Chapter 4: Pemikiran

Setelah bekerja selama dua bulan,aku tidak pernah mengalami kesulitan ditambah lagi mark yang bijak saat membuat dua ranjang yang dipisahkan dengan tirai membuat aku lebih leluasa di satu apartemen.Disisi lain aku terjerumus dalam hubungan asmara dengan george yang selalu menggangguku,ia adalah anak dari perusahaan IT itu sendiri dan ia lebih tua tiga tahun dariku.Meskipun aku menerimanya sebagai pacarku aku membuat peraturan peraturan aneh yang membuat kami akan tampak sebagai seorang sahabat,ia sangat mengganggu kehidupanku,aku selalu merasa lelaki tolol itu akan membuatku merasa janggal karena tatapannya kepadaku oleh sebab itu kuputuskan untuk menerimanya dan bahkan setelah itu aku selalu mengabaikannya.Kondisi ekonomi saat ini sungguh sangat baik bagiku,bahkan aku dapat membeli mobil yang tidak terlalu mahal dan tentunya kugunakan untuk bekerja,mengantarkan mark serta ke kampus.Walaupun aku bekerja namun tetap saja aku selalu mendapat nilai sempurna dan menjadi nomor satu dikelas,teman- temanku menyebutku dengan panggilan si jenius,melihat seperti berkuliah adalah hal yang membosankan maka aku bertekad untuk menyelesaikannya dalam jangka 3 tahun dan tentu tekadku tidak dapat diubah.Hal yang paling mengubah mindsetku tentang perkuliahan kemudian berubah ketika kami mulai merakit sebuah alat seperti cctv namun dalam ukuran sangat mini dan tipis,beberapa percobaan selalu gagal dan hal itu membuatku memaki pekerjaan kami yang membuatku bahkan sudah tiga hari berturut selalu izin dari tempatku bekerja.Sampai akhir dari bulan inilah aku menemukan titik temu mengutarakan inspirasi dan menjalankan inovasi,atas kegigihan kami maka terciptalah alat tersebut.Kami tidak langsung mempublikasikan alat tersebut melainkan menguji coba lagi dan setelah yakin maka kami meminta perlindungan UU disana,mempromosikan dan akhirnya mendapat hak paten yang kemudian membawaku pada ambang awan paling tinggi.Dari hal tersebut maka aku mulai sadar untuk tidak akan selalu menjadi pekerja tetapi bukan sekarang.