Kedua pakaian mereka sudah terlepas dari tubuh, Adnan mulai melakukan semua permainan dengan begitu lembut. Dia ingin memberikan kepuasan pada istrinya sebelum dia mengeluarkan apa yang dimilikinya.
Susana sudah mendukung apa yang mereka lakukan, Binar menggeliat setiap kali Adnan bermain dengan bagian keintimannya. Terkadang dia melenguh karena kenikmatan yang dirasakannya.
Ponsel Binar berdering dan tidak berhenti, itu membuat Adnan benar-benar kesal. Mengapa dia selalu terganggu di saat sedang ingin bermesraan bersama dengan wanita yang dicintainya itu.
"Mengapa selalu saja ada yang mengganggu!" tukas Adnan sembari menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur.
Sedangkan Binar terkekeh sembari mengambil ponsel yang berada di atas nakas. Dia melihat nomor yang tertera di layar ponsel, ada nama Annar.
"Halo, Sayang ..." ucap Binar setelah mengangkat teleponnya.
"Ibu ... kapan pulang?" tanya Annar dari seberang telepon.