App herunterladen
94.73% Pernikahan kilat : istriku yang Nakal, Jangan Lari! / Chapter 18: 18. Kedatangan Keluarga Jordan (1)

Kapitel 18: 18. Kedatangan Keluarga Jordan (1)

Kali ini mereka berangkat dengan 2 mobil, Sarah bersama William suaminya dengan sopirnya sedangkan Jordan satu mobil dengan kakek Johnson.

Perjalanan sudah mulai, mereka berangkat bersama dengan mobil yang berbeda.

" Jordan... apakah kau sudah mengerti, nanti ketika disana kamu harus berpura-pura tidak tahu apa-apa" Ucap Kakek Johnson yang ingin memastikan semuanya baik-baik saja. ia tidak ingin Jordan Sampai keceplosan dan mengatakan, bahwa kedatangan mereka ke kediaman Atmaja adalah untuk melihat calon istri Jordan yang bernama atea itu.

Ekspresi wajah Jordan Seperti biasanya. hanya datar dan dingin. tidak ada tersirat raut wajah bahagia, seperti calon mempelai laki-laki yang akan bertemu dengan calon istrinya. bagaimana mau senang, melihat tingkah laku atea saat di camp selama 2 hari saja. Jordan sudah tahu, jika gadis itu bukan tipe wanita yang mudah di atur atau di kendalikan oleh orang lain.

" kakek, Jangan khawatir. aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan. bukankah kalian sudah menjelaskan kepadaku kemarin jika gadis tengil itu hanya boleh tahu ketika dia sudah lulus Sekolah" ucap Jordan yang masih santai mengendarai mobilnya.

"Haiiiisss... kamu ini, memanggil calon istrimu dengan sebutan gadis tengil. ha.. ha.. ha... awas saja, jika suatu saat kamu bisa jatuh cinta kepadanya. kakek yakin, kau akan tahu rasa dan jungkir balik nanti mengejarnya." kata Kakek Johnson menasehati Jordan sambil tertawa. mungkin kata-kata kakek Johnson itu juga ada benarnya. siapa yang tahu, tuhan akan menjatuhkan hati kita kepada siapa nantinya. bisa saja di berikan kepada seseorang yang awalnya kita sangat membencinya dan suatu ketika berubah menjadi sangat mencintai. itu bukan hal yang mustahil terjadi di Dunia ini.

Kakek Johnson tidak bisa membayangkan cucunya yang seperti gunung es ini jatuh cinta kepada gadis lincah seperti Atea.

" Ah...itu tidak akan terjadi" celetuk Jordan begitu saja karena masih konsentrasi mengemudi.

"Oh ya...kita lihat saja, kakek akan menunggu hari itu ha..ha..huh, senangnya bisa melihat gunung es mencair" goda kakek Johnson.

Satu jam sudah perjalanan berlalu dengan lancarnya, tidak terasa jika sekarang mereka sudah sampai di halaman rumah nenek Siti.

Bremm... bremm...suara mobil berhenti di halaman depan rumah, mobil Jordan telah sampai terlebih dahulu kemudian di susul dengan mobil Sarah dan William.

Jordan dan kakek Johnson turun dari mobil. bruaakk...mereka membuka dan menutup pintu mobil kembali diikuti dengan Sarah dan William.

mereka berjalan ke arah pintu depan rumah. tok..tok..tok...suara pintu diketuk.

bik Inah berlari ke depan, menuju pintu utama karena mendengar pintu diketuk. krieett...suara pintu dibuka.

" Selamat siang, nenek Siti ada. Saya William dan ini keluarga saya" ucap William memperkenalkan diri kepada bik Inah sebelum di persilahkan masuk.

Bik Inah tersenyum" Oh..pak William, iya nenek Siti ada. silakan masuk, saya akan memanggilnya" ucap bik Inah mempersilakan satu keluarga itu untuk masuk dan duduk diruang tamu.

Sesekali bik Inah mencuri pandang kepada laki-laki muda dan tampan di belakang tuan William, yang kira-kira masih seumuran dengan Bayu.

" Saya panggilkan nenek Siti dulu, tuan-tuan dan nyonya silakan duduk terlebih dahulu" ucap bik Inah meninggalkan keluarga William Johnson di ruang tamu.

Aduh...ganteng banget ya calon suaminya non Atea, pasti mereka sangat cocok nantinya. tidak bisa ngebayangin pasti anak-anak mereka berdua nanti, pasti tampan atau cantik seperti papa mamanya, gumam bik Inah dalam hati yang ikut bahagia melihat ketampanan calon suami gadis manis yang ia rawat sejak kecil itu.

" Nek Siti, ada tamu keluarga William di depan" ucap bik Inah sambil mengetok pintu kamar nenek Siti.

" Oh...iya bik Inah, aku akan segera menemui mereka. kamu panggil Bayu dan juga atea ya untuk menemui mereka" nenek Siti membuka pintu dan minta bik Inah memanggil cucu-cucunya untuk menemui para tamu.

" Maaf...nek Siti, seperti mereka tadi bilang mau keluar sebentar ke minimarket di gang depan. untuk membeli beberapa keperluan mereka" jawab bik Inah menjelaskan kepada Nek Siti keberadaan para cucunya.

Nenek Siti cuma tersenyum dan berkata" ya sudah...mereka nanti juga bakal pulang ".

Nenek Siti berjalan menuju ruang tamu untuk menemui keluarga Johnson" Hey... Johnson, bisa tua juga kamu" celetuk nenek Siti yang sudah lama tidak bertemu dengan teman lamanya itu.

Kakek Johnson tersenyum sambil berkata" Ah..kamu ini tetap saja genit seperti dulu ha..ha.." ucapnya.

Jordan, William dan Sarah cuma bisa memandang dengan bengong tingkah laku dua orang yang sudah lanjut usia itu.

" Hah... sudahlah, malu dilihat mereka. lihat saja mereka sampai melongo seperti itu" gumam nenek Siti sembari duduk di dekat Jordan kemudian menepuk bahunya sembari berkata" ini to calon cucuku" ucap nenek Siti sambil tersenyum.

Seketika Jordan menjadi sedikit gugup dan entah mengapa ia menjadi tersipu malu mendengar ucapan nenek Siti.

" Perkenalkan nama saya Jordan ne..nek" ucap Jordan terputus karena gugup.

Jordan tidak pernah segugup ini, apalagi mengalami rasa grogi yang sangat terlihat oleh orang lain. tetapi berhadapan dengan nenek Siti rasanya memang sangat berbeda.

" Ha...ha..."semua orang yang ada tertawa melihat tingkah laku Jordan yang di luar kebiasaannya itu.

Disisi lain atea dan Bayu yang telah dalam perjalanan pulang" kak Bayu, kakak dirumah saja ya...tidak usah kembali ke camp lagi. sepi gitu rasanya kalau tidak ada kakak" celetuk Atea manja.

" Atea sayang...besok kakak harus balik lagi, ini saja kakak sudah molor lho cutinya. kamu dengarkan waktu itu mayor cuma kasih kakak cuti 2 hari, tetapi ini sudah hampir satu Minggu kakak belum balik ke camp. pasti nanti kena Omelan dan di hukum deh" ucap Bayu, berusaha menjelaskan kepada Atea.

sebenarnya Bayu juga senang jika bisa berkumpul dengan keluarganya di rumah, seperti yang adiknya ini inginkan. tetapi apalah daya dia harus bertugas lagi.

Bayu dan atea sudah sampai di depan pintu. tok..tok..tok...suara pintu diketuk, nenek Siti akan berdiri untuk membuka pintu namun di cegah oleh Jordan" biar saya saja nek" ucapnya.

Jordan berjalan ke arah pintu utama dan mulai membukanya. ceklakk...suara pintu terbuka.

Tiga pasang mata saling melotot dan berpandangan karena sama-sama kaget.

"Ka...ka..kamu" ucap mereka bersama-sama, Atea, Bayu dan Jordan.

------****-------

hai readers....

Dukung novel ini dengan cara :

1. simpan di library

2.kirimkan power stone (PS)

3. tinggalkan komentar dan review terbaik

terimakasih.... atas dukungannya yang di berikan kepada karya saya. happy reading


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C18
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen