Ketika mendapatkan panggilan dari April Liani, Livia yang sedang berpesta dengan teman-temannya pun dengan sigap langsung meluncur untuk menjemputnya. Dia belum sepenuhnya mabuk, tetepi kadar alkohol yang cukup banyak telah mengaduk-aduk adrenalinnya.
"Livia? Mau ke mana kamu?" tanya April Liani sambil memegang tangan sahabatnya yang akan beranjak dari kursi kemudi. Livia yang tersungut-sungut itu tidak sabar untuk melabrak Andi. Dia tidak terima jika Andi yang katanya kaya itu semena-mena dengan sahabatnya.
"Andi harus dikasih pelajaran! Biar tahu rasa."
"Jangan Liv, kumohon," tukas April Liani dengan air mata yang berderai. Melihat hal itu, hati Livia mendadak mencelos. April Liani sudah sangat terluka, dia tidak mau melihat sahabatnya itu lebih tersayat lagi hatinya. Livia mengurungkan niatnya lalu memeluk sahabatnya dengan erat. Tangis April Liani semakin pecah di pundaknya.