Descargar la aplicación
23.17% My Possessive Brother / Chapter 19: Bab 19. Kencan (2)

Capítulo 19: Bab 19. Kencan (2)

Mentari pagi mulai menampakkan wujutnya, cahaya yang menyilaukan itu menerobos masuk kedalam kamar dengan nuansa yang begitu maskulin dan menyilaukan setiap sudut ruangan yang ada di sana. seorang gadis cantik bernama Alexsa mengeliyat manja dalam tidurnya, mencari posisi yang nyaman dalam pelukan kakaknya. sekaligus menghindari silaunya cahaya yang menerobos masuk mengganggu tidurnya.

"eemmm" Lexsa melenguh pelan, masih terganggu dengan cahaya yang masuk melewati gorden jendela yang terbuka.

Alex yang merasa penggerakan kecil dari Alexsa, semakin mengeratkan pelukannya dengan tangannya yang mencoba meraih Ponsel nya yang terletak di atas meja di samping tempat tidurnya.

" masih jam 6 pagi" gumamnya setelah melihat jam di Ponsel nya.

Drrrr Drrrrr.

Alex yang sudah menutup matanya kembali, mendengus jengkel merasakan getaran kecil yang berasal dari Ponsel milik Alexsa, berniat ingin meraih Ponsel tersebut tapi ternyata gerakan adiknya lebih cepat.

"bukannya dia masih tidur" Alex menatap heran adiknya.

" pesan dari siapa?" tanya Alex dengan kesal, jelas dia tidak suka ada yang mengganggu pagi mereka.

" dari Al" jawab Lexsa tenang sambil membaca pesan di Ponselnya, Alex mendengus jengkel. kenepa lelekai itu mengirimi adiknya pesan?. dia tidak suka.

from Al:

morning Princes.

jangan lupa hari ini ya.

Lexsa tersenyum senang setelah membaca pesan dari Al, Alex yang menyadari perubahan aura di sampingnya. langsung mengalihkan pandangan dari Ponsel nya ke arah Lexsa.

" dia bilang apa" tanya Alex sinis.

" eemm kak" gumam ALexsa, seolah enggan menjawab. dai jelas tahu ALex tidak akan senang mendengar ini. tapi terus saja ditatap setajam itu siapa tahan.

" dia ajak jalan, boleh gak kak?" pintanya, mencoba berdiskusi walaupun mustahil Alex mengizinkannya.

menyadari Alexsa yang pasti akan merayunya, Alex mengotak atik kembali Ponselnya seolah menghindar, sambil mengirimkan satu pesan ke kontak Reno.

" kak.." Alexsa kesal, Alex mengabaikannya.

" jalan kemana?" tanya Alex, kembali bertanya tak suka.

" belum tahu sih kak, mungkin ke Mall atau taman atau kemana lah" jawab Lexsa seolah berpikir, jelas ALcio tidak memberitahukannya mereka akan kemana.

" tidak" jawab Alex tegas tak mau dibantah.

" tapi kak," Lexsa mencoba membantah.

" tidak ada bantahan Lexsa" balas Alex tegas. Alexsa menatap tak suka, kenapa Alex selalu begini..

" tapi kenapa kak, Lexsa bukan anak SMP lagi, Lexsa udah gedek kak." Protes Lexsa

Alex yang mendengar protesan adiknya, ingin membalas lagi sebelum akhirnya di potong oleh Lexsa.

" lagipula ini hari minggu, kakak pasti juga pergi kencan kan sama Viona itu, trus kenapa Lexsa gak boleh" lanjut Lexsa kesal sambil bangkit dari posisi tidurannya.

" tetap gak boleh Lexsa, sekali gak boleh tetap gak boleh" kenapa Alex egois sekali.

" tapi kenapa?" tanya Lexsa mencoba menekan emosinya, seolah tak ada gunanya menghadapi lelaki di depanya dengan emosinya yang sekarang. kenapa ALex selalu pandai membuatnya marah.

" kamu kan tahu dia musuh kakak, dilapangan ataupun diluar lapangan, mana mungkin kakak biarin kamu pergi kencan sama dia yang Playboy itu" ucap Alex dengan egoisnya

Lexsa menatap tak percaya, mendengar alasan kakak nya yang benar-benar tidak masuk akal sama sekali.

" KAK ALEX GILA " teriak Lexsa frustasi menghadapi kakaknya yang satu itu.

untuk hanya satu, kalau ada dua Alex mungkin dia sudah gila

" pokoknya Lexsa mau keluar jalan-jalan sama Al hari ini_." ucap Lexsa sengaja menggantung kalimatnya dengan penekanan di setiap kaliamatnya. dengan mata menatap tajam ALex yang menatapnya tak suka.

"dan jangan coba-coba mengikuti Lexsa, atau menyuruh orang-orang suruhan kakak itu" lanjutnya penuh ancaman.

Alex menghela nafas pastrah seolah mengingat kejadian saat mereka masih Junior High Shcool dulu.

FLASHBACK:

hari itu adalah hari minggu, hari minggu yang tenang penuh kehangatan. seorang gadis cantik mengeliyat tak nyaman dalam pelukan hangat sang kakak, ponsel nya yang terus berbunyi benar-benar mengganggu tidur mereka pagi ini.

" Princes Ponsel kamu tu" ucap Alex yang masih mengantuk.

Lexsa yang ogah mendengar kata-kata mutiara kakaknya pagi-pagi begini langsung mengambil Ponselnya dan membuka pesan disana.

Prom : Max

jalan yok Lexsa.

" siapa" tanya Alex masih setengah mengantuk.

" dari Max, dia ajak jalan" jawab dan jelas Lexsa.

" jadi kamu mau ikut jalan sama dia" tanya Alex semangat seolah rasa ngantuknya menguap entah kemana.

" iya kak"

" gak boleh, batalkan" Alexsa menggeleng cepat, membuat Alex melotot tajam kearahnya.

" tapi kak" bantah Lexsa.

" gak boleh Lexsa, atau kamu mau kakak telpon Mommy sekarang" ancam Lexsa.

" terserah kakak, lagian kan Max itu teman satu angkatan aku" kekeh Lexsa.

" dia playboy Lexsa, dan dia ajak jalan kamu pasti mau dekatin kamu" ucap Alex mencoba mengubah keputusan adiknya.

Alexsa memutar mata malas, kalau bukan untuk mendekatinya memang untuk apa lagi.

lagian_

" kakak kan juga playboy" balas Lexsa sambil bangkit dari posisi tidurnya dan keluar dari kamar kakaknya.

Alex yang mendengar pernyataan adiknya. menatap tak percaya dengan apa yang di dengarnya barusan. walaupun dia akui dia memang Playboy no 1 di sekolahnya..

setelah 30 menit berlalu, sebuah deru mesin mobil terdengar di luar rumahnya, dan ikuti langkah kaki yang keluar dari kamar sebelahnya.

" kak Alex, Lexsa pergi dulu ya" pamit Lexsa setengah berteriak. sambil berlalu pergi dari depan kamarnya dan menuju mobil Max yang sudah menjemputnya.

Alex yang mendengar itu langsung mengambil Ponselnya dan menelpon seseorang di sana.

" ikuti dia, jangan sampai terjadi apa-apa dengannya, kalau sampai dia terluka kalian akan tahu sendiri akibatnya" perintahnya penuh ancaman. diikuti dengan bunyi pip yang mengakiri pembicaraan mereka.

----

gadis remaja itu berlarian kecil di sekitaran taman menuju tempat stan Ice kriem di dekat sana.

" pak vanila sama stroberi satu ya" pesannya.

" ini neng " ucap bapak penjual es kriem tersebut.

" kamu suka " tanya Max saat mereka berjalan menuju salah satu bangku di ujung taman di bawah pohon.

" emmm" Lexsa mengumam tak jelas diikuti dengan anggukan kepalanya menjadi jawaban.

setelah mendengar jawaban dari gadis di sebelahnya, Max melanjutkan kembali acara makan ice kriem vanilanya.

tapi beberapa pria dewasa yang sejak tadi berkelian di dekat mereka membuatnya curiga, apalagi beberapa diantaranya duduk di tempat yang sangat memudahkan mereka untuk memperhatikan dirinya dan Lexsa.

" kamu kenapa" tanya Lexsa aneh melihat Max yang terus diam melihat sekitar.

"apa menurut kamu mereka sangat mencurigakan" tanya Max sambil meminta Lexsa mengikuti arah tatapannya.

Lexsa yang mengerti langsung mengikuti arah tarapan Max dan menemukan beberapa pria dewasa yang memakai pakaian santai tapi terlihat sangat mencurigakan.

salah seorang dari mereka sedang berbicara melalui telpon sambil sesekali melihat kearah mereka walaupun tidak terlihat jelas, namun itulah yang membuat mereka makin curiga.

" mereka.." ngumam Lexsa setelah mengenal salah seorang diantara mereka, yang pasti dia tak mungkin salah lihat, itu adalah bodygoat kakaknya, dan itu artinya itu orang suruhan kakaknya.

" kak Alex " ucap Lexsa kesal sambil menjatuhkan ice kriemnya dan segera bangkit dari bangku itu.

" kenapa" tanya Max merasa aneh.

" antar aku pulang sekarang" ucap Lexsa tegas tak mau dibantah.

Max yang menyadari perubahan mood Lexsa hanya mengangguk pastrah tak mau mendapatkan amukan dari ketua karate putri di sekolahnya ini.

setelah sampai di kediaman willson, Lexsa langsung turun dari mobil Max dengan moodnya yang sangat buruk. kemudian melangkah pergi meninggalkan Max dengan sopirnya tampa sepatah katapun.

Lexsa membuka pintu utama rumahnya dengan buru buru, beberapa pekerja yang melihatnya menatap ngeri dengan ekspresi yang di tampilkan Lexsa. suara TV yang di stel dengan volume sedang langsung menyeruak masuk ketelinganya. melangkah kesana Lexsa menemukan orang yang sejak tadi ingin di bunuhnya sedang bersantai menonton Film kesukaannya di temani beberapa cemilan dan minuman.

" KAK ALEX CARI MATI YA" teriak Lexsa marah.

Alex yang menerima amukan adiknya hanya memasang wajah datar,

sudah biasa.

" kakak menghancurkan kencanku, LAGI" lanjut Lexsa lagi dengan penekanan diakhir kalimatnya.

" dia tak pantas untuk kamu Princes" ucap ALEX dengan ekspresi datarnya.

" terserah kakak, memang siapa cowok yang berani mendekati Lexsa, yang punya kakak segila kak Alex. Lexsa kesal kak Alex nyebelin" rajuk Lexsa sambil berlalu pergi kekamarnya.

FLASHBACK Of

****

..

sepasang muda mudi sedang berjalan-jalan menyelusuri setiap sudut taman yang terlihat sangat ramai di hari minggu tersebut, yang diisi oleh pasangan yang ingin berkencan.

beberapa pasangan yang melihat mereka, menatap iri seolah merekalah pasangan yang sangat serasi di taman tersebut.yang lelaki tampan dan si gadis cantik, keduanya berasal dari keluarga kaya raya dengan segudang frestasi yang mereka miliki, siapa yang tidak iri saat menatap mereka.

" apa mereka tidak sadar, masih ada pasangan mereka di samping" ucap Lexsa sambil menatap sepasang kekasih yang secara terang terangan menatap penuh minat kearah mereka.

" mereka iri pada mu Lexsa" ucap Al manis.

" haha apa yang harus mereka irikan, sepertinya tidak ada" balas Lexsa diiringi tawa kecilnya

" mereka iri karena kamu lebih cantik dari mereka" balas Alex sambil memperhatikan ekspresi Lexsa

" ya.. kak Alex juga pernah bilang gitu, aku rasa emang aky cantik " balas Lexsa sambil bernarsir ria.

" hahaha" Al yang mendapatkan tanggapan diluar prediksinya itu langsung tertawa keras, seolah sikap coolnya sejak tadi sudah hilang entah kemana..

" kenapa" tanya Lexsa aneh.

" kamu lucu" balas Al sambil menetralka tawanya.

" memangnya aku badut apa" balas Lexsa berpura pura merajuk.

" tidak kok Princess, jangan ngambek ya. bagaimana kalau kita beli ice kriem disana" bujuk Al sambil menunjuk salah satu stan penjualan ice kriem yang sedang dikerumuni beberapa pasangan yang juga ingin membeli ice kriem untuk pasangannya masing masing.

" ayo" ucap Lexsa sambil menarik tangan Al pelan seolah takut kalau ice kriemnya keburu habis.

beberapa pasangan yang melihat kedatangan mereka seolah lupa dengan niat awal mereka mengantri disana, dengan pelan mereka menyingkir memberi jalan pada Al dan Lexsa, mengabaikan pasangan mereka masing masing yang juga sedang melakukan hal yang sama

" kamu mau rasa apa" tanya Al dengan gaya coolnya yang sudah kembali.

" vanila" balas Lexsa cepat dengan mata yang berbinar.

" satu coklat dan vanila" pesan Al.

setelah menunggu beberapa saat akhirnya ice kriem yang mereka pesan siap. setelah membayar pesanan mereka. Al langsung membawa lexsa pergi dari sana menjahui tatapan lapar dari para pria yang ada stan ice kriem disana.

