Kapitel 45: KERINDUAN

"Aku tidak takut denganmu," balas Kiara menatap tajam Leo. Dirinya yang harusnya marah, di bawa ke antah berantah yang tidak tahu ada di mana sekarang.

Leo melempar gelas yang dipegangnya sehingga menimbulkan bunyi pecahan kaca yang sempat membuat Kiara menutup matanya sesaat.

"Kenapa kamu selalu melawanku?" tanyanya dengan wajah yang sudah mulai memerah.

"Aku tidak melawanmu. Aku berbicara fakta. Memang kenyataannya kamu menculikku," jawab Kiara ketus. "Menyebalkan!" Kiara bangun dari duduknya hendak pergi dari situ.

"Mau ke mana kamu?!" tanya Leo tegas, meraih tangan Kiara.

"Aku sudah tidak selera makan lagi. Kenapa kamu selalu mengajakku bertengkar?!"

Leo menarik napas panjang, mencoba menghilangkan segala amarah dari kepalanya. Dirinya benar-benar harus ekstra sabar menghadapi Kiara yang umurnya terpaut jauh dengan dirinya.

"Duduklah, kita makan. Nanti kamu sakit, tidak punya kekuatan untuk bertengkar denganku. Duduk." Pinta Leo. "Aku tidak akan bicara apa-apa lagi."