Masih terus berlanjut pertandingan antar wakil dan para kapten disana, Dimana suara riuh ramai sorak penonton masih terdengar menggelegar.
Dikarenakan pertandingan antara wakil kapten ivon dan wakil kapten gege telah selesai dengan hasil seri. Maka dengan segera melisapun langsung kembali mengumumkan nama peserta berikutnya. Dimana kali ini giliran dua orang kapten yang akan di uji kekuatanya.
Sembari terus memantau dan menyeleksi semua peserta yang pantas untuk menduduki kursi dibangsal no 9.
"Melisa sudah saatnya untuk memulai kembali pertandinganya." Ujar kakek kepada melisa..
Dengan segera melisa pun langsung memanggil nama yang sudah tertera didaftar pertandingan.
"Baiklah semua saatnya kita kembali memulai pertandinganya, dikarenakan arena sparing telah selesai disterilkan, dimohon untuk peserta selanjutnya agar segera bersiap siap. Kali ini giliran para kapten yang akan diuji keterampilanya." Teriak melisa diiringi sorak ramai penonton disana.
Sedangkan terlihat semua kapten disana hanya menatap lirih sae yang tidak bergeming sedikitpun, meski nadia terlihat berbicara padanya namun sae tidak merespon sama sekali.
"Hump kelihatanya sae memang sudah kehilangan kesadaranya." Ujar rob menatap tajam kearah sae.
Kembali pada melisa yang telah siap dengan daftar peserta berikutnya.
"Baiklah untuk kapten hendrik dan kapten clawdia diharapkan segera memasuki arena sparing." Teriak melisa penuh semangat.
Terlihat kapten hendrikpun dengan membara segera melompat tepat ditengah tengah arena sparing disana.
"Yosh aku mulai bersemangat, aku sangat penasaran dengan mereka bertiga. Jujur saja ini kali pertamanya aku melihat wanita itu." Ujar hendrik dengan santai. Kembali di iringi suara ramai sorak penonton disana.
Disisi lain clawdia juga segera melangkah perlahan menuju kearena sparing dengan sangat tenang melewati carolina dan kakek disana.
"Ingat clawdia ini hanya pertandingan. Dan bukan pertarungan kau tak perlu melakukan hal yang berlebihan." Ujar carolina disambung dengan ucapan kakek disampingnya.
"Camkan ucapan kakakmu itu clawdia jangan berlebihan." Sahut kakek..
Namun clawdia seolah tak peduli dengan ucapan mereka berdua. " Ya aku tau, jangan terlalu khawatir, aku hanya ingin menguji tekad anak anak baru disini." Jawab clawdia tersenyum kecil.
Dari jarak yang tidak begitu jauh clawdia terus berjalan perlahan dan memberi kode menggunakan tanganya kepada kapten hendrik untuk segera menyerangnya.
Disisi lain hendrik yang melihat hal tersebut juga tersenyum kecil dan segera menarik kedua pedangnya langsung melesat menyerang clawdia. "Wanita ini meremehkanku. Tebasan maut.!!" Bisik hendrik menyerang clawdia dengan sangat cepat. Slezz!!
"Ehh lihat itu kapten, mereka sangat hebat." Teriak nadia kegirangan. Namun sae hanya diam tak bergeming.
Terlihat clawdia tetap berjalan santai tanpa sekalipun menghindari tebasan beruntun dari kapten hendrik...
"Eh kau sangat lambat anak baru." Ujar clawdia terus menatap lirih kearah kapten hendrik yang terus menebaskan pedangnya.
"Cih apa apa'an wanita ini. Kenapa seranganku tak bisa mengenainya. Aneh sungguh aneh." Bisik hendrik langsung menghantamkan tendanganya. Slez!!
Akibat serangan tersebut tepat dibelakang clawdia lantai arena sparing disana berlubang cukup besar. Namun clawdia tidak tergores sedikitpun.
"Hump sudah ku katakan kau sangat lambat kapten." Cibir clawdia dengan cepat menghantamkan pukulanya yang tepat mengenai perut kapten hendrik, dan membuatnya terlempar jauh menghantam dinding arena sparing disana. Bam!!
"Selemah inikah kapten jaman sekarang." Bisik clawdia terus berjalan santai mendekati kapten hendrik.
Sedangkan kapten hendrik sendiri merasa sangat bingung kenapa dia bisa terhempas jauh tanpa disadari olehnya.
"Kenapa aku ada disini?, sial aku sama sekali tak menyadari pukulanya." Bisiknya kembali bangkit. Lalu terdengar cibiran dari kapten rob dari tempat duduknya.
"Woi hendrik jangan membuat kami semua malu. Lawanmu hanya seorang gadis." Teriak rob dengan lantang kemudian ia tertawa lepas..
Disisi lain clawdia telah berada tepat dihadapan kapten hendrik, terlihat ia tersenyum kecil lalu membisikan sesuatu.
"Betapa lemahnya kapten diera sekarang. Bagaimana mungkin kau menganggap dirimu sebagai seorang kapten. Bahkan kau tak sanggup menghindari pukulan gadis imut ini." Bisik clawdia..
Hendrik yang mendengar hal tersebut pun langsung tertawa terbahak bahak..
"Ya kau sangat benar kapten clawdia, untuk menghindari pukulanmu saja aku tidak mampu ini sangat tragis. Siapa sebenarnya dirimu. Bahkan aku belum pernah mendengar namamu selama 15 tahun aku menjabat sebagai kapten disini." Tegas hendrik kembali menebaskan kedua pedangnya.
"Sepertinya aku tak perlu menahan diri, sebab kau adalah orang yang sangat kuat kapten clawdia. Aku dan pedang ini sangat tau itu." Sambung hendrik terus menyerang clawdia dengan sangat cepat. Slezz!!
Namun lagi dan lagi disini clawdia hanya melakukan gerakan santai dimana ia hanya menggerakan lehernya kekiri dan kekanan untuk menghindari serangan tersebut.
"Anak muda. Kupikir ini akan menyenangkan. Ternyata aku salah kau mengecewakanku kapten hendrik." Tegas clawdia kembali mengepalkan tinjunya dan langsung menghantam hendrik. Bam!! Terlihat lantai sparing pun hancur lebur serta debu kembali membumbung tinggi disana..
Terlihat senyum kecil clawdia, lalu memalingkan pandanganya kearah sebelah kiri. Dimana hendrik telah berdiri dibelakang clawdia langsung kembali menyerangnya.
"Tebasan dua pedang kehancuran.!!" Dengan cepat hendrik langsung menebas bagian punggung clawdia namun lagi dan lagi clawdia tetap dengan santai menerima serangan tersebut, lalu perlahan ia membalikan badanya kearah hendrik dengan terus tersenyum manis.
Hal itu kembali membuat hendrik sangat kebingungan. "Kenapa seranganku tak bisa mengenainya, aku yakin, aku merasakan sensasi kulit yang tertebas oleh pedangku namun kenapa dia tidak terluka sama sekali. Sial.." Bisik hendrik segera mundur kebelakang sembari terus bertanya tanya dalam hatinya. "Aneh ini sangat aneh." Ujar hendrik dalam hati.
"Hump kenapa kau menjauhi ku kapten hendrik, sepertinya kau sangat tidak menyukaiku," Ujar clawdia dengan cepat telah berada disamping kanan hendrik tanpa disadari olehnya.
"Akan kuberitahukan kepadamu, pertama. Bahwa ada mahluk hidup didunia ini yang tak bisa kau sentuh dengan tangan ataupun pedangmu. Kedua bahwa ada mahluk didunia ini yang tak bisa kau lihat dengan pandangan matamu. Ketiga ada aroma yang tak bisa kau rasakan dengan indra penciumanmu. Dan yang terakhir bahwa pada kenyataanya mahluk seperti itu memang benar adanya." Bisik clawdia dengan cepat kembali ketempat pertama ia berdiri.
"Yah kuharap kau memahaminya kapten masa kini." Sambung clawdia segera menarik satu pedangnya. Dimana carolina mulai menatap serius kearah adiknya tersebut.
"Clawdia bodoh, bukankah sudah kukatakan ini hanya pertandingan, bukan pertarungan, cih adik yang merepotkan. Kuharap kau tidak melukai para kapten disini." Bisik carolina dengan wajah serius.
Sedangkan untuk kakek tua sendiri hanya bisa menganggukan kepalanya.
Disisi lain hendrik yang masih sangat kebingungan dengan apa yang barusan terjadi, kini dia dibuat terheran heran dengan pedang milik kapten clawdia. Dimana setelah pedang itu ditarik dari sarungnya seluruh arena sparing berubah warna menjadi merah membara.
"Apa apa'an dia itu, sebenarnya siapa mereka ini." Ujar hendrik terus bersiap dengan kuda kudanya.
Sedangankan disana seluruh orang sangat tercengang dan tak bisa berkata apa apa, saat menyaksikan semua itu termasuk semua kapten disana kecuali sae yang hanya diam dengan tatapan sayunya.
"Kapten hendrik, dahulu aku pernah bertemu seseorang yang sangat kuat, kami pernah berlatih bersama selama 9 hari 9 malam tanpa henti sama sekali. Saat itu aku sangat mengagumi pria tersebut dan aku sempat berniat menjadikan dia sebagai wakilku. Ku akui dia sangat kuat dia sangat tangguh dia sangat cepat, dan dia orang yang pernah membantai 1000 iblis dalam waktu satu malam. Namun kau tau tidak . Saat ditengah perjalanan kami dia berakhir menjadi tanah. Sekuat apapun dia, akhirnya ia pun harus menyerah pada takdir dan waktu. Hump aku tidak sedang membicarakan bahwa dirimu lemah, hanya saja sekuat apapun dirimu kau akan berakhir menjadi tanah." Ujar clawdia dengan tatapan lirih.
Mendengar hal tersebut hendrik pun langsung menyadari posisinya dan segera menyarungkan kembali kedua pedangnya.
"Kapten clawdia aku menyerah, aku sadar akan perbedaan tingkat kekuatan kita. Maka dari itu. Kumohon ajari aku dan jadikanlah aku sebagai muridmu.!!" Tegas kapten hendrik dengan bersujud disana.
Dan hhal itu membuat semua orang sangat terkejut. Kenapa seorang kapten harus bersujud kepada kapten lainya, dan mengabdikan diri untuk menjadi muridnya.
"Apa yang kau lakukan hendrik. Bisa bisanya kau membuang harga dirimu. Berdiri angkat kepalamu hendrik bodoh" Teriak rob dengan lantang... Namun hendrik tetap bersujud terus memohon kepada clawdia.
Mendengar hal itu lantas clawdia pun menyuruh kapten hendrik untuk mengangkat kepalanya dan berdiri.
"Hump kenapa kau melakukan semua itu, lantas dimana harga dirimu dimata semua squadmu sebagai seorang kapten. Bukankah kau adalah salah satu kapten terkuat di amplifire ini." Ujar clawdia dengan menggenggam satu pedang ditangan kananya.
"Ya kau benar kapten clawdia. Namun disisi lain bukankan aku hanya akan menjadi beban untuk yang lainya, jika hanya sebatas ini kekuatanku, karena aku sangat menyadari esok atau lusa aku pasti akan bertemu dengan iblis yang sangat kuat, jika itu benar terjadi setidaknya aku bisa menahanya dan memberi waktu untuk yang lainya pergi menyelamatkan diri. Sungguh aku ingin menjadi seperti seseorang yang kau katakan itu." Ujar hendrik dengan tatapan tajam..
Setelah itu clawdia pun sesaat tersenyum kecil lalu segera menghunuskan pedangnya kearah hendrik.
"Baiklah namun ada syarat yang harus kau penuhi. Jika kau berhasil hidup dari satu tebasan pedangku maka kau akan kuterima menjadi muridku. Bagaimana apa kau menyetujui syarat tersebut kapten hendrik.?" Sambung clawdia bersiap mengayunkan pedangnya.
"Tentu dengan sepenuh hati aku akan menerima tebasan itu." Tegas hendrik dengan keteguhan hatinya..