Kapitel 103: Chapter 103 Nadia Emosi Membaca Chat dari Mas Huda

"Hari ini Mas Huda mulai memasukkan berkas lamarannya. Mudah-mudahan, jika memang itu yang terbaik bakalan keterima. Aamiin," batin Nadia sembari menunggu bus kota langganannya. Namun belum sempat mengirimkan chat kepada Mas Huda, dia sudah harus naik bus kota yang ternyata tak menunggu lama sudah tiba.

"Mbak nya ... kemarin kapan itu kebasahan gara-gara ada yang mengendarai sepeda motor ngebut ya Mbak?" tanya kondektur yang sudah lumayan hafal dengan Nadia.

"Oh ... kok Bapak tahu? Apa ... waktu ini bus ini yang saya naiki ya?" tanya Nadia.

"Iya toh Mbak. Pas hujan-hujan baru turun dari bus kan?" sahut Bapak kondektur tersebut.

"He ... he. Iya Pak, sungguh itu hari yang mengenaskan bagi saya. Sampai harus balik lagi saya buat ganti itu Pak, masuk kerja jadi telat juga," sahut Nadia.

"Ya ampuun ... tapi untungnya Mbaknya nggak sakit. Sehat-sehat ya Mbak?" tanya kondektur.

Nadia mengeluarkan dompetnya dan sekalian membayarkan ongkos bus.