menatap heran kehadiran mereka yang terlihat janggal.

pasti ulah lelaki Brengsek ini

Daniel menepuk pelan bahu Alex, seolah mencoba menenangkan sahabatnya yang sedang dalam mode siaga tiga itu. Alex menghela nafas kasar kemudian menariknya kembali

" Ck!! kebutulan" ucap Alex mengejek sambil merangkul Lexsa merapat kearahnya seolah Lelaki di depan adiknya ini sangat berbahaya.

" tentu saja ini kebutulan. apa lo pikir kami akan memata-matai kalian" ucap Al kesal dengan sambutan Alex kepadanya.

" Ck !! penguntit" cecar Alex lagi. Lexsa menatap heran kearah dua lelaki yang tak pernah akur itu.

" bagaimana kalau kita bertanding. bukan kah ini menyenangkan. ucap Bram sambil memantul-mantulkan bola orange yang sedari tadi nganggur di sekitarnya.

" why not" balas Reno menerima tantangan lawannya.

mereka mulai berbaris dilapangan. seolah mengatur posisi yang sangat pas. Dion yang memengang bola mulai melemparkan bola orange itu di udara. kedua kapten dari kedua tim mulai melompat setinggi yang mereka bisa. untuk meraih bola itu.

AL Mendapatkan bola pertamanya. Al mulai mengiring bola orange itu melewati Alex yang perhanannya sangat susah di tembus.

"gue gak akan biarin lo lewat" ucap Alex seolah mengingatkan.

Al tersenyum penuh arti. seolah membenarkan pernyataan Davit tentang perkembangan pesat lawannya ini. sekarang bahkan dia sangat susah di lewati.

Al mencari celah. setelah dirasanya bisa. dia mengoper bolanya ke Bram yang telah siap menerima bolanya. kemudian melewati Alex yang masih berusaha menjaganya.

Brukkk.

seketika seolah udara menguap di sekitar mereka. Lexsa melihat tak percaya kearah lapangan dimana kakaknya duduk terjatuh akibat tersengol keras oleh Al.

" ashh!!. kenapa harus sekarang" gumam Daniel frustasi.

Alex menatap tajam lelaki di depannya. yang sedang mengulurkan tangannya seolah ingin membantu nya bangun.

Alex tersenyum penuh arti. kemudian mengangkat tanganya dan meraih uluran tangan Al yang hendak membantunya bangun.

" syukurlah" gumam Xarly setelah melihat alex menerima uluran tangan Alcio.

Brukk

semua yang ada disana menahan nafasnya kembali saat satu orang lagi kembali tersungkur dengan tidak elitnya dilangan itu.

" maksud lo apa hah" tantang Al jengah dengan sikap rivalnya ini.

" ups. gue sengaja" balas Alex tersenyum mengejek.

Brukk.

sebuah tinju mendarat mulus di pipi Alex. Alex menggeram kesal dan kembali membalas pukulan Al dengan telak. seolah tak ada yang ingin mengalah. baku hantam tak bisa mereka elakkan lagi. darah segar kembali mengalir dari sudut bibir keduanya. seolah tak puas dan tak ingin berhenti mereka tak peduli dengan orang orang sekelilingnya yang ingin melerai.

" yaaa.. berhenti" teriak Alexsa geram dengan tingkah memuakkan kedua lelaki di depan nya. .

jauh dari mereka di balik pohon besar yang menjadi pendingin disaat cuaca panas begini. seorang lelaki tersenyum puas. dengan apa yang dilihat nya.

" bahkan aku belum turun tangan tapi kalian sudah saling menghantam. bagaimana kalau permainan ini segera kita mulai.

gumamnya sambil tersenyum evil. menatap penuh tabjub dengan pertengkaran kedua lelaki di depan matanya.

***


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C26
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión