App herunterladen
89.47% Pernikahan kilat : istriku yang Nakal, Jangan Lari! / Chapter 17: 17. Cucu, apa anak kucing?

Kapitel 17: 17. Cucu, apa anak kucing?

Masih pagi benar supir keluarga Johnson sudah diminta untuk mencuci mobil dan memeriksa kondisi mobil agar nanti saat perjalanan menuju rumah keluarga Atmadja bisa lancar tanpa hambatan yang berarti.

"Pak yang bersih ya kalau mencuci mobilnya, kalau perlu sampai tuan muda mu yang satu itu bisa bercermin di body mobil. ya biar tahu kalau dia sudah tua supaya tidak ngeles alias cari-cari alasan terus kalau di suruh nikah." ucap Sarah yang sengaja menyindir Jordan yang baru saja datang dari kegiatan lari pagi.

Jordan menyeka wajah yang penuh dengan keringat itu dengan handuk kecil yang tergantung di lehernya. iya sama sekali tidak mau mengambil pusing dari kata-kata mamanya tadi. tubuhnya yang seksi itu terlihat makin menggoda ketika dibasahi oleh keringat yang bercucuran dari tubuhnya berolahraga.

" Haiiiisss... mama pagi-pagi sudah mengomel saja. hmm... yang mau nikah siapa, yang pusing siapa?" jawab Jordan cuek dan berbalik menyindir mamanya yang sudah ngebet banget ingin menikahkan Jordan dan memiliki cucu itu. Jordan kemudian duduk di kursi di teras rumah sambil meminum air putih di dalam botol yang ia bawa.

gluk... gluk... suara air yang masuk membasahi tenggorokan Jordan yang kering dan sekarang terasa segar, Hingga dahaganya hilang.

Sarah berjalan mendekat kearah Jordan. kemudian duduk di kursi di dekat Jordan yang hanya di pisahkan meja kecil di tengah-tengahnya itu.

" Iya yang nikah memang kamu, tetapi yang pusing mama. punya anak super ganteng, karir bagus, body seksi tetapi tidak laku-laku. haduh... kapan punya cucunya." keluh Sarah kepada Jordan yang super cuek dan malas untuk memikirkan pernikahan selama ini.

bagi Jordan menikah untuk saat ini masih terlalu ribet. apalagi ia tahu, yang akan di jodohkan dengannya adalah gadis tengil dan masih SMA Seperti atea. semua itu membuatnya semakin tidak bersemangat saja.

Jordan memang tergolong laki-laki tampan, kulit putih, bola mata hitam yang tajam semakin mempertegas pandangannya dengan perawakan tinggi, idaman para wanita dan juga tubuhnya yang atletis.

"Mama mau punya cucu? memang mau berapa?" tanya Jordan seraya menggoda Sarah. seolah ia sudah siap memberikan berapapun cucu yang di inginkan oleh mamanya itu.

Sarah benar-benar tidak sadar sedang di jebak pertanyaan oleh Jordan, ia mulai berpikir ingin memiliki cucu berapa seperti pertanyaan Jordan.

"Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima ya? mama mau lima cucu deh dari kamu. biar ramai nanti di rumah ini, tidak seperti kuburan saja. kalau kamu pergi dinas dan papamu keluar, hanya tinggal mama dan kakek saja Serta para pelayan." jawab Sarah dengan penuh semangat, setelah menghitung-hitung dengan jari-jarinya jumlah cucu yang ia inginkan.

Jordan kaget setengah mati, sampai matanya terbelalak sambil menelan ludahnya." Apa?! lima??? Haisst... jika itu anak kucing, doa mama benar-benar sudah terkabul itu." ucap Jordan sambil menunjuk ke arah semak bunga yang ada di sampingnya, ada seekor kucing betina dengan ke lima anaknya sedang bermain. siapa juga yang akan melahirkan anak sebanyak itu dan merupakan cucu untuk mamanya. sekalipun itu istri jordan sendiri, ia juga tidak akan memaksa Istrinya untuk melahirkan anak sebanyak itu. kecuali memang Istrinya setuju, tentu jordan juga tidak akan keberatan.

"Puh... mama, masak iya mama minta kepadaku cucu 5 anak. bagaimana caranya coba, lah istri saja belum punya" gumam Jordan dalam hati yang merasa konyol dengan permintaan mamanya.

"Jorrr...dannn, anak kurang ajar ya...masak iya mama punya cucu kucing. dilihat dari sisi mananya kucing mirip sama kamu hah... " Omelan Sarah kepada Jordan sambil mencubit lengannya.

" Ouugh... sakit tahu mama." keluh Jordan.

" Biarin saja rasain itu" ucap Sarah dengan wajah cemberut.

Jordan berdiri dari tempat duduknya kemudian melangkah kakinya ke dalam rumah menuju kamar tidurnya.

Drap.... drap... drap suara kaki Jordan yang menaiki anak tangga. saat di perjalanan menuju kamar, Jordan berpapasan dengan kakek Johnson.

" Jordan" panggil kakek Johnson kepada cucunya

Jordan menolehkan kepalanya dan membelikan badan" ya" Jordan melangkah mendekati kakeknya" ada apa kek" ucapnya.

" Kamu belum siap-siap ya, ini sudah mau berangkat. papa mamamu sudah menunggu dari tadi" ucap kakek Johnson memandang Jordan dengan senyuman.

" Berangkat... ini masih pagi sekali, baru juga jam 7 pagi. kita ini mau berkunjung apa menggerebek rumah orang sih, kalau terlalu pagi bukanya kurang sopan ya?" gerutu Jordan.

" Habisnya... kakek sudah tidak sabar mau melihat calon cucu menantu kakek juga, lagian nanti di tambah waktu perjalan kesana satu jam. sampai disana juga tidak akan terlalu pagi lagi" ucap kakek Johnson menepuk bahu Jordan dan berjalan menemaninya menuju kamar Jordan.

" Hemm... sepertinya rumah ini sudah terjangkit virus gila menantu stadium 4, aku benar-benar di buat pusing. lebih baik aku besok balik ke camp saja, kalau tidak aku akan cepat tua dan gila jika terlalu lama di rumah" keluh Jordan yang sudah mulai pusing dengan semua tingkah laku anggota keluarganya di rumah.

" Puh... Dasar kamu ini, harusnya kan kamu bahagia udah dapat calon pasangan bukan malah mengeluh seperti ini" ucap kakek Johnson.

Sesampainya di kamar" kakek tunggu dulu, aku mau mandi" ucap Jordan.

Beberapa saat kemudian Jordan sudah keluar dari kamar mandi, ia menuju almari bajunya dan mulai memilih pakaian yang sesuai untuk dipakai olehnya.

" Aku harus pakai baju apa ya?kaos warna abu-abu, celana jeans atau sweater hitam"gumam Jordan.

Jordan masih bingung memilih, tiba-tiba mamanya masuk dan mendekatinya" Pakai ini saja kamu akan lebih cocok dan terlihat tampan " ucap Sarah memberikan celana jeans dengan sweater warna abu hitam.

" Baiklah jika ini pilihan mama, Jordan akan memakainya" ucap Jordan.

Sarah turun dan menunggu di lantai bawah bersama suaminya dan kakek Johnson.

beberapa saat kemudian Jordan turun dengan memakai satu set pakaian yang telah di pilihkan oleh mamanya tadi.

" Aduh... ganteng banget putra mama, jika ini bukan anak mama... bisa-bisa mama kecantol dan kesemsem nih" gumam Sarah.

" Puh... kalau mama kecantol, papa mau di kemanain ma" celetuk Jordan.

" ya tetap di hati mama lah, memang mau kemana ha... ha.." ucap Sarah sambil tertawa.

"Sudah... ayo-ayo cepat masuk mobil kita berangkat, ke buru siang nanti" ucap William.

Kali ini mereka berangkat dengan 2 mobil, Sarah bersama William suaminya dengan sopirnya sedangkan Jordan satu mobil dengan kakek Johnson.

------****-------

hai readers....

Dukung novel ini dengan cara :

1. simpan di library

2.kirimkan power stone (PS)

3. tinggalkan komentar dan review terbaik

terimakasih.... atas dukungannya yang di berikan kepada karya saya. happy reading


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C17
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen