Dengan emosi memuncak, Satya membuka pintu. Ia melarang yang lain ikut masuk. Khawatir mereka melihat tubuh Aura.
"Kevin! Aura!"
'Sudah datang.' Kevin tersenyum jahil. Di bilik sebelah, Aura mendengar namanya disebut. Namun, nama yang diucapkan bukanlah Neina, tapi Aura.
'Itu suara paman, tapi kenapa dia memanggil nama Aura?' Gadis itu merasakan sakit kepala mendengar nama itu. Nama yang terasa familiar. Namun, ia tidak mengingat siapa orang yang memiliki nama tersebut. Anehnya, ia merasa sang paman sedang memanggilnya.
"Aw …. Sakit!" pekik Aura.
Satya segera menghampiri suara gadis itu. Berbarengan dengan pamannya, Kevin juga berlari ke bilik di sebelahnya. Kevin segera membalikkan badan saat melihat Aura hanya memakai handuk yang tidak dililitkan sempurna.