App herunterladen
91.66% Love bad boy / Chapter 22: part 22

Kapitel 22: part 22

.

.

.

.

Dua bulan berlalu kini usia kandungan jimin telah memasuki trimester akhir. Dan tanggal perkiraan kelahiran pun semakin dekat.

Jungkook dan wonho pun telah mengambil cuti untuk menemani jimin takut terjadi sesuatu. Seperti saat ini keduanya sedang berada diruang tengah menonton televisi menemani jimin yang sedang manja pada ke dua suaminya.

"Kau mau ke mana sayang?" Ucap jungkook saat melihat jimin yang beranjak bangkit dari sofa itu.

"Aku ingin mengambil minum sebentar." Ucap jimin yang sudah mulai melangkah menuju dapur.

"Baiklah hati-hati perhatikan langkahmu." Ucap wonho yang terlihat khawatir.

"Astaga! Aku hanya ke dapur tidak kemana-mana.. Ck." Ucap jimin memutar bola matanya jengah. Jimin pun melanjutkan langkahnya ke dapur dengan perlahan sambil memegang punggungnya bawahnya untuk menopang beban perutnya.

Jungkook dan wonho pun kembali menonton tv dan sesekali bicara tentang bisnis mereka. Sampai suara benda pecah terdengar oleh telinga mereka.

𝙋𝙮𝙖𝙖𝙖𝙧𝙧

"JIMIN!" Teriak Jungkook dan wonho bersamaan mereka pun berlari ke arah dapur. Sesampainya di dapur jungkook dan wonho menemukan jimin yang sudah duduk dilantai meringis kesakitan dengan tangan yang meremas kemeja yang menutupi perut buncitnya dan jangan lupa darah yang merembes dari selangkangan nya.

"Akhh.. S-sakit shh.. J-jungkook.. Hyung.. Wonho.. Akhh.. S-sakit sekali Aahhh..." Racau jimin saat merasakan sakit pada perutnya.

"Astaga sayang!" Jungkook dan wonho panik melihat jimin yang kesakitan.

"Wonho-ah siapkan mobilnya kita ke rumah sakit sekarang. Dan jangan lupa ambil tas warna biru yang ada di dalam kamar."

"Ne hyung." Wonho segera berlari ke dalam kamar mereka dan meraih tas warna biru yang berisi perlengkapan untuk jimin dan bayinya nanti. Setelahnya segera berlari ke garasi untuk menyiapkan mobilnya.

Jungkook pun mengangkat jimin dan membawanya keluar rumah dan membawanya masuk ke dalam mobil.

Kini jungkook sudah masuk ke dalam mobil di kursi penumpang dengan jimin berada dalam pangkuannya dan wonho menyetir mobilnya. Mereka pun bergegas ke rumah sakit agar jimin segera mendapat penanganan.

"Sshh.. S-sakit hyung.. Ahh..hiks.."

"Sabar sayang sebentar lagi kita sampai." Ucap jungkook sambil tangan kanannya mengusap peluh yang membasahi keningnya. Wonho yang khawatir sesekali melihat kaca spion untuk melihat istrinya yang kesakitan.

Setelah sepuluh menit mereka menempuh perjalanan mereka sampai dan segera membawa masuk jimin kedalam rumah sakit.

"Dokter.. Dokter.. Tolong istri ku dokter!" Ucap jungkook yang menggendong jimin.

"Ada apa ini?" Ucap dokter yang berlari menghampiri jungkook.

"Istriku akan melahirkan dokter.."

"Suster tolong siapkan brankar nya dan bawa keruang operasi." Ucap dokter itu pada beberapa suster yang ada di sana. Setelah jimin berada di brankar para suster membawa ke ruang operasi di ikuti jungkook dan wonho.

"Hyung apa kita hubungi eomma dan appa?"

"Ya kau hubungi appa dan eomma, hyung akan menghubungi appa park."

"Ne hyung." Mereka berdua pun menghubungi keluarga mereka dan jimin. Setelahnya mereka pun duduk di bangku yang ada di depan ruangan itu sambil berdoa memohon perlindungan agar operasi jimin lancar.

Tak berapa lama orang tua jungkook dan wonho pun tiba sambil tergesa-gesa menghampiri ke dua putra mereka.

"Jungkook, wonho, bagaimana jimin nak?"

