App herunterladen
0.66% Dosen Tampan itu Suamiku / Chapter 2: 2

Kapitel 2: 2

"baiklah untuk hari ini kita cukupkan sampai di sini saja, selamat siang semuanya." Ujar ibu Suri menyelesaikan kelas dan keluar ruangan.

"aaahhh.. akhirnya selesai juga" ujar ku sambil meregangkan otot-otot badan ku yang ku rasa sudah kaku karenanya. Yasmin hanya tertawa cekikikan melihat tingkah ku, sepertinya hanya Yasmin seorang yang menikmati pelajaran dengan beliau pikirku sambil menggeleng ngeri.

setelah berkemas aku pun berdiri dari kursi ku dan bersiap ingin pulang. Oh iya aku lupa aku tadi pagi berangkat dengan yasmin batin ku dalam hati sambil memukul pelan kepala ku berkali-kali bodohnya aku bisa sampai lupa. Aku pun kembali menghampiri Yasmin dan mengajak nya pulang.

"ayo Jes" ajak ku kepada Yasmin yang masih sibuk dengan ponsel nya.

"temani aku dulu ya ke time square aku perlu membeli beberapa persiapan untuk aku manggung di himpunan besok" rengek Yasmin kepada ku.

"kau perlu memohon dulu dengan tuan mu ini" goda ku sambil menyilangkan kedua tangan dengan gaya angkuh.

"f*ck you!" balas Yasmin menunjukkan jari tengah nya yang membuat ku terkekeh.

kami pun keluar kelas dan menuruni tangga sesampainya di koridor ternyata ramai sekali aku sangat malas melewati kerumunan orang seperti ini ingin rasa nya aku berputar dan mencari jalan lain.

"hay girls!" tiba –tiba sapa seorang pria yang berdiri dari duduknya.

"hayy Austin!" balas Yasmin dan memeluk pria itu sebagai tanda sapaan, kemudian lelaki itu menoleh ke arah ku dan menyapa ku seolah ingin memelukku juga. Dengan senyuman aku menolak di peluknya. yah, lelaki itu namanya Austin pria yang pernah menembak ku waktu semester satu. Seharusnya aku tidak boleh bersikap begini mungkin saja perasaan nya padaku telah hilang tapi jujur saja aku masih tidak nyaman dan Austin pun memakluminya.m

"where are you going?" tanya Austin dengan penasaran.

"kami akan ke times square ada beberapa barang yang ingin kami beli untuk persiapan acara himpunan besok" ujar yasmin menjawab pertanyaan Austin.

"mau aku antar " tanya Austin menawarkan bantuan.

"ahh sebenarnya aku juga ingin kesana ada beberapa barang yang ingin aku beli juga" ujar Austin lagi meyakinkan.

Yasmin mencolek pinggang ku sebagai isyarat agar aku mengiyakan tawaran Austin. Sebenarnya Austin pria yang baik hati dan dia juga bisa di kategorikan pria tampan dengan badan L-Men nya karena hobby berolahraga dan bermain basket bahkan banyak wanita yang mengidamkan menjadi kekasihnya. Tetapi aku belum bisa menerima perasaan nya waktu itu dan sekarang pun masih sama.

But, apa boleh buat aku harus mengiyakan tawaran nya karena dari tadi Yasmin terus-terusan melototi ku seakan biji mata nya bisa keluar dari cangkang nya.

"baiklah kalau begitu" ucap ku kepada Austin dan dia tersenyum sumringah menunjukkan gigi nya yang putih dan rapi.

"okey, tunggu aku di depan aku akan mengambil mobil" balas Austin sambil mengeluarkan kunci mobilnya dari dalam saku dan berlalu pergi meninggalkan kami berdua.

"kau mau sampai kapan seperti ini? sepertinya dia masih menyukai mu dan dia juga tulus" tanya Yasmin dengan nada yang seperti orang mulai marah.

"okey i know, jika ini semua kau lakukan karena Bryan bukan berarti kau harus menjalani hidup mu seperti ini! Aku yakin Bryan juga menginginkan kau bahagia dan menjalani hidup mu!" bentak Yasmin membuat ku tersentak.

Mata ku mulai berkaca-kaca mendengar fakta yang sedang di ucapkan yasmin, tapi aku masih tidak bisa menerima bahwa kakak laki-laki ku meninggal karena menyelamatkan hidup ku. Kejadian 5 tahun silam masih menghantui ku dan aku merasa seperti tidak tahu diri jika aku disini bahagia dan menjalani hidup ku. Aku merasa aku harus menyelesaikan semua mimpi kakak ku yang tidak bisa dia selesaikan. Itulah alasan kenapa aku tidak pernah berpacaran sampai saat ini.

"Ra, aku tidak bermaksud...."

"i know Jes, Nope"

Tin.....tinn....

Terdengar klakson dari dalam mobil sport itu, dia Austin.

"nah itu Austin, masuklah kesana aku akan mengambil mobil ku di parkiran kita berjumpa di times square" ujar yasmin sedikit mendorong ku dan pergi ke parkiran.

"sial!" gerutuk ku sambil menyeka air mata. Apa yang sedang di pikirkan wanita itu aku pikir kita akan bertiga ternyata dia menyuruhku berdua di dalam satu mobil dengan Austin? Apa yang akan aku bicarakan nanti akan terasa aneh suasananya pasti.

"raaa" panggil Austin sambil membukakan pintu untuk ku. Dengan kikuk aku pun masuk kedalam mobil austin.

Selama perjalanan aku hanya menoleh ke kanan dan ke kiri melihat toko-toko yang kami lewati sepanjang jalan.

"kau sudah makan?" tanya Austin memecah keheningan.

"sudah " jawab ku singkat. Austin menoleh ke arah ku dan tersenyum

"kau belum banyak berubah ternyata"

"maksud nya?" tanya ku kebingungan. Dia tersenyum dan dengan raut wajah seolah menunjuk ke reaksi tangan ku yang sedari tadi memencet-mencet ibu jari bertanda aku sedang gerogi,takut, atau pun cemas.

"ahh maaf" ujar ku membetulkan tangan ku. Dia tertawa kecil melihat tingkah ku

"imut nya"

"apa?" tanya ku karena tidak mendengar dengan jelas apa yang baru saja dia ucapkan

"ahh tidak ada" jawab nya kemudian mengalihkan pembicaraan.

Akhirnya kami sampai di time square tepatnya di toko pakaian karena Yasmin bilang dia menunggu kami di sini.

"selamat sore silahkan masuk ada yang bisa kami bantu?" ujar pelayan tersebut.

"kami ingin mencari gaun pesta " jawab Austin cepat yang membuat aku menoleh heran ke arahnya.

"baiklah tuan gaun pesta ada di sebelah sana" tunjuk pelayan itu sambil mengarahkan kami kesana.

Drrrtttt...

Aku meraih ponsel di saku ku yang bergetar, ternyata ada pesan dari Yasmin

messag

"aku sudah mendapatkan apa yang aku cari, sekarang aku di jalan pulang.

Kalian bersenang-senang lah manfaat kan waktu dengan baik !^_^"

"sial! lagi-lagi dia menjebak ku" ujar ku dengan geram.

Aku tau Yasmin berusaha membuat ku bahagia dia tidak ingin aku terus-terusan larut dalam trauma ini oleh karena itu dia berusaha keras menjodohkan ku dengan Austin padahal dia sendiri sampai saat ini masih jomblo entahlah aku bingung dengan jalan fikiran anak itu.

"Raa coba gaun ini" ujar Austin sambil menyodorkan gaun hitam panjang pilihan nya itu.

"aku?" tanya ku heran

"ahh.. aku ingin memberi hadiah adik sepupu ku di L.A, postur tubuhnya mirip dengan mu bisakah kau membantu ku?" tanya Austin dengan lembut

Mana mungkin aku menolak orang yang sedang meminta bantuan. Aku meraih gaun dari tangan Austin dan berlalu menuju ruang ganti.

"wahhh, gaun ini menjadi lebih cantik ketika kau pakai" gumam ku sambil memutar –mutar badan ku di depan kaca ruang ganti.

Gaun hitam panjang dengan kerlap-kerlip mewah di setiap inci bahan nya. Tapi punggung nya cukup terbuka apa aku tidak perlu memakai bra? Ini membuat ku sedikit tidak nyaman gumam ku dalam hati.

Aku keluar dari ruang ganti dan berjalan mendekati Austin

"bagaimana?" tanya ku pada Austin.

"you so beautiful" ujar Austin sambil menutup mulutnya. Aku hanya menunduk malu jujur aku tidak percaya diri tanpa sadar aku melakukan kebiasaan ku lagi berdiri sambil memencet-mencet ibu jari ku. Aku kembali keruang ganti setelah selesai aku keluar dan memberikan gaun itu ke pada Austin

" gaun nya indah aku yakin adik sepupu mu pasti akan menyukainya" ujar ku meyakinkan nya

"aku harap juga seperti itu" balas Austin sambil tersenyum dan pergi menuju kasir.

Setelah membayar nya di kasir kami pun keluar dari toko tersebut, austin membukaan pintu mobil nya untuk ku perlakuan nya begitu lembut aku rasa setiap wanita yang di kencani nya pasti akan tergila-gila dengan perlakuan nya ini.

Sesampai nya di rumah ku, dia kembali membukaan pintu mobilnya untuk ku

"thank you Austin" ucap ku dan berjalan meninggalkan nya

"Raaa" teriak Austin yang membuat ku menoleh ke arah nya

"ini ketinggalan" sambil menyerahkan papper bag coklat yang kurasa itu gaun hitam yang kami beli tadi

"bukankah ini untuk adik mu?" tanya ku dengan heran.

"maaf aku berbohong, jika tidak seperti itu kau pasti tidak akan mau"

"aku harap kau akan mengenakan nya di malam acara besok, aku jemput pukul 7 PM sampai jumpa" ujar Austin sambil melambaikan tangan dan kembali ke dalam mobilnya.

Aku masih terdiam dan heran dengan situasi ini anehnya aku tidak bisa menolak. Hahh... lagi-lagi aku menarik nafas dalam-dalam dan masuk ke dalam rumah.

Malam ini aku tidak ingin memikirkan apa pun, aku hanya ingin tidur dengan pulas di kamar ku. Semua hal yang perlu di siapkan besok mari kita fikirkan besok hahaha . Aku merebahkan diri di atas kasur ku yang nyaman dan mulai mendengkur.

AYO KITA SIMBIOSIS MUTUALISME, SALING MENGUNTUNGKAN SATU SAMA LAIN DENGAN LIKE N KOMEN YANG MEMBANGUN JUGA PERLU!

To be continue


next chapter
Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C2
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen