Pukul 02.00 dini hari, Anita kembali terbangun. Ia tidak dapat untuk tidur tenang, setelah kejadian dua hari kemarin itu mengingatkan cumbuan dengan dua pria tidak dikenalnya. Bahkan ia juga bersikeras untuk tidak terlalu banyak pikiran atas mimpi-mimpi yang terus menghantui itu. Ia takut jika mimpi itu adalah nyata, Andre hanya baik kepadanya namun disisi lain dia akan berbuat jahat seperti dua pria dari suruhan istrinya.
Ia pun beranjak dari tempat tidur, lalu menuju ke balkon. Mungkin cara agar hatinya tenang saat ini adalah duduk di sana sambil membuang rasa ketakutan itu. Meskipun Andre sudah beli ponsel terbaru masih ada saja pesan-pesan dari orang tidak dikenalnya. Ia juga ingin menonaktifkan sosial medianya, agar tidak ada yang sembarang mencari keberadaan dan menanyakan hal-hal negatif padanya.
Namun ia urungkan, jika ia nonaktifkan sosial media. Orang terdekat tidak bisa dihubungi, hmm... bisa saja menurut Anita. Namun belum waktunya, ia hanya butuh waktu mencari jalan keluar. Sampai kapan pun pria-pria mana pun pasti akan mengincar dirinya.
beberapa detik kemudian, samping kamar miliknya terdengar suara geseran kaca jendela, seseorang keluar dari sana. Anita menoleh sangat lama. Antoni berdiri sembari membawa minuman kaleng ditangannya. Lalu dia menoleh arah lain, di sanalah kedua mata mereka bertemu. Setelah itu Anita berpaling tempat lain.
Lama tidak ada kata keluar dari mulut mereka, Anita pun memutuskan kembali ke kamarnya. Anita dikagetkan oleh seseorang telah berdiri di ambang pintu sedari tadi. Tidak lama kemudian, Anita menutup jendela dan golden tersebut. Kembali untuk tidur, orang itu pun menghampiri tempat tidur di mana Anita bersiap memejamkan kedua matanya. Merasa spring bednya bergoyang, sebuah tangan melingkar di pinggang Anita.
Embusan napas yang ringan itu, mengundang hawa suhu Anita menggelinding geli. Anita berbalik arah karena merasa sangat tidak nyaman posisi sekarang.
"Ada apa? Kau merasa tidak nyaman?" tanyanya pada Anita. Anita mengangguk.
"Apa yang tidak nyaman buat dirimu? Semua akan baik-baik saja. Tidak ada yang menyakitimu, kau tidak perlu takut. Aku akan mengatasi semuanya. Ada Antoni menjagamu, dia tidak akan membiarkan dirimu seorang diri di sini ...," ucapnya. Orang yang mengajak Anita bicara adalah Andre.
Anita masih dalam membisu, hanya mendengar dan menyimak setiap bait terucap oleh Andre tadi.
"..., maaf seandainya aku tidak meninggalkanmu seorang diri dalam keadaan buruk. Jika saja kau tidak katakan nama Antoni saat cumbuan kemarin, mungkin kau tidak akan mengalami hal ini oleh istri pertamaku," lanjutnya lagi berbicara.
"Apa nanti ... kau ... kau akan meninggalkan aku? Jika aku ...." Anita memberanikan untuk bicara, ia ingin kepastian dari Andre jika dia tidak akan meninggalkannya.
Andre memainkan rambut Anita sembari berpikir, apalagi saat kejadian histeris pada Anita kemarin. Stella sempat mengancam dirinya, untuk berpisah dengan Anita atau orang tuanya akan mengetahui jika dia menikah dan punya simpanan. Jika itu sampai terjadi, bukan dirinya yang rugi, melainkan Anita sendiri. Tentu dia akan menjaga Anita sebagaimana pun meskipun dirinya sudah menjadi milik seutuhnya. Tetap saja Anita mempunyai keluarga, dia lakukan ini agar keluarga Anita tahu seberapa berharga mempunyai putri seperti dirinya walaupun tidak di anggap. Bagi Andre, Anita adalah wanita yang kuat.
