Keesokan harinya, dimana semua petinggi telah berkumpul disatu aula besar disana. Dimana tepat ditengah tengah ruangan tersebut terdapat arena besar yang luas untuk bertarung. "Sparing."
Terpampang tulisan besar disana bertuliskan "Anti virus."
Tepat pukul 7:00 waktu setempat dimana semua kapten telah berkumpul dengan didampingi wakilnya masing masing serta membawa semua squadnya.
Diantaranya terlihat kakek tua botak tengah duduk tenang ditempatnya. Kemudian veronica dengan wakilnya disusul rob dan hendrik serta core juga didampingi wakil mereka masing masing.
Lalu terdengar suara seorang wanita pembawa acara yang ingin segera memulai pertandingan tersebut namun dihentikan oleh kakek tua disana.
"Melisa tunggu masih ada beberapa kapten yang belum hadir, tunggulah sebentar lagi." Ujar kakek dengan lembut.
Ucapan tersebut membuat semua peserta disana merasa heran. Bukankan semua squad telah lengkap hadir disini saat ini.. bisik mereka bertanya tanya.
"Kakek lantas siapa lagi yang harus kita tunggu, bukankah semua kapten telah hadir disini?" Ujar veronica dengan tegas..
"Ya kau tidak salah veronica, namum seperti yang kita lihat bersama bukankah kursi No 1, 2, 7 dan 8 masih belum terisi oleh pemiliknya.." jawab kakek dengan lembut..
"Tapi bukanya kursi tersebut memang telah kosong sejak dahulukan kakek, bukankah itu yang anda katakan dari dulu." Sambung veronica di iringi pertanyaan kapten lainya.
"Hump aku sih tidak peduli siapa pemiliknya jika aku bisa menjadi lawan sparingnya, aku pasti akan membuktikan bahwa aku layak menyandang gelar kaptenku ini hahaha." Bisik hendrik ditempat duduknya..
"Ya kau yang terkuat kapten" ujar wakilnya menyemangati hendrik.. terlihat hendrik tersenyum kecil.
"Beberapa hari yang lalu mereka telah kembali dari misi rahasia. Maaf aku tak sempat memperkenalkanya kepada kalian hari itu.. Mungkin inilah saat yang tepat untuk memperkenalkan mereka semua kepada kalian." Sambung kakek kepada veronica.
"Baiklah kami mengerti kakek." Ujar veronica lalu mereka semua mulai merasakan aura asing yang perlahan mendekat dan masuk kedalam aula sparing disana.. Yang membuat mereka semua melihat kearah yang sama yaitu gerbang masuk aula tersebut.
Tak lama kemudian terlihatlah sosok wanita dengan ramput panjang terurai berwarna peraknya berjalan santai menuju kursi No 1,
Suasana disana menjadi hening, sunyi senyap, mata mereka tertuju pada sosok tersebut.
"Hump.. Kenapa sepi sekali, ini wajar sih aku sekarang adalah orang asing bagi mereka semua." Ujar carolina melambaikan tanganya dan tersenyum kecil. Dan disaat itu juga suasana disana seketika pecah sorak ramai tepuk tangan mengiringi carolina menuju kursinya..
"Eh meriah sekali sekarang." Bisiknya terus tersenyum kecil.
Kemudian disusul oleh kehadiran clawdia ia juga berjalan santai segera menuju kekursinya no 7. Diiringi sorak ramai disana..
"Wah meriah sekali rupanya ya hehe" ujar clawdia juga tersenyum kecil.
Begitu juga dengan loxaz kehadiranya juga diiring sorak ramai tepuk tangan saat ia menuju kursinya no 8.
"Terimakasih banyak semuanya." Ujarnya tersenyum ramah..
Setelah beberapa menit berlalu dikursi no 2 tak kunjung datang penghuninya hingga kakek botak geleng geleng kepala.
"Carolina apa kau tidak memberi tau sae bahwa pagi ini kita semua harus berkumpul disini?" Ujar kakek..
"Jujur saja kakek, sebelum kemari aku sempat mengajaknya . Tapi dia menolak mentah mentah ajakanku, ia malah langsung melanjutkan tidurnya, sedangkan nadia tengah sibuk membereskan dan bersih bersih halaman ruanganya." Sambung carolina..
"Sudah kuduga anak itu benar benar bodoh." Tegas kakek terlihat geram. Namun belum selesai bicara terdengar suara berisik menuju aula tersebut. Dimana nadia tengah menyeret paksa sae menuju kekursinya.
"Ayo kapten cepatlah, aku tidak ingin dihukum oleh kakek botak itu karena ulah mu, cepat jangan jadi pemalas kapten." Gumam nadia terus menyeret sae menuju kekursinya.
Suasana kembali hening semua menatap sinis sae.. Mengingat kejadian satahun yang lalu dimana sae menghancurkan sebagian besar markas besar amplifire.
"Cih kenapa dia ada disini siterkutuk itu." Ujar salah seorang disana..
"Oi gadis bodoh lepaskan tanganmu." Tegas sae lalu berjalan lesu menuju kekursinya didampingi nadia tepat disampingnya.
Nadiapun merasa sangat lega karena ia berhasil membawa sae ditempat pertemuan ini.
"Kenapa anda begitu lesu kapten, tak bisakah anda bersemangat sedikit seperti yang lainya?" Bisik nadia kepada sae..
Namun sae tak membalas pertanyaan tersebut dia hanya menatap sayu orang orang disana. "Sungguh tidak berguna." Bisik sae.
Dengan segera kakek pun berdiri lalu memberi kata sambutanya.
"Baiklah tanpa banyak kata kata dariku. Karena semua kapten telah berkumpul disini, saatnya kita mulai pertandingan latihan antara kapten beserta wakilnya.. dimana mereka yang memiliki kekuatan dan keahlian lebih makan dia akan menjadi kapten baru untuk menduduki bangsal no 9.." Tegas kakek dengan lantang. Namun perlu di ingat bahwa ini hanyalah seleksi latihan, kalian tak harus melukai sesama kapten maupun wakilnya.. Aku beserta carolina yang akan menjadi jurinya." Sambungnya
Setelah itu melisapun segera memanggil nama nama wakil kapten untuk saling menguji keahlian mereka. Yang pertama adalah gege wakil dari kapten core melawan ivon wakil dari kapten hendrik.
"Untuk nama tersebut dipersilakan segera memasuki arena sparing." Tegas melisa mempersilakan.
Disisi lain gege dan ivon sangat terkejut serta sedikit gugup.
"Eh aku. Aku kenapa aku kapten??" Teriak ivon kebingungan menatap kapten hendrik.
"Dasar bodoh. Cepat lakukan tugasmu kerahkan seluruh kemampuanmu, dan ingat jangan mengecewakanku ivon." Tegas hendrik melempar ivon ketengan arena sparing.. Hal itu membuat ivon berteriak keras kapten sialan...
Disisi lain berbeda dengan ivon, gege walaupun ia terlihat gugup namun ia sendiri berusaha tetap tenang, Karena ia paham betul bahwa ini hanya latihan untuknya. Terlebih ia sendiri pernah melihat langsung kengerian amarah dari kapten sae setahun yang lalu. Untuk itu ia berusaha tetap tenang.
"Semangat gege, lakukan yang terbaik untuk dirimu sendiri." Ujar kapten core dengan lembut.
"Siap kapten, aku akan berusaha sebaik mungkin." Jawabnya sembari berjalan menuju arena sparing..
Di iringi sorak ramai penonton disana yang membuat aula tersebut semakin meriah.
Dengan segera kakek tua memberi isyarat kepada melisa untuk segera memulai pertandinganya.
Melisapun langsung memberi aba aba kepada kandidat yang telah bersiap ditengah tengah arena sparing disana.
"Wakil kapten gege dan wakil kapten ivon. Bersiap mulai." Tegas melisa membunyikan loncengnya.
Sedangkan para kapten dengan serius memperhatikan mereka dari tempat duduknya masing masing.
"Gege tunggu sebentar aku harus membersikan kacamataku dulu, aku tidak bisa melihat dengan jelas karena banyak debu yang menempel.." Ujar ivon segera membersikan kacamatanya..
Namun terlihat gege telah bersiap dengan kuda kudanya. Dengan cepat melesat menyerang ivon.
"Merpati hitam.!! Huaaa!!" Teriak gege menghantamkan pukulanya kearah ivon yang menyebabkan lantai ditengah arena hancur dan berlubang..
"Ehhh.!!! Gege bukankah aku sudah katakan padamu, aku sedang membersikan kacamata ku." Ujar ivon sembari menangkis pukulan tersebut dengan tangan kananya.
"Hump sudah kuduga selama ini kau hanya pura pura lemah dengan bersembunyi dibalik kacamata culunmu itu ivon." Ujar gege terus menyerang dengan tendanganya.. Slezz!!
"Ehh. . Apa yang kau katakan gege, percayalah aku tidak sekuat itu." Jawab ivon dengan terus membalas serangan tersebut..
Disisi lain. Carolina memperhatikan mereka dan tersenyum kecil. "Sepertinya tahun ini banyak anak anak yang menarik." Ujarnya terus menyaksikan pertandingan tersebut.
Mereka berdua masih terus saling serang dengan kekuatan masing masing, hal itu membuat nadia sangat cemas..
"Kapten bagaimana ini, aku sangat takut jika setelah ini adalah giliranku. Sedangkan kau belum mengajarkan apapun mengenai teknik bertarung kepadaku." Bisik nadia kepada sae.
"Aku tidak peduli dengan mu." Jawab sae lalu memejamkan matanya sekilas ia mengingat wajah mereka berenam wakilnya dulu. Naomi dan kalian semua.
Kembali diarena sparing dimana ivon mulai serius untuk menunjukan bahwa dirinya juga layak menyandang gelar sebagai wakilnya.
Diatas udara ivon terlihat mengayunkan kaki kananya bersiap menyerang.
"Gege bersiaplah. Ini akan sedikit sakit.!! Meteor strike!!" Teriak ivon melesat menghantamkan tendangan kearah gege yang tepat berada dibawahnya..
Melihat serangan tersebut gege tak tinggal diam ia juga bersiap dengan pertahananya.
"Kemarilah ivon.. Lingkaran landak!!" Tegas gege di iringi duri duri landak yang muncul melindungi dirinya.. Bam!! Suara keras hantaman kekuatan meraka berdua yang membuat ruangan disana bergetar..
"Cih tak kusangka kau begitu kuat gege." Ujar ivon terus menendang duri duri itu.
Didalam lindungan duri landak miliknya gege terus fokus dengan serangan tersebut.
"Sial api ini panas sekali." Bisik gege segera mundur kebelakang lalu menghilangkan tameng durinya.
"Baiklah ivon, Karena kapten core tengah melihatku, maka aku tak boleh mengecewakanya bukan. Sekarang aku juga harus serius. Bersiaplah ivon dan jangan dendam kepadaku okey.!!" Ujar gege kembali mengepalkan tinjunya.
"Gagak hitam yang buta!!" Bisik gege dengan mengeluarkan aura kekuatanya lantai disana mulai bergetar, batuan kecil perlahan ikut terangkat melayang disekitarnya..
Ivon yang melihat gege mulai seriuspun terlihat tersenyum kecil lalu merapikan kembali kacamatanya.
"Ya kau benar gege tidak akan ada dusta dan dendam diatara kita. Api membara menyalalah." Bisik ivon dengan api mulai membakar dikedua tanganya, Ia terus memusatkan kekuatan tersebut dikedua lenganya hingga membuat retak seluruh lantai sparing disana.
Dengan sangat cepat mereka berdua langsung saling menghantamkan pukulan terkuat masing masing. Bam!! Suara keras kembali terdengar di susul ledakan besar disana yang membuat batu pecahan lantai berserakan serta debu tebal membumbung tinggi menutupi mereka berdua.
Huaaaa!! Suara sorak ramai penonton disana.
Sedangkan para kapten hanya bisa manatap sayu kearah mereka berdua yang telah terkapar dilantai sparing.
"Hum. Dasar ivon bodoh." Ujar hendrik.
"Gege bertahanlah." Bisik core
Disisi lain Carolina clawdia dan loxaz hanya tersenyum kecil. "Mereka berdua kuat." Ujarnya.
Lalu dengan segera kakek pun langsung memberi kode bahwa pertandingan telah berakhir seri. Dengan segera melisapun mengahiri pertandingan ronde pertama yang berakhir seri diakhiri dengan bunyi lonceng yang bergema disana.
" Pertandingan ronde pertama usai, yang berakhir seri." Tegas melisa segera memangil tim medis untuk merawat luka mereka berdua.
Sedangkan dalam perjalanan menuju ruang medis. Mereka berdua gege dan ivon terlihat tertawa bersama diatas tanduh yang bersebelahan.
"Haha kita memang bodoh." Ujar mereka berdua sembari terus berpegangan tangan.
Hal itu membuat tim medispun sangat kagum kepada mereka berdua. "Kalian berdua memang harapan negeri ini. Ya karena kita semua adalah saudara. Kami bangga padamu nona ivon nona gege..