Melinda menatap Hans tak percaya. Bagaimana bisa ia diminta untuk menyiapkan pesta pernikahan Mahendra dan Sevia. Apa suaminya sudah tidak waras dengan menikahkan anak mereka yang normal dengan perempuan sakit jiwa?
"Mas, apa tidak sebaiknya Mahendra bertanggung jawab dengan cara mengobati Sevia saja? Cinta mereka itu terjalin beberapa tahun yang lalu. Belum tentu Sevia masih mencintai Mahendra. Lagi pula-"
"Keputusanku sudah final. Aku tidak mau dibantah dan aku mau kau juga mengikuti apa yang aku mau. Lagi pula ini salahmu juga. Seandainya kau tidak mengusir mereka tentu sekarang cucuku masih hidup dan sudah besar."
Melinda mengerucutkan bibirnya, ia ingin membantah tapi ia takut Hans akan kembali murka dan memukulinya.
"Apa kau yakin, Mas? Bagaimana tanggapan orang lain nanti jika kita menikahkan anak kita dengan gadis yang ...."