Al tersenyum kecil saat melihat Lexsa dengan lahapnya menyantap ice kriem pesanannya. sesekali Al menjilat ice kriemnya yang sudah mulai mencair dan kemudia kembali fokus pada Lexsa yang seakan sangat menarik perhatiannya.

" kenapa" tanya Lexsa sudah merasa risih dengan tatapan intens lelaki di depannya.

" kamu cantik" gombal Al.

sekilas semburat rona merah menjalar dipipi Lexsa menerima pujian dari lawan jenisnya.

" Lexsa.. " panggil Al pelan. seolah menggantung kalimatnya menunggu perhatian dari gadis di depannya.

" Apa" balas Lexsa penasaran dengan ekspresi serius yang di tampilkan Al.

" ada yang ingin aku bicarakan" ucap Al serius.

" A... " Lexsa menghentikan kaliamatnya saat merasakan Ponsel di dalam tas kecilnya bergetar.

dirahihnya Ponsel tersebut setelah tahu siapa pengganggu yang menelponnya, Lexsa mrletakkan kembali Ponselnya dan kembali fokus pada Al.

" kamu mau ngomong apa tadi" ucap Lexsa setelah meletakkan Ponselnya kembali.

" sebenarnya A.."

Drrrr Drr.

" sebentar.." Lexsa memotong ucapan al. saat merasakan getaran di Ponselnya yang sangat mengganggu. setelah tahu siapa yang menelponnya. Lexsa berniat mematikan Ponselnya. tapi ternyata beberapa pesan yang masuk ke Ponselnya benar-benar menghentikan pergerakan jarinya.

" dasaar kak Alex, pengganggu" Lexsa membatin kesal. dengan sikap kakaknya yang sangat menyebalkan itu.

" haloo" sapa Lexsa.

Al yang sedari tadi ingin mengeluarkan kata-katanya terpaksa menutup mulutnya rapat-rapat. tak ingin mengganggu.

" oo god, akhirnya kamu angkat juga... " ucap Alex bersyukur dengan nada yang sedikit panik

Lexsa yang mendengar suara panik kakaknya yang di sertai ucapan syukur tersebut, langsung merasa khawatir. takut kalau kakak nya itu berbuat sesuatu yang aneh.

" kakak kenapa" tanya Lexsa kuwatir.

" Lexsa Princess Plies tolongin gue" ucap Alex dengan nada yang sangat panik

" kakak kenapa" Lexsa bertanya tak kalah paniknya.

" Plise tolongin gue sekarang, gue lagi di Blue resto di Gramor Mall" ucap Alex cepat sekaligus mengakiri pembicaraannya.

"Hallo kak, kak Alex" Lexsa berucap panik. tiba tiba sambingan telponnya dengan kakaknya terputus tanpa sebab.

" gue harus pergi" pamit Lexsa sambil berlalu dari hadapan Al. tampa memperdulikan Al yang bertanya heran.

setelah menyetop salah satu taksi yang lewat dekat taman. Lexsa langsung menyuruh sopir taksi itu untuk ngebut menuju alamat yang di sebut kakaknya. perasaan khawatir terhadap kakaknya membuatnya tak peduli akibat dari kebut kebutan di jalan raya. apalagi ini hari libur. yang pasti sangat padat dengan kendaraan-kendaraaan yang terus berlalu lalang di jalan raya.

beberapa kali Lexsa mencoba menghubungi Alex, tapi nihil. Ponsel kakaknya itu bahkan tak bisa dihubungi. Lexsa semakin panik, ucapan kakaknya yang penuh kepanikan terus berputar putar putar dikepalanya.

" Lexsa Princess Pliase tolongin gue"

****.


Load failed, please RETRY

Regalos

Regalo -- Regalo recibido

    Estado de energía semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Piedra de Poder

    Desbloqueo caps por lotes

    Tabla de contenidos

    Opciones de visualización

    Fondo

    Fuente

    Tamaño

    Gestión de comentarios de capítulos

    Escribe una reseña Estado de lectura: C19
    No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
    • Calidad de escritura
    • Estabilidad de las actualizaciones
    • Desarrollo de la Historia
    • Diseño de Personajes
    • Antecedentes del mundo

    La puntuación total 0.0

    ¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
    Votar con Piedra de Poder
    Rank NO.-- Clasificación PS
    Stone -- Piedra de Poder
    Denunciar contenido inapropiado
    sugerencia de error

    Reportar abuso

    Comentarios de párrafo

    Iniciar sesión