"Karena pengantin wanita tinggal di tempat berbeda, jadi kita bagi tugas."
"Oke. Aku ke rumah mbak Aura," ucap Dian dengan semangat. Ia berharap bisa diantar oleh Aldo ke rumah pengantin wanita. Walaupun tidak bisa menggodanya, setidaknya ia bisa dekat dengan Aldo selama ia berada di sana.
"Oke. Berarti aku ke rumah mbak Caroline. Tapi, ngomong-ngomong, kita belum tahu rumah mereka," kata Gita sedikit kebingungan. Di desa itu, sinyal ponsel sedikit sulit. Jika mengandalkan GPS, khawatirnya mereka tersesat.
"Biar Zen yang mengantar kalian ke sana." Damian datang sambil menggendong Fanie.
"Terima kasih, Pak Damian." Gita mengucapkan terima kasih dengan sopan. Ia tidak seperti Dian yang sama sekali tidak mencari tahu siapa saja anggota keluarga di rumah itu.
Damian pergi setelah berbicara kepada dua wanita itu. Dian sangat menyukai pria berwajah tampan. Setelah sebelumnya bertemu dengan Aldo, kini ia terpesona melihat Damian.
"Siapa dia, Git?"