"Tentu aku tidak akan meninggalkan mu, jika pun aku meninggalkan dirimu. Kau berhak untuk kembali pulang ke asalmu, aku tidak akan memaksa kau untuk tetap di sini. Aku lakukan ini sekadar abangmu dan keluarga tersayangmu sadar, bahwa kau itu ada, dan pantas untuk menjadi seorang wanita yang kuat," ucapnya kemudian, Anita kembali diam setelah apa yang diucap oleh Andre sendiri.
"Apa kau begitu mencintai istrimu sendiri?" tanya Anita lagi.
"Ya, aku mencintainya tetapi bukan cara menyakitimu. Aku juga mencintaimu meskipun caraku kasar," jawabnya tulus
"Jika kau sangat mencintai istrimu, kenapa kau tidak mau melepaskan aku? Bukankah kau sudah tahu bagaimana diriku sekarang? Aku bukan wanita baik di mata pria mana pun, aku sudah tidak perawan lagi setelah kau menyentuh aku. Kau pasti sudah merasakan saat permainan pertama kita? Ada benar juga yang dikatakan oleh istrimu. Aku ini pantas menjadi sosok jalang, dan pelacur. Kenapa aku bodoh menerima tawaran mu saat abangku terlilit hutang pada perusahaan mu, aku tidak akan pernah bisa hamil seberapa pun kau mengeluarkan itu ke dalam rahim ku, aku ini man---"
"Sstttt... tidak boleh katakan itu, kau pasti bisa hamil. Jika pun di rahim ini bukan darah daging ku, aku tetap akan pertanggungjawaban atas semua ku lakukan padamu," potong Andre berbicara, sembari mengecup bibir manis milik Anita.
Anita tidak dapat berkata-kata apa pun, ia telah prasangka buruk terdapat Andre selama ini. Akan tetapi ia tetap masih ragu, mungkin Andre berkata seperti ini agar dirinya tidak terlalu banyak pikiran. Ia juga berharap bisa hamil dari sperma milik Andre. Siapa yang tidak bahagia punya anak sendiri walau hubungan bersama Andre tidak disetujui oleh istri pertamanya.
Kembali ke asrama putra, Rian dan Leon masih membahas soal viral tadi. Sekarang mereka bukan di kamar, tetap di atas atap asrama sambil menikmati minuman bersoda.
"Elo yakin yang teman lo lihat itu adalah dia?" Rian bertanya untuk memastikan sekali lagi.
"Iya, benar. Dia lihat sendiri waktu mau berangkat ke kerja. Awalnya dia abaikan saja saat melihat dua pria itu sedang berdiri di depan kamar nomor 562. Dia mengira bawahan dari Pemilik poker Indo itu, ya sudah dia lewati saja, tetapi sedikit dari cela pintu terbuka itu, dia melihat seorang wanita tengah berdiri ketakutan sambil memakai baju longgar panjang," jawab Leo menjelaskan sedetail-detailnya.
Rian pun mengangguk paham penjelasan dari temannya ini. "Terus?"
"Terus, seorang wanita cantik itu keluar, barulah dua pria itu yang berdiri di depan masuk, beberapa menit terdengar suara teriakan di dalam. Ya, sudah pasti dong sedang apa di sana?" lanjutnya kemudian sambil mengisap rokoknya.
"Terus wanita cantik itu siapa?" Rian bertanya lagi. Hanya memastikan biar tidak salah kaprah.
"Kurang tahu, teman gua sudah kabur dari sana takut ketahuan kalau dia diam-diam menguping," jawabnya.
"Yang Elo sebut tadi, Poker Indo?"
"Iya, kenapa? Elo tahu?"
"Ha? Nggak cuma memastikan saja."
"Oh... ya udah balik yuk! dingin di sini," ujaranya kemudian.
Setelah pembahasan untuk cari tahu siapa cewek di viral video itu. Rian pun mulai penasaran dan ingin mengetahui lebih lanjut. Detektif pun beraksi.
Ketika kembali ke kamar, ponsel Rian bergetar, dibukanya sebuah pesan untuknya. Terdapat seulas senyum pada wajahnya. Rian pun kembali memasukan ponsel ke dalam jaketnya.