App herunterladen
77.77% HITAM LEGAM / Chapter 7: Sayap kecil itu akan menjadi besar.

Kapitel 7: Sayap kecil itu akan menjadi besar.

Arena sparing masih diselimuti warna merah membara. Ditengah arena tersebut terlihat kapten hendrik masih berdiri tegap tanpa ragu menerima syarat dari kapten clawdia. Dimana jika ia bisa bertahan dari satu kali tebasan pedang clawdia, maka ia akan diterima sebagai murid clawdia.

"Aku akan bertahan dengan seluruh kekuatanku." Ujar hendrik dengan keyakinan penuh.

Disisi lain clawdia dengan cepat segera menebaskan pedangnya tepat kearah kepala hendrik.

"Berdoalah katakan keinginanmu hendrik." Bisik clawdia melesatkan seranganya. Slezz!!

Sedangkan carolina, kakek dan kapten lainya hanya terfokus kepada clawdia.

Slezz!!! Tebasan tersebut langsung menghantam hendrik sampai menembus tubuhnya. Setelah itu cahaya merah tersebut mulai hancur menjadi butiran kecil seperti hujan yang membuat mereka semua yang ada disanapun hanya bisa diam terpaku tanpa suara.

"Kenapa. Kenapa aku tidak merasakan sakit, sebaliknya rasanya sangat hangat. Bahkan luka lebam diperutku sekarang menghilang." Ujar hendrik sedikit bingung.

Sedangkan untuk semua yang berada didalam ruangan itu. Mereka semua telihat tersenyum lalu mengucap syukur. "Ini adalah berkah dari dewa. Rasanya hangat sekali tak ada aura kebencian dari hujan berwarna merah ini." Ujar mereka semua.

"Wahai yang maha kuasa, selamatkanlah nona selena kumohon kembalikanlah dia kepada kapten sae." Bisik nadia memanjatkan permohonanya.

Sae yang mendengar ucapan itupun sangat terkejut. Namun ia tetap diam tak bersuara.

"Nadia kenapa, kau berdoa seperti itu.?" Bisik sae dalam hati.

Kembali pada clawdia yang terlihat segera menyarungkan pedangnya. Ia hanya tersenyum kecil lalu pergi meninggalkan arena sparing disana.

"Kuharap kau tidak mengecewakanku kapten hendrik." Ujarnya terus berlalu.

Kemudian suasana kembali pecah, suara tepuk tangan dan ucap syukur mereka disana memenuhi tempat tersebut.

"Hidup semua kapten kita. Hidup amplifire." Teriak mereka serentak.

"Ya memang begitulah dirimu. Adiku yang manis clawdia." Ujar carolina menatap kakek botak disebelahnya.

"Hump cucuku memang hebat." Sambung kakek sangat terharu.

Terlihat kapten hendrik pun segera memberi salam hormat lalu juga melangkah pergi kembali kekursinya. Di iringi sorak penonton disana. " kapten hendrik. Kapten hendrik. Kaulah yang terkuat.".

"Aku tidak pernah menyangka bahwa mereka sangatlah kuat. Aku menyukainya." Ujar kapten rob kepada core.

"Ya kau benar kapten rob. Mereka mungkin 100, tidak Lebih tepatnya 1000 kali lebih kuat dari kita semua..

"Ya aku setuju dengan mu kapten core." Sambung veronica...

Dengan demikian pertandingan antar kapten dironde ini pun dinyatakan berakhir dengan keunggulan kapten clawdia. Untuk itu dengan cepat melisapun segera memangil peserta berikutnya..

"Baiklah sekarang kita sambut wakil kapten zax dan lawan bertandingnya adalah wakil kapten nadia. Untuk nama tersebut dimohon segera kearena sparing." Tegas melisa diiringi tepuk tangan dari penonton.

"Eh. . Apa apa'an ini, kapten sae kau dengarkan nona itu memanggil namaku. Sekarang apa yang harus aku lakukan kapten." Teriak nadia sangat ketakutan.

"Ah lakukan sesukamu." Jawab sae dengan santai.

"Bukan itu maksudku kapten, bahkan aku tidak tau sedikitpun cara bertarung. Dasar kapten bodoh." Sambung nadia melayangkan tamparan mautnya kemuka sae. Yang membuat sae teringat kepada wakilnya terdahulu.

"Naomi." Ujar sae dalam hati.

Disisi lain zax telah berada ditengah arena sparing ia terlihat sangat percaya diri menunggu lawan bertandingnya. Zax sediri adalah seorang pemuda tampan berumur 20 tahun berkulit putih, berambut pirang pendek berantakan ia sediri adalah wakil dari kapten veronica.

