App herunterladen
37.5% HOT PAPA / Chapter 15: Bertemu Teman Lama

Kapitel 15: Bertemu Teman Lama

"Sebel banget deh, diajakin jalan-jalan kagak mau. Sekarang aku lari pagi sendirian, itu orang diajakin lari pagi banyak banget alasannya, yang ngantuk lah, yang mager lah, yang masih subuh lah. Aihh padahal aku ngajakin dia buat sehat," gerutu Milea sambil lari pagi keliling taman kota hany seorang diri.

Hari ini weekend tentunya banyak muda-mudi yang lari pagi bersama pasangan masing-masing, bahkan tidak sedikit dari mereka yang membawa anak bagi yang sudah berumah tangga. Sedangkan dirinya clingak-clinguk sendiri dan tidak ada yang dikenalinya di sini, karena memang semenjak dirinya kembali dari Singapura ia belum mendapatkan teman baru satu pun di Indonesia.

"Gzzz ternyata tidak enak juga kalau sendirian, mendingan aku lari satu putaran lagi habis itu aku balik lagi ke apartemen. Cuacanya juga mendung dari tadi, pantas Logan milih buat tidur," gumamnya.

Mungkin karena masih terlalu pagi, jadinya tidak begitu banyak yang berseliweran lari pagi atau mungkin kebanyakan warga Indonesia lebih memilih berada di rumah di cuaca mendung seperti ini.

"Milea?" panggil seseorang membuat siempunya membalikan badannya, mencari asal sumber suara seseorang yang memanggilnya.

"Andri?" gumam Milea yang terkejut melihat kehadiran laki-laki yang pernah satu sekolah dengannya.

"Haii, ternyata kamu lari pagi juga? Kenapa tidak ngajakin aku? Jadinya kita bisa lari pagi bersama tidak sendiri-sendiri seperti ini?" ujarnya yang kini sedang berada di sampingnya Milea.

"Bagaimana mungkin aku mau ngajak kamu, sedangkan aku tidak punya nomor kamu?" ujar Milea membuat Andri menepuk jidatnya saking lupanya.

"Aihh iya juga, kita belum sempat bertukar nomor ponsel. Sini ponsel kamu, biar aku catat nomorku di sana," pinta Andri.

"Iya, sebentar." Milea mengambil ponselnya di dalam tas pinggang yang dikenakannya, kemudian diberikannya kepada Andri.

"Aku bisanya kalau lari juga sendirian, tidak enak tahu apalagi saat melihat orang yang lalu-lalang membawa pasangan mereka, jadinya suka minder sendiri. Gimana kalau kita larinya berdua?" ajak Andri membuat Milea tanpa ragu menganggukkan kepalanya.

Selama dirinya di Singapura memang ada beberapa cowok yang mencoba untuk mendekatinya, namun sampai saat ini belum ada satupun yang cocok dengannya. Setelah dirinya memutuskan untuk tidak lagi menyukai Logan pada saat zaman masih SMA, Milea belum menemukan lagi sosok laki-laki yang seperti sahabatnya tersebut.

Milea tidak mungkin meneruskan perasaannya kepada sahabatnya, karena dirinya memikirkan resiko ke belakangnya. Bukan tidak mungkin kalau dirinya mengungkapkan perasaan yang sesungguhnya, bisa membuat hubungan persahabatan mereka hancur dan kemungkinan Logan tidak mau lagi berteman dengannya, kemungkinan-kemungkinan buruk pasti akan terjadi jika tidak dipertimbangkan dengan matang terlebih dahulu sebelum mengutarakannya.

Drrtt drrtt drrttt!!!

"Ah sebentar ya, aku angkat telepon dulu," ujar Milea membuat Andri menganggukkan kepalanya, kemudian mereka berhenti sejenak di tepi jalan.

"Selagi kamu menerima telepon, aku beliin minuman dulu buat kita berdua. Kamu di sini saja dan jangan ke mana-mana, aku hanya beli minum sebentar," pamit Andri kemudian menyeberang jalan menuju ke sebuah supermarket terdekat.

"My Logan"

Is calling....

"Halo, kenapa? Ngapain sekarang kamu telepon? Tadi aja aku ajakin lari pagi tidak mau, sekarang malah nyariin, kenapa? Ada apa? Buruan kalau ngomong aku mau lari pagi?"

"Halo? Tante? Lagi ada di mana?"

"Ha? Eh Andi? Sayang, itu kamu?"

"Iya Tante, kenapa baru angkat telepon langsung marah-marah? Memangnya salah Andi apa?"

"Eh kamu tidak salah apa-apa sayang hehe, maafin tante ya yang dari tadi marah-marah? Oya kamu ada apa menelpon tante pagi-pagi?"

"Aku pengen ngajakin tante jalan-jalan ke taman bermain, Tante ada waktu tidak? Soalnya papa hari ini lagi sibuk, katanya mau ketemu sama klien jadinya tidak bisa aku ajakin jalan-jalan?"

"Tentu saja bisa, ya sudah nanti tante akan main ke rumah kamu sekalian jemput kamu terus kita jalan-jalan bareng deh."

"Wahh asikk makasih ya, Tante. Ya sudah kalau begitu aku mau mandi dulu, biar nanti pas tante ke sini aku udah rapi jadi kita bisa langsung berangkat deh."

"Iya sudah sana kamu siap-siap, Tante juga lagi lari pagi nanti setelah ini tante pulang terus mandi dan setelahnya ke rumah kamu."

"Yeayy akhirnya aku punya teman main yang baru, yipiiiii."

Selama berada di Singapura Milea tidak pernah sekalipun bermain bersama seorang anak kecil, karena memang dasarnya kesibukannya setiap hari hanya bekerja, bekerja dan bekerja, tidak ada waktu untuknya refreshing ke tempat-tempat yang istimewa dan berkesan untuknya. Milea juga tidak punya keponakan yang masih kecil dengan Singapura, semua keponakannya sudah besar-besar dan sudah tidak lucu lagi.

"Kayaknya aku tidak bisa lari lagi deh, soalnya aku mau buru-buru pulang," celetuk Milea saat Andri sudah kembali dari membeli minuman.

Memangnya mau ke mana?" tanya Andri.

"Emm aku ada janji dengan keponakanku, dia ngajakin bermain ke taman bermain setelah ini," ujar Milea.

"Taman bermain di mana?" tanya Andri.

"Aku juga tidak tahu, dia maunya main di taman bermain yang mana?" ujar Milea membuat Andri menghela nafasnya dengan lesu.

"Yahh padahal aku masih pengen lari pagi sama kamu, kita belum banyak ngobrol dari tadi," keluh Andri membuat Milea terkekeh.

"Ya kalau kamu mau, kamu bisa datang ke taman bermain. Sekalian nanti nemenin aku momong keponakanku hehe," tawar Milea membuat Andri menatapnya dengan berbinar.

"Tentu saja boleh, kenapa tidak? Toh nanti kita di sana hanya duduk saja, lagian itu juga tempat umum siapapun boleh berada di sana," ujar Milea sambil mengantongi kembali ponselnya.

"Ya sudah nanti kamu share lokasinya saja, biar aku nyusul ke sana kalau sudah selesai lari pagi. Kamu mau aku anterin pulang atau tidak?" tawar Andri.

"Ah tidak perlu, lagian apartemenku dari sini deket kok. Aku bisa pulang sendirian," ujar Milea.

"Ya sudah kamu hati-hati di jalan." Andri melambaikan tangannya saat Milea mulai berjalan menjauh untuk pulang.

Logan membantu adik kesayangannya untuk membersihkan badan di kamar mandi, sebelum adiknya tersebut pergi jalan-jalan bersama sahabatnya ke taman bermain. Memang dirinya sengaja menyarankan agar adiknya mengajak Milea untuk pergi jalan-jalan, supaya mereka berdua tidak bosan di rumah masing-masing.

"Papa, yakin tidak mau ikut dengan kami jalan-jalan ke taman bermain?" tanya Andi dengan pintar menyabuni badannya sendiri.

"Iya, Papa hari ini benar-benar tidak bisa karena papa mau ketemu sama klien yang akan menjadi di model, untuk pembuatan iklan yang akan mempromosikan barang-barang baru dari perusahaan kita," ujar Logan membuat Andi menatapnya dengan bingung.

"Aku tidak paham," ujar Andi dengan muka polosnya.

"Haha nanti saja kalau kamu sudah besar, kamu juga akan mengerti dengan sendirinya. Oya nanti kalau kamu main sama tante, jangan nakal, jangan nyusahin tante, jangan bikin ulah dan jangan lupa, jagain tante Milea supaya tidak digodain sama cowok-cowok di sana," nasihat Logan yang diacungi jempol oleh adik kesayangannya.

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE

DAN COMENT GAESS, TERIMAKASIH


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C15
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen