"Halo," Gu Xiaoxiao sangat gugup saat menjawab telepon dari Chu Yichen.
"Di mana?" tanya Chu Yichen tanpa basa-basi. Ini adalah pertama kalinya Gu Xiaoxiao berbicara dengan Chu Yichen di telepon. Suaranya yang rendah di telepon tidak terdengar sedingin saat sedang bertatap muka.
"Jadwal mengajarku baru saja selesai. Aku ingin kembali ke kampus dengan kereta bawah tanah," Gu Xiaoxiao menjawab dengan jujur. Ia tidak mengerti mengapa Chu Yichen mencarinya semalam ini.
"Aku di bawah, di gedung kantor. Kemarilah dan aku akan mengantarmu kembali."
Chu Yichen segera menutup telepon setelah menyampaikan kalimat pendeknya dan tidak memberi Gu Xiaoxiao kesempatan untuk menolak. Setelah melihat layar ponsel yang perlahan-lahan meredup, Gu Xiaoxiao mempertimbangkan tawarannya dan berlari kembali ke kantor. Area vila ini benar-benar tidak jauh dari kantor. Jika berjalan kaki, hanya membutuhkan waktu 20 menit.
Gu Xiaoxiao tersentak dan berhenti di depan gedung Grup Feng Yang. Sebuah BMW abu-abu perak sedang terparkir dan modelnya sangat biasa, sama sekali tidak mewah. Saat Gu Xiaoxiao menghampiri dan melihatnya, ternyata itu benar-benar adalah Chu Yichen. Gu Xiaoxiao pun segera membuka pintu untuk masuk, memasang sabuk pengamannya, dan duduk dengan ekspresi yang gugup. "Sebenarnya aku tidak ingin merepotkanmu. Kampusku tidak dekat dari sini dan kamu jadi melawan arah," bisik Gu Xiaoxiao sambil menundukkan kepalanya.
Chu Yichen mengabaikannya dan hanya menyalakan pengatur suhu mobil. Suhu di dalam mobil berangsur-angsur menghangat dan membuat Gu Xiaoxiao merasa lebih santai. Matanya diam-diam melirik pria di sampingnya dalam suasana yang agak canggung. Chu Yichen tidak berbicara dan Gu Xiaoxiao tidak dapat menemukan alasan untuk memulai perbincangan, sehingga ia hanya melihat lalu lintas di luar jendela. Temperatur yang tinggi di dalam mobil membuat jendela mobil berembun. Gu Xiaoxiao tanpa sadar menggunakan jari-jarinya untuk menulis dan menggambar di permukaan jendela itu. Namun, saat ia kembali tersadar, semua sudah terlambat. Chu Yichen melirik kata-kata yang ditulisnya di jendela mobil dengan senyum yang tak dapat dijelaskan.
"Bagaimana perasaanmu selama magang di Feng Yang?" tanya Chu Yichen.
"Yang aku rasakan?" Gu Xiaoxiao berpikir sejenak, lalu menjawab, "Grup Feng Yang adalah perusahaan terkemuka di dalam dan luar negeri. Kalau kamu bekerja di sekitar sini, seharusnya kamu juga pasti tahu."
"Ya, aku sangat mengetahui Feng Yang. Mungkin kita akan memiliki kesempatan untuk bekerja sama di masa depan," kata Chu Yichen sambil melirik Gu Xiaoxiao di sampingnya.
Tanpa diragukan lagi, dibandingkan dengan topi panda yang Gu Xiaoxiao kenakan di kampus B waktu itu, hari ini ia telah berubah menjadi seorang wanita muda. Ia mengenakan setelan one-piece abu-abu gelap yang sederhana dan cantik dengan dirangkap mantel panjang coklat muda. Penampilan ini Membuatnya terlihat cakap dan berpengalaman. Wajah putihnya yang mulus agak memerah karena suhu mobil yang menghangat.
Gu Xiaoxiao mengangguk dengan serius saat mendengar Chu Xiaoxi berkata bahwa Chu Yichen bekerja di perusahaan asing. Meskipun tidak jelas perusahaan yang mana, tapi pasti perusahaan itu bukan perusahaan sembarangan jika dapat bekerja sama dengan Feng Yang. Pria ini, seperti yang kuduga, adalah pria yang hebat sehebat penampilannya, gumam Gu Xiaoxiao dalam hatinya. Ia menghela napas, lalu teringat saat terakhir kali Chu Yichen muncul di Kampus B.
"Apakah kamu juga lulusan dari universitas kami?"
"Bukan," jawab Chu Yichen. Ia mengerti mengapa Gu Xiaoxiao bisa menanyakan hal ini sehingga ia pun menjelaskan, "Profesor yang mengajarku di luar negeri pulang ke Tiongkok dan dipekerjakan kembali oleh Universitas B. Aku sudah lama tidak bertemu dengannya, jadi aku pergi menemuinya saat aku kembali saat itu."
Setelah hening beberapa saat, Chu Yichen memanfaatkan jeda lampu merah dan menoleh untuk melihat Gu Xiaoxiao. "Kamu harus pulang-pergi dengan jarak sejauh ini setiap hari. Apa kamu tidak terpikir untuk pindah?"
Suasana di dalam mobil tiba-tiba membeku. Gu Xiaoxiao bergerak dengan gelisah tanpa sadar dan ia menebak bahwa sepertinya apartemen Chu Yichen juga berada tidak jauh dari sini.