Suara ketukan pintu kamar membuat Binar tersadar dari lamunannya. Dia berjalan ke arah pintu lalu membuka pintunya.
Dia melihat Paman Sang-Ook yang sudah berdiri dengan seorang pelayan. Sebuah mangkuk berisikan sup yang dipesan olehnya tadi di simpan di atas meja. Ditambah dengan obat yang sudah dipendamkan oleh Alan.
"Ini juga ada obat untuk, Tuan. Tadi Candra meminta saya untuk sekalian menyerahkannya pada, Nona." Ujar Paman Sang-Ook.
"Terima kasih, Paman." Binar berkata lalu berjalan menuju meja.
Paman Sang-Ook pun pergi setelah tidak ada lagi yang dibutuhkan darinya. Binar menutup rapat pintu kamar, dia kembali menunggui Adan yang masih belum terbangun.
Binar membawa nampan yang berisikan semangkuk sup dan obat. Dia meletakkannya di atas nakas lalu membangunkan Adnan.
"Sayang, bangunlah. Makan dan minum obatnya!" Binar berkata dengan lembut.
Adnan berusaha membuka kedua matanya, meski terasa berat. Tubuhnya masih terasa menggigil tetapi dia berusaha untuk terbangun.