"Hump lama sekali." Ujar zax dengan pedang ditangan kananya.

Nadia sangat takut langkahnya terlihat gemetar.. badanya menggigil. Ia berusaha terus kuat perlahan menuju arena sparing..

"Dasar kapten bodoh.. dia benar benar tidak peduli denganku." Bisiknya dalam hati.

Beberapa saat kemudian mereka berdua telah saling berhadapan, dimana nadia terlihat tidak membawa senjata apapun.

"Baiklah saatnya ronde ketiga kita mulai." Teriak melisa disusul bunyi lonceng disana. Kemudian kembali terdengsr suara riuh semua penonton.

Disisi lain carolina segera berdiri menghampiri sae yang tak jauh duduk disampingnya.

"Apa kau yakin akan melepaskanya sae?" Tanya carolina kepada sae dengan nada lembut.

"Memangnya apa yang bisa kulakukan padanya. Carolina?" Jawab sae dengan dingin.

"Lantas bagaimana jika dia terluka. Bahkan kalian baru semalam bertemu tentu kau sama sekali belum mengajarkan apapun padanya, kau tau dia adalah gadis yang bertanggung jawab, aku yang menyuruhnya untuk membawamu kemari. Dan dia berhasil membawamu kesinikan walapun aku tau itu tidak mudah. Bahkan bagi kami." Sambung carolina..

"Ya akupun terpaksa menurutinya karena dia terus merengek itu membuatku semakin muak." Tegas sae melirik kearah carolina.

"Hump. Aku tau dirimu sae, aku tau kau berbohong, bukan itu jawaban yang sebenarnya kan sae." Ujar carolina tersenyum kecil. Kemudian ia segera kembali ketempat duduknya.

"Kami percaya pada kalian berdua." Sambung carolina...

"Terserah apa kata kalian." Jawab sae dengan tatapan dingin.

"Kau memang bodoh sae." Cibir clawdia lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut. Melihat semua itu dengan segera loxazpun bergegas mengikuti clawdia dibelakangnya.. hingga clawdia terlihat memasuki ruang kosong disana. Loxaz hanya berdiri didepan pintu yang terkunci diruangan tersebut. Kemudian ia mulai mendengar suara tangisan clawdia.

"Dasar sae bodoh. Kenapa kau tak juga sadar, andai waktu itu aku tidak memaksa ikut pergi menjalankan misi dari kakek, mungkin kau takan menjadi seperti ini. Kakaku sae." Bisiknya dengan terus meneteskan air mata.

"Aku merindukanmu yang dulu kakak, bahkan setelah aku menghujani dengan api kehidupanku diarena sparing barusan. Dengan sangat jelas kau tak merespon sama sekali. Disaat yang lain merasa sangat bersyukur namun tatapanmu masih saja dingin. Kembalilah kakak. Ini karena ulahnya venom sibrengsek itu. Aku berjanji bahwa akulah yang akan menghabisinya sampai menjadi abu. Aku tau dia masih hidup." Bisik clawdia dengan haru..

Ketika mendengar semua itu lantas loxazpun segera melangkah pergi lalu kembali kearena sparing.. "Kapten sae, andai kau tau perasaan kami semua, kau tau clawdia adalah adik yang sangat peduli padamu." Bisik loxaz dalam hati.

Kembali diarena sparing dimana zax tanpa basa basi segera mengayunkan pedangnya kearah nadia dengan sangat gesit. Slez!! Namu nadia sendiri hanya berlari tak tentu arah. Karena memang saat ini ia tak sedikitpun memiliki keterampilan apapun selain bersih bersih halaman bangsal no 2.

"Uwah. Kapten selamatkan aku." Teriak nadia terus berlari menghindari serangan zax.

"Oi. Nona muda kau ini hanya membuatku semakin pusing saja." Teriak zax sangat kebingungan.

"Kapten besar. Bisakah ini disebut dengan pertandingan." Sambung zax kepada kakek. Namun kakek hanya tersenyum kecil

Terlihat carolina terus menatap sae dengan berharap ia bisa tersenyum kembali dengan melihat pertandingan tersebut.

"Kapten selamatkan aku. Tolong!!" Teriak nadia masih terus berlari. Padahal zax sendiri saat ini tengah duduk dan tidak melakukan apa apa.

"Sekarang aku harus bagaimana kapten veronica." Gumam zax dalam hati. Terlihat veronicapun hanya tertawa menyaksikan pertandingan tersebut.


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C7
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen