App herunterladen
40% HOT PAPA / Chapter 16: Pdkt Aja Dulu

Kapitel 16: Pdkt Aja Dulu

Andri benar-benar punya niatan buat ngedeketin Milea, terbukti dari dirinya yang saat ini tengah bersiap-siap untuk menghampiri wanita tersebut yang sedang ada di taman bermain.

Tak lupa juga Andri membawakan makanan ringan untuk mereka bersantai di sana, karena di sana ada anak kecil juga ia membawakan es krim yang pastinya disukai semua kalangan.

"Aku bawain bunga sekalian atau enggak, ya?" gumam Andri yang kini sudah berada di supermarket paling dekat dari rumahnya.

"Tapi kalau aku bawain bunga sekarang, nanti kalau dia nanya-nanya aku jawabnya, bagaimana?" bingung Andri kan lumayan ada diskon supermarket beli 2 gratis 1.

Walaupun sekarang sudah tanggal muda, namun gajiannya masih belum nampak. Dirinya bekerja di salah satu kantor PLN untuk membantu biaya kesehariannya, semenjak masih duduk di bangku kuliah. Ditinggal orang tua sedari kecil, membuat hidupnya mandiri dan tidak bergantung pada siapapun.

"Walaupun sebenarnya aku ragu, kalau Milea mau menerima diriku yang apa adanya seperti ini. Sejauh yang aku tahu, Milea saat ini bekerja di perusahaan luar negeri sudah pasti gajinya lebih tinggi dari aku, mwnq mungkin aku bisa mengejar gaji dollar?" gumam Andri kemudian menaiki motornya, menuju ke taman bermain yang lokasinya sudah diberitahukan sebelumnya oleh Milea.

Milea sudah menganggapnya Andi seperti adiknya sendiri, pasalnya orang tuanya tidak pernah memberikannya adik saat dirinya memintanya semenjak masih sekolah. Padahal Milea iri yang lain punya saudara banyak, tapi cuma dirinya sendiri yang tunggal dan kesepian.

"Sayang, jangan lari-larian nanti kalau kamu jatuh, Tante yang bakalan disalahin sama papa kamu," nasihat Milea yang melihat anak kecil menggemaskan tersebut, bermain bersama anak-anak yang lainnya yang juga bermain di taman bermain. Banyak sekali anak-anak seusianya Andi, yang bermain di sana dan saling berinteraksi satu sama lain.

Andi sangat mudah berinteraksi pada teman-teman sebayanya, terbukti hanya mengobrol sebentar saja yang mereka sudah akrab dan bermain bersama. Milea hanya duduk disalah satu kursi menunggu Andi sampai selesai bermain, ia juga menunggu Andri yang katanya mau datang menghampirinya.

Andri yang sudah sampai di sekitar area taman bermain, memarkirkan motornya di tempat yang sudah disediakan kemudian ia mencari di mana Milea berada, sambil menenteng makanan yang tadi dibelinya di supermarket.

"Cantik sekali," puji Andri yang sudah menemukan di mana Milea berada.

"Doorrr!"

"Eh kamu? Aihh ngagetin aja," kesal Milea sambil mengelus dadanya.

"Hehe kamu sudah lama di sini? Maaf ya aku agak lama, tadi beli ini buat kalian. Oya keponakan kamu yang mana?" tanya Andri karena melihat ada begitu banyak anak-anak di sana.

"Seharusnya kamu tidak perlu repot-repot membawakan banyak makanan seperti itu, kita bisa membelinya nanti setelah selesai dari taman bermain. Itu keponakan aku yang pakai baju merah," tunjuk Milea pada anak laki-laki yang tampan sedang bermain bola bersama teman-temannya.

Andri mengambil duduk di sampingnya Milea dan kini mereka duduk berduaan, sudah seperti sepasang kekasih yang tengah berkencan di taman. Walaupun mereka kencannya di taman bermain tapi itu tidak masalah, yang terpenting adalah bersama siapa kita kencan.

"Emm boleh aku bertanya sesuatu sama kamu?" pinta Andri yang mengawali pembicaraan terlebih dahulu.

"Mau tanya apa?" ujar Milea.

"Kita kan sudah beberapa kali bertemu, namun aku belum tahu apakah kamu sudah punya pacar atau belum? Takutnya kalau nanti pacar kamu melihat kita duduk berdua seperti ini, dia pasti marah sama kamu. Jadi kamu sudah punya pacar?" tanya Andri membuat Milea dapat mencium bau-bau, laki-laki di sampingnya seperti hendak mendekatinya.

"Kalau seandainya aku mengatakan belum, memangnya kamu mau apa?" tanya Milea sambil menatap laki-laki di sampingnya.

"Ya kalau kamu belum punya pacar, bisa kali kalau aku deketin kamu. Itu pun kalau kamu tidak keberatan?" ujar Andri dengan memainkan jari jemarinya pertanda bahwa dirinya sedang gugup.

"Emm sejauh ini aku belum punya pacar atau bisa dikatakan, aku belum ingin pacaran karena belum ada laki-laki yang bisa membuat hatiku sreg." Milea bahkan sampai lupa kapan terakhir kali dirinya merasakan jatuh cinta.

"Seriusan kamu belum punya pacar? Aku masih tidak percaya kalau cewek secantik kamu belum punya pacar?" heran Andri membuat Milea terkekeh.

"Memang kenyataannya aku belum punya pacar, karena setiap harinya aku sibuk bekerja dan bekerja. Aku hampir tidak mempunyai waktu untuk mengenal laki-laki, karena kesibukanku di Singapura yang luar biasa padatnya," ujar Milea.

"Jadi kamu bekerja di Singapura, lantas kamu berapa lama kamu di Indonesia?" tanya Andri.

"Emm kira-kira satu bulan aku di Indonesia, memangnya kenapa?" tanya balik Milea.

"Cepet banget? Apa tadi bisa diperpanjang lagi?" pinta Andri membuat Milea menggelengkan kepalanya.

"Tidak bisa, aku punya tanggung jawab di perusahaan. Orang tuaku sudah memberikan aku izin cuti selama satu bulan saja, itu sudah lebih dari cukup. Jarang-jarang sekali orang tuaku mengizinkan aku, untuk pergi ke luar negeri sampai sebegitu lamanya," terang Milea membuat Andri mendengus lesu, lantaran waktu untuk mendekati Milea hanya tinggal kurang beberapa minggu lagi.

"Padahal aku masih pengen lebih lama di sini sama kamu," keluh Andri.

"Kalau begitu kamu main-main saja ke Singapura, aku akan memberikan alamat kantorku kalau kamu mau main ke sana," tawara Milea membuat Andri menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Biaya liburan ke Singapura itu kan tidak murah, aku harus menabung dulu biar bisa main ke sana. Nantilah kalau aku sudah punya rezeki lebih, aku main ke rumah kamu yang ada di sana," ujar Andri membuat Milea mengangguk paham.

"Tapi jangan dipaksakan kalau seandainya belum ada biayanya, kamu bisa menunggu aku datang lagi ke Indonesia tapi belum tahu kapan balik lagi ke sini." Milea tetap sambil mengawasi Andi, walaupun diajakin ngobrol oleh laki-laki yang duduk di sebelahnya.

"Milea?" panggil suara seseorang yang sangat dikenali oleh siempunya.

"Logan? Ngapain kamu ke sini? Katanya tadi tidak bisa menemani, Andi?" heran Milea melihat sahabat datang menghampirinya.

"Kebetulan meeting sama klien sudah selesai, makanya aku buru-buru menyusul kalian ke sini," ujar Logan tanpa sengaja melirik laki-laki yang duduk di samping sahabatnya.

Andri melihat dari atas sampai bawah, penampilan laki-laki yang baru saja datang benar-benar terlihat seperti orang kaya dan berpendidikan. Di mana Logan memakai blazer berwarna hitam, kemeja berwarna merah, dan celana hitamnya yang sangat pas dipakai olehnya.

"Kenalkan dia, Andri. Dia yang pernah aku ceritakan sama kamu, kalau dia itu seangkatan sama kita dulu," ujar Milea membuat Logan menatap ke arah laki-laki yang dimaksud oleh sahabatnya.

"Kenapa laki-laki ini bisa ada di sini? Apa mereka berdua memang sengaja janjian di sini?" batin Logan menatap tak suka ke arah ke duanya.

"Aku, Logan."

"Andri."

Mereka berdua berjabat tangan sambil memperkenalkan diri masing-masing, Logan yang tak mau mengganggu ke duanya lebih memilih menghampiri adik kesayangannya yang sedang bermain.

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE

DAN COMENT GAESS, TERIMAKASIH


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C16
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen