App herunterladen
95.83% Love bad boy / Chapter 23: Sequel-Jungmin & Jihoon | PT. 1

Kapitel 23: Sequel-Jungmin & Jihoon | PT. 1

•🔞

"Mommy!!"

Teriak jungmin dan jihoon saat memasuki rumahnya. Tak terasa sudah 5 tahun berlalu kini si kembar sudah berumur 5 tahun dan sudah memasuki masa sekolah taman kanak-kanak. Kehidupan jimin dan ke dua suaminya jungkook dan wonho pun semakin indah karena hadirnya jungmin dan jihoon.

Sore hari Jungmin dan jihoon baru saja pulang dari rumah kakek dan nenek jeon. Setiap satu minggu sekali si kembar selalu menginap di rumah kakek neneknya bergantian. Seperti saat ini mereka dari kakek dan nenek jeon minggu depannya mereka akan menginap di rumah kakek park. Selalu seperti itu setiap minggunya.

Meski hanya semalam tapi jimin merasa kesepian namun tidak bagi kedua suaminya mereka tentu kesenangan bila saat itu tiba. Tahulah kalian apa yang ada di otak mesum jungkook dan wonho.

"Sayangku jungmin dan jihoon putra tampannya Mommy..." Sambut jimin sambil berjongkok saat melihat kedatang dua putra tampannya dan di hadiahi pelukan hangat dari jungmin dan jihoon.

"Mommy.. Mommy.. Tahu tidak.."

"Tidak." Sela jimin yang selalu membuat putranya merajuk.

"Ih.. Mommy jungmin belum selesai bicara." Ucap jungmin sambil mengerucutkan bibirnya.

"Oke katakan."

"Mommy teman jungmin dan jihoon yang rumahnya di sebelah rumah kakek dan nenek jeon akan punya adik sekarang masih di dalam perut mommy nya." Ucap jungmin dengan antusias

"Ne mommy, jihoon juga lihat perut mommy nya taehyun besar seperti bola. Katanya di dalamnya ada adiknya taehyun." Ucap jihoon sambil menyentuh perutnya dan juga ke dua tangannya membuat bentuk bulat.

"Terus terus.."

"Jungmin dan jihoon juga ingin punya adik mommy.." Ucap si kembar bersamaan.

"Nde?" Jimin menaikan ke dua alisnya terkejut dengan ucapan kedua putranya. Jimin menatap ke dua putranya bergantian dan malah mendapat tatapan puppy eyes dari ke dua putranya.

'𝘈𝘴𝘵𝘢𝘨𝘢.. 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘢𝘥𝘪𝘬 𝘴𝘪𝘩. 𝘒𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘸𝘰𝘯𝘩𝘰 𝘵𝘢𝘩𝘶, 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘢𝘵𝘪 𝘢𝘬𝘶.' batin jimin

Jimin kini hanya bisa menepuk keningnya. Berharap semoga kedua putranya lupa dan tak mengatakan keinginan mereka pada Papi dan Daddy nya.

Malam pun tiba waktu menunjukan pukul 06.45 malam sebentar lagi ke dua suami jimin akan pulang. Saat ini jimin sedang menyiapkan makan malam sedangkan jungmin dan jihoon sedang asik bermain di ruang tengah.

𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠

"Papi dan Daddy pulang." Ucap jungkook yang memasuki apartemen mereka di ikuti wonho di belakangnya.

"Papi! Daddy!"  Teriak jungmin dan jihoon yang berhamburan kearah jungkook dan wonho.

"Hallo anak Daddy yang tampan!" Ucap jungkook sambil mengecup kening satu persatu putranya.

"Wah.. anak Papi semangat sekali eoh." Ucap wonho sambil memberi kecupan pada puncak kepala jungmin dan jihoon.

"Selamat datang Papi, Daddy!" Sambut jimin kepada suaminya sambil membantu melepaskan jas kerja dan membawakan tas kerjanya.

"Terima kasih sayang." Ucap jungkook

"Apa makan malam sudah siap? Aku sudah lapar baby!"

"Kalian mandilah dulu setelah itu kita makan malam."

"Oke sayang!" "Oke baby!" Ucap jungkook dan wonho bersamaan. Jimin yang mendengar itu hanya terkekeh sambil melenggang kembali ke arah dapur.

Tak berapa lama jungkook dan wonho pun keruang makan ke duanya duduk dan jimin mulai melayani keduanya dari mengambilkan nasi dan lauk nya kemudian menuangkan air minumnya. Jungmin dan jihoon pun sudah mulai makan dan kemudian di ikuti oleh jimin.

Mereka pun mulai menikmati hidangan yang jimin masak dengan tenang sampai si kembar mengeluarkan suara.

"Papi! Daddy! Jungmin dan jihoon ingin punya adik! Ucap jungmin dengan polosnya. Dan diangguki oleh jihoon.

𝘜𝘩𝘶𝘬.. 𝘜𝘩𝘶𝘬..

Jimin dibuat tersedak makanannya karena mendengar ucapan dari jungmin. Jimin pun segera mengambil air dan minumnya.

"Eh? Ingin adik?" Tanya jungkook.

"Benarkah kalian menginginkannya?" Tanya wonho memastikan.

"Ne Papi.. Daddy.. Jihoon dan jungmin ingin adik." Ucap jihoon

"Tadi juga jungmin dan jihoon sudah bilang pada mommy." Ucap jungmin sambil menoleh ke arah mommy nya.

"Eoh.. Begitu?" Ucap wonho yang sudah menatap jimin dengan wajah mesumnya.

"Hmm..." Jungkook pun juga menatap jimin dengan seringai tipis yang bagi jimin sangat mengerikan.

Jimin pun menunduk dengan pipi yang merona. Dan merutuki ucapan ke dua putranya pada jungkook dan wonho.

'𝘔𝘢𝘵𝘪 𝘬𝘢𝘶 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯!'

****

"Eunghh.. Hmm.." Desah tertahan jimin saat jungkook dan wonho mulai menggerayangi tubuh polosnya. Mulutnya yang sudah di bungkam kain Yang terikat ke belakang kepalanya kedua tangannya pun sudah terikat pada kepala ranjang.

Tadi setelah memastikan jungmin dan jihoon tertidur,  jimin pun keluar dari kamar  putra kembarnya. Setelah menutup pintu kamar itu dengan cepat jungkook dan wonho menarik jimin ke dalam kamar mereka dan menguncinya.

Jungkook dan wonho mulai membuat karya indah di tubuh jimin kecupan demi kecupan yang mereka berikan meninggalkan bekas merah keunguan pada setiap inchi tubuh jimin.

Jungkook menaikan tubuh jimin ke atas tubuhnya dengan wajahnya berada di depan hole jimin dan wonho berada diantara kaki jimin. Perlahan wonho membuka lebar kaki jimin dan sedikit mengangkatnya sehingga hole pink jimin terpampang jelas di depan wajah jungkook. Jungkook pun mulai menjulurkan lidahnya mengarahkan pada hole jimin. Dia mulai menjilatinya dan mencoba mendorong masuk lidahnya sesekali jarinya ikut menusuk hole itu. Wonho pun tak tinggal diam tangannya meraih penis mungil jimin mengocoknya perlahan sampai penis jimin mulai menegang dan wonho pun mulai memasukan penis jimin ke dalam mulutnya mengulumnya dan juga menusuk lubang penis jimin dengan lidahnya.

"𝘌𝘏𝘔𝘔𝘔𝘔.. 𝘏𝘶𝘮𝘮.. 𝘌𝘯𝘨𝘩𝘩.." Desahan nikmat jimin terus terdengar tubuhnya pun semakin bergerak gelisah.

"Kau mulai basah sayang." Ucap jungkook sambil tiga jarinya yang sudah berada dalam hole jimin gerakannya semakin cepat dan makin dalam.

"𝘌𝘩𝘮𝘮.. 𝘏𝘮𝘮..𝘩𝘶𝘮𝘮𝘮.." Air mata jimin mengalir merasakan sakit juga nikmat dibawahnya. Wonho pun semakin cepat memaju mundurkan mulutnya pada penis jimin. Dan akhirnya tubuh jimin melengkung keatas dan kepalanya mendongak ke atas jimin telah mencapai pelepasannya.

"𝘌𝘏𝘔𝘔𝘔𝘔𝘔𝘔.." Lenguhan panjang terdengar saat jimin mencapai pelepasannya dan sperma nya keluar di dalam mulut wonho. Wonho pun menelan habis sperma jimin tanpa rasa jijik sedikit pun.

Jimin lemas setelah meraih pelepasan jungkook dan wonho pun bangkit membuka seluruh pakaian yang mereka kenakan tanpa menyisakan sehelai kain melekat di tubuh mereka.

"Wonho-ah ambil lube nya." Ucap jungkook sambil naik ke atas ranjang sedang wonho mengambil botol kecil yang berisi lube di laci nakas sebelah ranjang.

Wonho pun membawa lube bersamanya naik ke atas ranjang. Jungkook melepas ikatan di tangan jimin tanpa membuka kain yang berada pada mulut jimin. Jungkook membawa tubuh jimin ke atas tubuhnya menghadap padanya. Terlihat wajah sendu jimin dan peluh yang membasahi keningnya. Jungkook pun tersenyum sambil tangannya mengusap kening jimin yang basah.

Wonho pun mulai mendekat menumpukan lututnya di antar kaki jungkook dan jimin. Wonho mulai membuka botol itu mengambil sedikit lube dan mengusapkan pada hole jimin sampai terasa sangat licin. Jimin yang merasakan sentuhan dingin pada hole nya menutup matanya merasakan rangsangan yang menggelitik.

Setelah dirasa cukup wonho mulai mengocok penisnya sambil memberikan kecupan pada leher dan bahu jimin.  Jungkook pun melakukan hal sama mengocok penisnya dan tangannya yang bebas kini meraih nipple jimin memilin dan sesekali menariknya.

"Emmmhh.." Jimin kembali merasakan nikmat pada rangsangan yang di berikan jungkook dan wonho.

Penis jungkook dan wonho kembali tagak. jungkook yang berada di bawah jimin perlahan memasukan penisnya.

"Emhmm.. Enghm.." Jungkook mulai memaju mundurkan penis besarnya.

"Akh.. Ini sempit sayang.. Ahh.. Padahal sudah di masuki dua penis tapi lubang mu masih sempit dan nikmat.. hmm.."

"Saatnya milik ku juga akan masuk baby." Ucap wonho yang kini sedikit mendorong tubuh jimin untuk menungging dengan penis jungkook yang masih berada di lubang jimin. Wonho pun mengarahkan penisnya pada hole yang masih tertanam penis jungkook menekannya sedikit memaksanya masuk dan perlahan kepala penis wonho mulai masuk. Jimin yang mulai merasa sakit dibawah sana mencengkeram bahu jungkook yang ada di bawahnya dan menutup matanya erat.

𝙅𝙡𝙚𝙗

"𝘌𝘶𝘯𝘨𝘨𝘩𝘩𝘩𝘩𝘩..𝘦𝘮𝘮𝘮𝘩𝘩.. 𝘏𝘪𝘬𝘴..𝘩𝘪𝘬𝘴.." Penis wonho pun berhasil masuk sepenuhnya. Air mata jimin pun mengalir akibat rasa sakit di bawahnya. Setelah sakitnya mulai mereda jimin menganggukkan kepala memberi tanda untuk mereka bergerak.

Perlahan ke dua penis besar yang mengisi lubang jimin pun bergerak seirama. Menghentak tubuh jimin yang berada di atas jungkook dan posisi jimin yang berada di atas membuat ke dua penis itu masuk semakin dalam. Penis jimin yang tak tersentuh pun menegang karena merasakan nikmat dari hole nya. Hentakan demi hentakan terasa nikmat bagi ketiganya.

"Akh.. Ini sungguh nikmat ahh.."

"Ne hyung benar-benar nikmat."

"𝘌𝘮𝘩𝘮𝘮.. 𝘏𝘮𝘮.. 𝘌𝘶𝘯𝘨𝘩𝘮𝘮.."

Mereka pun mulai merasakan penis yang berkedut sebentar lagi mereka mencapai puncak kenikmatannya..

"Ahh.. Babby aku akan sampai.."

"Ehm.. Aku juga.. Keluarkan bersama.. Ahh.."

"𝘌𝘮𝘩𝘯𝘮.. 𝘏𝘮𝘮.."

Hentakan mereka semakin cepat dan semakin cepat. Sampai akhirnya mereka bertiga keluar bersama..

"𝘌𝘮𝘩𝘮𝘮.." "𝘈𝘩𝘩𝘩!" "𝘈𝘬𝘩𝘩..!"

Jungkook dan wonho keluar di dalam lubang jimin dan jimin keluar di atas perut jungkook. Jimin merasa kan penuh pada lubangnya. Bagaimana tidak merasa penuh, bayangkan saja dua penis yang masih tertanam di lubang jimin dan juga sperma dari kedua penis besar itu.

Sudah di pastikan Jimin, jungkook dan wonho sebentar lagi mereka pasti mengabulkan keinginan putra kembarnya untuk memiliki adik.

𝙏𝙗𝙘


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C23
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen