Pagi hari ini udara benar-benar terasa hangat dan aroma rerumputan masih dapat kita hirup, ia berhenti sejenak di tengah kerumunan orang yang berlalu lalang menuju halte bus, ia memejamkan mata sambil merengangkan kedua tangan nya ke sisi kiri dan kanan, menarik nafas panjang berkali-kali, menikmati setiap tarik kan nafas, hingga orang-orang di sekitar nya , hanya bisa terheran-heran dan tertawa menatap nya. Jeclyn membuka mata , senyuman nya merekah sangat lebar, cukup..cukup.. aku sudah menarik energy-energi positif di pagi hari ini, aku siap melalui hari ini dengan semangat ini.
Jeclyn melanjutkan perjalanan nya ke halte bus yang telah tampak beberapa meter di depan nya,dan bus pun sudah terpakir rapi di depan halte, semua orang berusaha menyerobot untuk menaiki bus yang menuju sekolah dan kantor. Aku terlambat...!!!!! Jeclyn berlari untuk mengejar bus yang sebentar lagi akan bergerak
" Tunggu...!!!!! " Teriak Jeclyn yang berlarian sambil melambai kearah bus, pintu bus terbuka kembali tepat saat tangan Jeclyn memengang besi penyangga bus. Dari jauh terdengar suara mobil melaju sangat kencang, mata Jeclyn mengarah kearah mobil yang hanya berjarak beberapa meter dari tempat nya berdiri, dasar.. pagi-pagi begini kenapa harus mengebut seperti itu, sangat berbahaya... sepagi ini tentu saja banyak orang yang berlalu lalang dan terburu-buru ketempat tujuan.
Kaki kiri Jeclyn menginjak pijakan bus, ia hendak menaiki bus tersebut, ia menatap kearah supir sambil tersenyum dan menundukan kepala kecil untuk menyapa supir yang sudah dari tadi menunggu nya, mata nya menatap sekilas kearah kaca depan supir tersebut dan menatap seseorang sedang berjalan sambil memegang ponsel dan ia teringat mobil yang tadi melintas dengan kencang. Dalam beberapa moment gerakan Jeclyn dari ia menatap mobil hingga menyapa supir hanya persekian detik, seperti kata pepatah tua.. dalam satu jentikan jari saja, pikiran kita sudah terbang ke beberapa tempat.
"Awas!!!" Teriak Jeclyn
Berlari ke arah Aeychan dan mendorong Aeychan. Naas mobil melaju dengan kecepatan tinggi... ,Jeclyn mendorong Aeychan. Aeychan terdorong oleh Jeclyn, namun tabrakan tidak dapat di elak kan, Aeychan tertumbur sedikit di bagian pinggang dan terjatuh di samping mobil, Jeclyn tidak sempat menyelematkan diri sendiri dan tetabrak mobil , ia sempat teseret beberapa meter hingga ia berhenti tepat di depan tiang listrik, darah mengalir segar dari kepala dan bibir Jeclyn
"Tolong!!! Tolong!!! " Teriak Aeychan yang histeris sambil memengang kepala Jeclyn. Aeychan berteriak sekeras mungkin, ia menatap orang-orang di sekitar nya yang hanya mengerumuni mereka.
" Tolong.. Panggilkan ambulance, aku mohon!!!!!" Jerit Aeychan, beberapa orang yang berada di sana langsung memanggil ambulance , namun enggan untuk menyentuh tubuh Jeclyn, Aeychan berada dalam keputus- asaan, ia menatap Jeclyn yang hanya terbaring berlumuran darah tanpa bersuara apapun, Aecyan meledak dalam tangis, air mata nya dan darah dari pelipis nya bertemu dan menyatu menjadi satu,mengalir melewati lekukan wajah nya,dan terjatuh mengikuti gravitasi bumi.
Suara ambulance berhenti di depan rumah sakit, pintu ambulance terbuka, semua perawat dan dokter jaga berlarian di koridor mendorong sebuah ranjang rumah sakit terbaring Jeclyn yang tak berdaya, teriakan histeris datang dari mama Jeclyn begitu melihat keadaan anak nya yang terdiam tanpa daya dengan darah segar mengalir di sekitar tubuh nya. Dokter terbaik di kerahkan oleh keluarga Jeclyn, dan berita ini pun sampai dengan cepat kepada Maurer dan Albert yang telah berdiri di koridor rumah sakit.
"Tolong,tolong jaga Jeclyn untuk ku.. Aku masih harus menemani Aeychan,jaga dia untuk ku" Kata Albert yang menampakan raut cemas dan gelisah sambil menepuk bahu Maurer. Kapan kau sadar Albert? Kau telah jatuh cinta dengan Jeclyn? Pikir Maurer
Beberapa jam berlalu,Jeclyn mulai membuka mata, pikiran nya tiba-tiba kembali memutarkan memory terakhir yang ia lihat sampai ia benar-benar kehilangan kesadaran, sontak ia meneriakan nama Aeychan beberapa kali di dalam rumah sakit, ia belum sadar sepenuh nya dengan keadaan nya yang memprihatin kan ,pengeseran bahu dan keretakan tulang pada pinggang,kepala di perban, kaki dan tangan nya lecet
"Kau sudah bangun?" Tanya Maurer
"Bagaimana Aeychan?" Berusaha berdiri
"Auw.. auw..pinggang ku sakit,aduh aduh, seperti nya memang parah" Memeriksa tubuh sendiri
"Kau tidak apa-apa? Kau tidak tau seberapa parah diri mu?"
"Wah...." Ia menatap tubuh nya sendiri, dan dengan bodoh nya kagum dengan hasil yang tertera di tubuh nya , ia tetap lebih mencemaskan Aeychan dari pada diri nya sendiri
",tapi antar kan aku ketempat Aeychan"
Maurer menatap kearah Jeclyn dengan tatapan dalam, tidak setuju dengan tindakan yang di lakukan Jeclyn, ia terluka parah,namun pikiran nya lebih memilih untuk memikirkan orang lain di bandingkan dengan diri nya sendiri, setelah perdebatan sengit yang mereka lakukan, akhirnya Maurer mengalah, dan memapah Jeclyn ke kursi roda dan membawa nya ketempat Aeychan
Mata Aeychan terasa perih dan Albert mengangkat dagu Aeychan dan mendekati nya, Aeychan menutup mata,di saat bersamaan Jeclyn mengintip dari kaca kecil yang ada di pintu. Deg.. Sa.. Sakit, lebih sakit dari pada luka ku. Albert dan Aeychan berciuman.. Bodoh.. Aku sudah tau mereka pasangan tetapi masih mengharap lebih.. Aku jatuh cinta pada Albert, tanpa sadar aku menangis,air mata ku jatuh dari mata. Aku membalikan badan dan memeluk Maurer
"Kau kenapa Jeclyn? Ada yang sakit.. Di mana yang sakit, yang mana?"
"Hati ku.. Hiks.." Maurer menghela nafas dan memeluk Jeclyn, Albert membuka ppppppintu
"Jeclyn? Ada yang sakit?" Memengang tangan Jeclyn yang memeluk Maurer
"Maurer bisa kah kau membawa ku pergi?" Melepaskan tangan Albert,Maurer mengendong Jeclyn,Deg...Jantung Albert terasa sakit melihat nya. Dan menarik tangan Jeclyn kembali..