"Belum eomma baru dua puluh menit berjalan."

"Kalian tenang saja jangan panik oke. Berdo'a saja semoga diberikan kelancaran pada persalinan jimin."

"Ne appa." Ucap wonho dan jungkook bersamaan. Tuan park pun juga sudah tiba dengan kyuhyun di sampingnya."

"Jimin bagaimana? Apa sudah ada kabar?" Tanya tuan park pada ke dua menantunya.

"Belum appa"

"Ya sudah kalian tenang saja ne.."

"Ne appa."

Mereka pun kembali menunggu dengan hati yang tak karuan jungkook dan wonho benar-benar tak tenang. Jungkook yang berjalan mondar mandir sedang wonho duduk dengan menggigit jarinya dangan pandangan yang tak lepas dari pintu ruang operasi di depannya.

𝘖-𝘰𝘦𝘬𝘬.. 𝘖-𝘰𝘦𝘬𝘬..

Suara tangisan bayi pun terdengar. Mereka yang mendengar pun menangis haru wonho pun bangkit dan memeluk jungkook.

"Hyung anak kita sudah lahir!" Ucap wonho dengan tangis bahagianya.

"Ne wonho-an anak kita sudah terlahir ke dunia."

𝘖-𝘰𝘦𝘬𝘬.. 𝘖-𝘰𝘦𝘬𝘬..

Terdengar kembali tangisan bayi yang yang lain dan mereka yang mendengarkan hal itu di buat bingung kecuali tuan jeon, nyonya jeon dan tuan park. seperti dua bayi yang sedang menangis bersamaan dengan keras dari dalam.

"Syukurlah." Ucap nyonya jeon dengan mata yang berkaca-kaca merasa bersyukur ke dua cucunya telah lahir ke dunia.

Mereka yang tak mengetahui yang sebenarnya hanya bisa saling tatap bingung dengan pikiran yang bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi di dalam sana. Tak berapa lama ada dua suster yang membawa keluar dua bayi yang sudah terbalut kain hangat berada dalam gendongan.

"Selamat tuan istri anda melahirkan dua putra yang sangat tampan."

Jungkook dan wonho pun menghampiri suster itu dan melihat ke dua bayi mereka. Binar bahagia terlihat pada kedua orang pria yang sekarang menyandang status sebagai seorang ayah.

"Lihat wonho-ah anak kita sangat tampan."

"Ne hyung, aku tak menyangka sudah menjadi seorang ayah."

"Baiklah kami akan membawanya keruangan khusus bayi terlebih dulu untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut."

"Ne sus."

Dokter pun akhirnya keluar dengan brankar jimin yang masih terlelap karena obat bius pasca operasi.

"Syukurlah operasi berjalan lancar dan kami akan memindahkan pasien keruang rawat inap untuk masa pemulihannya."

"Ne dokter terima kasih."

Dokter pun pergi dari sana kemudian jungkook, wonho dan orang tua mereka beserta tuan park dan kyuhyun mengikuti para perawat yang membawa brankar jimin menuju kamar rawatnya.

Setelah sampai mereka segera memasuki ruangan itu. Dan menunggu jimin sadar.

Ruangan jimin sudah terlihat lengang karena sudah satu jam yang lalu tuan park, tuan jeon dan nyonya jeon kembali pulang terlebih dulu karena pekerjaan yang tak bisa ditinggal terlalu lama dan kyuhyun pun akan segera kembali ke restoran miliknya karena para karyawan sedang membutuhkannya. Kyuhyun sebenarnya masih kuliah dan sudah semester 6 sebentar lagi lulus namun dia sudah membangun restorannya sendiri karena sudah cita-citanya dari dulu dia ingin mempunyai restorannya sendiri dan sekarang sedang tidak ada kelas dan kyuhyun pun berinisiatif untuk menyibukkan diri di restorannya.

"Eunghh.." Terdengar lenguhan dari jimin yang mulai tersadar.

"Baby kau sadar sayang?" Ucap wonho yang sudah berada di sampingnya dan menggenggam jari mungil istrinya.

"Sayang apa kau sudah merasa lebih baik sekarang?" Jungkook pun ikut mendekati jimin yang baru sadar.

"Em sudah.. Eh kemana baby nya k-kenapa tidak ada..? Wonho-ah jungkook hyung kemana baby nya? Kenapa? K-kenapa tidak ada?" Ucap jimin sambil menyentuh perutnya yang sudah kembali datar.

