Musim dingin telah tiba. Orang-orang lebih memilih untuk lebih banyak beratifitas di dalam rumah daripada di luar rumah yang dingin dengan saljunya. Apalagi hari natal akan segera tiba, sehingga orang-orang lebih fokus untuk beribadah.
Milena Velba sedang sibuk di rumahnya untuk mempersiapkan hari natal. Dia sedang mendekorasi pohon natal di rumahnya beserta pernak-pernik natal lainnya.
Dengan mengenakan kostum Santa Klaus. Aku berjalan menghampiri Milena Velba.
"Selamat Natal dan Tahun Baru," kata sang Santa Klaus muda kepada Milena Velba.
Milena Velba terlibat begitu senang. "Aku senang akan kedatanganmu, Santa Klaus."
Tanpa pikir panjang. Aku segera memegang kedua gunung kembar Milena Velba yang begitu besar dan menonjol. Aku sudah tidak bisa menahan hasrat dan aku ingin segera bermain dengannya.
Milena Velba bersikap biasa saja ketika kedua tanganku meremas kedua gunung kembarnya yang begitu besar.
"Wow," kata Milena Velba yang terlihat kaget ketika aku meremas-remas gunung kembarnya.
Dari belakang, aku meremas-remas gunung kembarnya yang begitu besar sehingga membuat batang kejantananku semakin menegang. Tubuh Milena Velba sangatlah wangi dan aku menyukainya.
"Aku sudah tidak tahan lagi. Ayo, kita bermain, Milena."
"Silahkan saja. Asalkan kau puas."
Aku membuka celanaku dan kemudian melucuti celana dalam Milena Velba. Aku memasukkan batang kejantananku yang menegang ke dalam lubang kenikmatan Milena Velba.
Milena Velba memasrahkan dirinya ketika aku memasukkan batang kejantananku ke dalam lubang kenikmatannya.
Aku bergerak maju-mundur cantik sambil meremas-remas gunung kembar Milena Velba.
Walaupun lubang kenikmatan itu telah dijebol. Tapi setidaknya aku bisa menikmatinya. Aku sangat menikmati lubang milik Milena Velba.
Semakin aku keras dalam menikmati lubangnya. Semakin Milena Velba menghayati dan menikmati hubungan antara kami berdua.
Batang kejantananku akhirnya berhasil mengeluarkan cairan putih kental yang begitu banyaknya pada lubang kenikmatan Milena Velba.
Aku benar-benar merasakan kenikmatan dan rasa lega yang begitu besar ketika aku telah membasahi rahim Milena Velba dengan cairan cintaku.
"Kau cukup buas juga," kata Milena Velba.
"Selagi ada kesempatan. Aku benar-benar ingin dirimu."
Aku melepaskan batang kejantananku yang menancap pada lubang kenikmatannya. Aku meremas-remas gunung kembar Milena Velba.
"Bolehkah aku meminum air susumu. Kebetulana aku haus."
"Silahkan saja, minumlah susuku yang begitu segar, alami, dan murni," balas Milena Velba.
Aku segera menggigit gunung kembar Milena Velba. Aku lihat, dia mringis kesakitan menahan perih sekaligus menikmati betapa enaknya berhubungan dengan lelaki yng lebih muda.
Aku menggigit gunung kembar Milena Velba secara bergantian dan meminum air susunya. Air susu itu begitu segar dan membuat segala haus dan dahaga pada diriku telah hilang.
Setelah meminum air susunya. Aku segera mencium bibir Milena Velba dalam waktu cukup lama.
"Selamat natal, Milena Velba. Kau akan memberikan sebuah hadiah bagi dunia ini," kataku sambil memegang perutnya Milena Velba.