"Ssttt jimin tenang mereka sudah keluar sayang." Ucap wonho menenangkan jimin yang panik

"M-mereka?"

"Iya kita punya dua baby tampan." Jungkook berucap dengan senyum lebarnya. Jimin pun menangis haru tak menyangka bahwa dia melahirkan putra kembar. Tak berapa lama dua orang suster masuk sambil menggendong dua bayi mungil itu.

"Maaf sepertinya bayi anda lapar tuan sudah saatnya untuk memberikan asi pertama." Ucap salah satu suster

Jungkook dan wonho pun segera memberi jalan dua suster yang mulai berjalan mendekat ke ranjang jimin.

"Apa bisa aku memberikan asi suster?" Ucap jimin tidak yakin.

"Seharusnya bisa tuan. Kita coba saja ne.." Jimin pun mulai membuka kancing baju pasiennya dan membukanya salah satu suster menempatkan salah satu bayi itu ke atas tubuh jimin dengan tengkurap jimin pun menahan tubuh sang bayi agar tak terjatuh dan mendekatkannya ke arah dada berisi jimin. Sang bayi pun mulai mencari puting jimin dan setelah menemukannya sang bayi mulai menghisap kuat karena rasa laparnya.

"Ah sepertinya ASI-nya keluar tolong biarkan seperti ini dulu sampai bayinya kenyang." Ucap suster itu

Jungkook dan wonho melihatnya dengan sangat antusias karena tak menyangka dada berisi jimin bisa mengeluarkan asi.

"Hyung, bagaimana ya rasanya apakah manis?" Ucap wonho yang berbisik pada jungkook.

"Hei otak mesum mu tidak pada tempatnya." Ucap jungkook sambil memukul kepala bagian belakang adiknya.

"Aish.. Hyung aku kan hanya penasaran." Ucap wonho sambil mengusap belakang kepala yang terkena pukul Hyung nya.

Kembali pada jimin yang menyusui bayinya. Bayi itu sudah tak lagi menghisap puting jimin dan terlihat sudah kembali terlelap. Suster pun segera mengangkatnya dan menggantinya dengan bayi satunya untuk menyusu seperti bayi pertama namun kearah puting jimin yang satunya.

Kini kedua bayi itu telah terlelap karena merasa kenyang. Jimin menatap ke dua putranya dengan binar bahagia dia merasa sudah menjadi seorang ibu yang sempurna untuk anak-anaknya karena bisa menyusui mereka. Karena awalnya ia ragu akan kenyataan dia seorang pria yang notabenenya tidak mempunyai payudara seperti wanita tapi nyatanya dia bisa menyusui anak-anaknya.

"Suster bolehkah aku menggendongnya?" Tanya jimin pada suster yang menggendong dua putranya.

"Tentu tuan." Suster itu pun menyerahkan salah satu putranya pada jimin dan putra yang satunya berada dalam gendongan jungkook.

"Baiklah kami pergi dulu tuan-tuan."

"Ne suster." Ke dua suster itu pun pergi meninggalkan jimin dan ke dua suaminya juga anak-anaknya yang berada dalam gendongan.

"Apa kalian sudah memikirkan nama untuk mereka?" Ucap jimin pada ke dua suaminya sambil mengusap pipi gembil putranya yang ada pada gendongannya.

"Kami sudah memikirkannya dan masing dari kami punya satu nama." Ucap jungkook

"Benarkah?"

"Ne baby, untuk yang sedang kau gedong aku akan memberinya nama jihoon, jeon jihoon." Ucap wonho sambil mengusap lembut kepala putranya yang bernama jihoon.

"Dan yang sedang ku gendong aku memberinya nama jungmin, jeon jungmin." Ucap jungkook sambil mencium putranya yang bernama  jungmin.

"Wah.. Nama yang bagus untuk ke dua putra ku yang tampan." Ucap jimin kagum dengan nama ke dua putranya jimin pun tersenyum lebar sampai matanya menghilang.

Mereka pun menghabiskan waktu bersama ke dua putra mereka. Mereka tampak bahagia dengan hadirnya dua malaikat kecilnya. Semoga kebahagiaan mereka bertahan sampai akhir. Semoga.

𝙀𝙉𝘿


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C22
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen